Scroll untuk baca artikel
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
previous arrow
next arrow
Ekonomi

Analis: IHSG akan Bergerak Mixed

×

Analis: IHSG akan Bergerak Mixed

Sebarkan artikel ini
Foto : Ilustrasi IHSG/int

mediasumutku.com | JAKARTA – pada perdagangan Selasa (14/1) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 28,839 poin atau 0,46% ke level 6325,40. Adapun penguatan indeks ditopang oleh sektor Aneka Industri (2,66%). Sementara itu, sektor yang memberatkan agrikultur (-1,14%).

Menurut Analis Sucor Sekuritas Hendriko Gani, penguatan IHSG yang terjadi hari ini didorong oleh aliran asing yang cukup signifikan ke saham-saham mover atau penggerak.

Berdasarkan data dari RTI Business, per Selasa (14/1) net foreign buy tercatat Rp 966,45 miliar. Adapun beberapa saham mover yang dibeli asing seperti BBRI meningkat 60 poin atau 1,33% ke Rp 4.570, BBCA meningkat 625 poin atau 1,85% ke Rp 34.350, dan ASII yang naik 250 poin atau 3,61% ke Rp 7.175.

Baca Juga:   Sesi I, IHSG Mampu Bertahan di Zona Hijau

Selain itu, Hendriko menganggap investor lebih berani mengambil risiko dan berinvestasi ke pasar modal melihat kondisi global yang kondusif

Perdagangan Rabu (15/1), Hendriko memprediksi pergerakan saham akan mixed dengan kecenderungan menguat ke level 6.337 hingga 6.350.

“Pergerakan hari ini akan dipengaruhi hasil rilis trade balance Desember,” kata Hendriko.

Sementara sentimen eksternal, IHSG masih akan dipengaruhi oleh ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dan Iran.

Tidak jauh berbeda, Direktur Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya melihat, pola pergerakan IHSG berada dalam rentang konsolidasi. Pergerakan juga sedang membentuk pola akumulasi sebelum melanjutkan kenaikan.

“Peluang kenaikan masih akan terlihat pada pergerakan IHSG,” kata William.

Adapun IHSG akan berada pada kisaran level 6.202 hingga 6.336.

Baca Juga:   IHSG Berpeluang Rebound

Menurutnya, faktor pendorong penguatan IHSG adalah capital inflow yang deras ke pasar. Sejak awal tahun net foreign buy tercatat Rp 3,17 triliun.

Ini menunjukkan minat investor asing di pasar Indonesia kuat. Selain itu, dari domestik pasar masih menanti rilis data perekonomian neraca perdagangan.