Scroll untuk baca artikel
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
previous arrow
next arrow
HeadlineKesehatanNasional

Achmad Yurianto : Patuhi Aturan Pemerintah Untuk Memutus Mata Rantai Covid 19

×

Achmad Yurianto : Patuhi Aturan Pemerintah Untuk Memutus Mata Rantai Covid 19

Sebarkan artikel ini

Mediasumutku.com | Jakarta : Keluarnya imbauan Physical Distancing dan mengisolasi diri selama 14 hari di rumah terus disampaikan pemerintah kepada masyarakat untuk memutus rantai penyebaran virus corona atau COVID-19. Namun, hal penting lain yang perlu diwaspadai adalah sumber penularan COVID-19.

Ketua Aliansi Telemedia Indonesia Prof. dr. Purnawan, M.Ph., P.Hd mengatakan, setidaknya ada tiga sumber penularan COVID-19 yang perlu diwaspadai. Tiga sumber penularan COVID-19 tersebut sangat dekat dan sering dilakukan di lingkungan masyarakat, yakni barang-barang yang dikirim secara daring, uang tunai dan interaksi antara cucu dan kakek.

“Barang-barang yang kita terima secara online itu kan kita tidak tahu bagaimana prosesnya, bagaimana yang ngantar, ini harus kita lakukan sebagai benda terinfeksi,” kata Purnawan dalam dialog di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Jakarta, Minggu 29 Maret 2020.

Selanjutnya, sumber kedua penularan adalah uang tunai. karena uang dipegang oleh banyak orang, berpindah dari satu orang ke orang lainnya. Sehingga uang tunai bisa menjadi penularan COVID-19. Oleh karena itu itu perlu perlakuan khusus saat menggunakan uang tunai.

Baca Juga:   Harga Referensi CPO dan Biji Kakao Naik, BK CPO USD 166/MT dan Biji Kakao 5 Persen

“Uang ‘cash’ itu akan menular dari orang ke orang jadi itu harus ada caranya, kalau saya pegang pakai plastik dan saya taruh di tempat khusus di rumah,” tutur Purnawan.

Sumber penularan COVID-19 yang ketiga yakni interaksi antara kakek dan cucu. Menurutnya, ketika kakek atau nenek berinteraksi dengan cucu penularan riskan terjadi. Karena kakek termasuk kelompok berisiko yakni usia lanjut. Karenanya, untuk mencegah penularan, kakek atau nenek perlu menerapkan protokol kesehatan selama berinteraksi.

Juru Bicara Pemerintah untuk Percepatan Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto mengatakan, terjalinnya kerja sama yang baik antara pemerintah dengan masyarakat salah satu kunci agar Indonesia pulih dari wabah virus corona (Covid-19.

Menurut Yurianto, pemerintah meminta agar masyarakat mematuhi imbauan untuk tetap menjaga jarak di dalam berkomunikasi sosial, baik di luar maupun di dalam ruangan. Kemudian, anjuran untuk melaksanakan protokol kesehatan juga diharapkan dipatuhi dan dijalankan sebaik mungkin guna memutus rantai penyebaran virus corona penyebab covid-19.

Baca Juga:   Gubernur Edy Minta Berbagai Pihak Beri Dukungan dan Bantuan Kepada UMKM

Upayakan tetap berada di dalam rumah. Apabila terpaksa keluar rumah, maka jaga jarak, hindari kerumunan, kemudian gunakan masker, cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, hindari menyentuh wajah, kemudian praktikan betul etika saat batuk dan bersin,” kata Yurianto lewat akun Youtube BNPB, Senin (30/3/2020).

Yurianto berharap agar masyarakat dapat memahami betul proses penularan penyakit Covid-19. Salah satunya yakni, melalui percikan ludah atau droplet saat seseorang batuk dan bersin.

Menjaga jarak (physical distancing) sangat disarankan, sekurangnya 1 meter dengan orang lain. Sebab, droplet dapat terhirup masuk ke saluran napas orang yang sehat dan mengakibatkan terjadinya penularan.

Droplet atau percikan ludah dapat jatuh ke benda-benda sekitar yang sering disentuh secara bersama. Kemudian, secara tidak sadar, droplet tersebut disentuh orang lain juga. Droplet tersebut dapat berpindah kedalam tubuh setelah disentuh dan terhirup karena lupa mencuci tangan.

Baca Juga:   Antisipasi Kemarau Panjang, Kabupaten Ngawi Siapkan Cadangan Air Agar Pola Tanam Tetap IP 300

Hal yang juga menjadi penting dalam kasus ini, menurut Yurianto, adalah peran serta masyarakat untuk turut melindungi dan menjaga bagi siapapun yang sakit. Menjauhi atau mengucilkan warga yang sedang sakit merupakan tindakan yang justru memperburuk keadaan.

“Mari sekali lagi kita lindungi yang sakit jangan di diskriminasikan, jangan distigmarisasi, tapi lindungi dia agar bisa melakukan isolasi di lingkungannya, bukan untuk dikucilkan, tapi untuk dibantu agar dia bisa melakukan isolasi diri dengan sebaik-baiknya,” ujar Yurianto.

Kemudian bagi yang sehat agar dapat menjaga kondisi tubuh dan patuhi protokol kesehatan supaya tidak sakit. Seluruh imbauan tersebut, kata Yurianto, menjadi kunci dalam rangka menanggulangi penyakit covid-19.

“Kemudian, untuk yang sehat juga harus dilindungi jangan sampai sakit. Ini lah kunci keberhasilan kita untuk menanggulangi penyakit ini,” pungkasnya.