Scroll untuk baca artikel
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
previous arrow
next arrow
Ekonomi

Analis: BI Pangkas Suku Bunga Dorong IHSG Menguat

×

Analis: BI Pangkas Suku Bunga Dorong IHSG Menguat

Sebarkan artikel ini

mediasumutku.com | JAKARTA – Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang akan digelar Bank Indonesia (BI) pada 20 sampai 21 November 2019. Dalam RDG terakhir, BI memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan BI 7 Days Reverse Repo Rate (BI7DRRR) sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5%.

Sebelumnya pada bulan September BI juga memangkas suku bunga sebesar 25 bps menjadi 5,25%. Sejumlah analis berharap BI masih akan kembali menurunkan tingkat suku bunga acuan.

Analis Panin Sekuritas William Hartanto berharap BI bakal menurunkan suku bunga acuan. Karena tujuan pemangkasan suku bunga ini untuk mendongkrak perekonomian dan meningkatkan investasi.

Dia menjelaskan, kalaupun hasil rapat tidak sesuai dengan harapa pasar pengaruhnya tidak akan terlalu signifikan dan hanya berdampak terhadap saham sektor perbankan.

Baca Juga:   Analis: IHSG akan Mendekati Zona Hijau

Dengan begitu William menyarankan investor untuk menyusun strategi jangka pendek. “Strategi jangka pendek bisa dilakukan pada saham-saham perbankan dan batubara yang belakangan ini mulai ramai diperdagangkan lagi,” tambahnya.

Selain adanya sentimen positif dari harga batubara yang mulai stabil, menurutnya secara historis sektor mining akan mengalami penguatan pada akhir tahun.

Analis Bina Artha Sekuritas, Muhammad Nafan Aji menuturkan pasar tentu akan menantikan hasil dari RDG BI. Ia menilai penurunan bunga akan baik untuk pertumbuhan dan apabila dipertahankan akan bagus untuk stabilitas.

Ia menyarankan investor untuk bersiap melakukan akumulasi beli. Ia merekomendasikan investor untuk akumulasi beli saham PT Adhi Karya Tbk (ADHI, anggota indeks Kompas100) dengan target harga jangka panjang Rp 1.775 per saham.

Baca Juga:   Ini Tips Promosikan Hotel Secara Online dengan Optimalkan Ulasan Tamu

Kemudian Nafan juga menyarankan investor untuk akumulasi beli saham PT Ciputra Development Tbk (CTRA, anggota indeks Kompas100) dengan target harga jangka panjang Rp 1.395 per saham.

Selanjutnya akumulasi beli saham INCO (anggota indeks Kompas100) dengan target harga Rp 4.460 per saham dan TLKM (anggota indeks Kompas100) dengan target harga Rp 4.530 per saham.

Sementara itu, Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan sampai saat ini BI sudah menurunkan tingkat suku bunga hingga empat kali. “Tahun ini sudah agresif dengan menurunkan suku bunga hingga empat kali, saya melihat tahun depan baru turun lagi,” katanya.

Apabila BI menurunkan suku bunga acuan hal ini akan banyak berdampak untuk emiten perbankan. Hal ini lantaran pertumbuhan kredit dari perbankan juga masih di bawah target dan bakal mempengaruhi pendapatan sektor perbankan dalam jangka pendek.

Baca Juga:   Analis: Sentimen Perang Dagang Masih Bayangi IHSG

Dalam jangka pendek, sambungnya, investor bisa mengoleksi saham-saham blue chip seperti saham BBCA (anggota indeks Kompas100), BMRI (anggota indeks Kompas100) dan BBRI (anggota indeks Kompas100).

Adapun target harga saham BBCA Rp 32.000 per saham, kemudian saham BMRI dengan target harga Rp 7.200 per saham, dan BBRI dengan target harga Rp 4.400.

Adapun beberapa sektor yang menurutnya masih menarik meliputi sektor consumer dan telekomunikasi. Dari segi pendapatan, tambahnya, sektor telekomunikasi masih mencatatkan kinerja yang ciamik.