Scroll untuk baca artikel
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
previous arrow
next arrow
Ekonomi

20 Emiten Saham Blue Chip Yang Bisa Dijajaki Investor

×

20 Emiten Saham Blue Chip Yang Bisa Dijajaki Investor

Sebarkan artikel ini

mediasumutku.com| MEDAN- Perusahaan seperti apa yang masuk kategori saham blue chip, para investor bisa menjadikan 20 emiten ini sebagai tolak ukur.

Kepala Kantor Bursa Efek Indonesia Wilayah Sumut, Pintor Nasution menyebutkan, 20 emiten yang paling banyak disebut sebagai emiten blue chip. Diantaranya, perusahaan sektor konstruksi Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI), perusahaan semen, Semen Indonesia Tbk (SMGR).

“Kemudian, sektor petambangan, yaitu Adaro Energy Tbk (ADRO), Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan Bumi Resource Tbk (BUMI), perusahaan logistik AKR Corporindo Tbk (AKRA), grup usaha otomotif Astra International Tbk (ASII),”katanya, Sabtu (3/10/2020).

Selain itu, sebutnya, sektor makanan, Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), sektor kimia, Barito Pasific Tbk (BRPT), sektor telekomunikasi, Telekomunikasi Indonesia Persero Tbk (TLKM), sektor alat berat United Tractors Tbk (UNTR), sektor rokok, Gudang Garam Tbk (GGRM) dan HM Sampoerna Tbk (HMSP).

Baca Juga:   Diterpa Isu Hoax Penutupan Pasar, Akhyar Tenangkan Warga dan Pedagang Tradisional Medan

“Sektor properti diwakili oleh Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), sektor media massa, Global Mediacom Tbk (BMTR),”sebutnya.

Yang paling banyak lanjutnya, adalah sektor perbankan, antara lain, Bank Central Asa Tbk (BBCA), Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), Bank Tabungan Negara Persero Tbk (BBTN), dan Bank Mandiri Persero Tbk (BMRI). Sebagian besar saham-saham ini ada di daftar saham LQ45.

Ketika hendak memilih saham-saham blue chip ini, pastikan investor juga memahami sektor usaha masing-masing. Investor juga perlu melihat kembali tujuan investasi saham. Belilah saham untuk tujuan investasi jangka panjang untuk meminimalkan risiko investasi.

“Semakin banyak jenis saham yang dipilih (prinsip diversifikasi) juga semakin baik, walaupun membutuhkan modal yang besar. Diversifikasi mampu mengurangi risiko investasi,”pungkasnya. (MS11)

Baca Juga:   3 Saham Utama AS Bukukan Rekor Tertinggi