Scroll untuk baca artikel
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
previous arrow
next arrow
HeadlinePeristiwa

500 Rumah Di Lima Desa Asahan Terdampak Banjir

×

500 Rumah Di Lima Desa Asahan Terdampak Banjir

Sebarkan artikel ini
mediasumutku.com | ASAHAN – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Asahan melaporkan sedikitnya ada 500 kepala keluarga (KK) di lima desa yang rumahnya terdampak dan tergenang banji akibat tingginya intensitas hujan di hulu mengakibatkan meluapnya sungai silau yang tidak tahan menampung debit air.
Kepala BPBD Asahan, Asrul Wahid melaporkan, ada lima desa yang terdampak akibat luapan air sungai tersebut. Diantaranya terletak di Kecamatan Tinggi Raja yakni, desa Tusan Tengah, Piasa Ulu, dan Tingi Raja, kemudian di Kecamatan Buntu Pane yakni desa Prapat Janji dan Desa Buntu Pane.
“Jika tadi malam tidak ada hujan, air akan surut siang ini. Sementara itu, ketinggian air bervariasi antara 30 hingga 80 cm,” ujarnya saat dihubungi wartawan, Rabu (2/12/2020).
Dampak dari banjir tersebut kata Asrul, lumpuhnya aktifitas masyarakat, sementara itu banyak ladang dan perkebunan warga rusak karena banjir. Tidak ada laporan korban jiwa dalam peristiwa tersebut, namun mayoritas warga memilih bertahan di dalam rumah mereka menunggu air surut.
“Kami melakukan imbauan kepaada warga yang terdampak banjir agar tetap siaga dan berkoordinasi dengan pihak terkait. Kita akan terus melakukan pemantauan berkala di lokasi yang terdampak. Sementara itu, Pemkab Asahan akan mendistribusikan sejumlah bantuan kepada korban di posko yang kita siapkan,” ujarnya.
Sementara itu, Parlindungan salah seorang warga desa Tinggi Raja mengharapkan, Pemkab Asahan untuk serius menangani persoalan banjir yang sudah pasti terjadi setiap tahun di desa mereka sebanyak dua atau empat kali.
Menurutnya, solusi yang paling masuk akal untuk menyelamatkan warga dari daerah yang rawan banjir adalah dengan melakukan pembentengan sungai dan melakukan pengerukan pada sungai yang telah dangkal.
“Bosan kami pak, setiap tahun ini sudah pasti terjadi. Kami harapkan pemerintah dan seluruh pihak terkait memberikan solusi mencegah terjadinya banjir ini datang,” harap dia.
Meski sama sekali tidak merasakan hujan lebat dengan durasi yang panjang, waga di  Desa yang menjadi langganan banjir ini setiap saat dirundung ketakukan bila debit air hujan yang datang menyusuri sungai semakin besar akibatnya tumpah dan menggenangi rumah-rumah warga. (MS10)
Baca Juga:   Waduk di Martubung Diserahkan Perum Perumnas ke Pemko Medan