Scroll untuk baca artikel
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
previous arrow
next arrow
Ekonomi

Analis: IHSG Masih akan Alami Kenaikan Terbatas

×

Analis: IHSG Masih akan Alami Kenaikan Terbatas

Sebarkan artikel ini
Foto : Ilustrasi IHSG/int

mediasumutku.com | JAKARTA – Menjelang tutup akhir tahun, Direktur PT. Anugerah Mega Investama, Hans Kwee memperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan ditutup di level 6.350.

Hans menyatakan pada pekan terakhir perdagangan pada tahun ini, biasanya pasar di warnai aksi window dressing. Aksi window dressing biasa dilakukan oleh emiten atau perusahaan public untuk menarik minat investor dengan cara mempercantik laporan atau kinerja keuangan perusahaan.

“Salah satunya lewat upaya memastikan agar harga saham diakhir tahun di tutup naik dibandingkan periode sebelumnya. Selain dilakukan oleh emiten window dressing juga dilakukan oleh fund manager pengelola reksadana,” ujarnya dalam keterangan tertulisnya.

Ia menambahkan hal ini dilakukan untuk memberikan laporan terbaik kepada investor fund manager sehingga mereka sering mengganti portofolio pada akhir tahun.

Baca Juga:   Triwulan III, Industri Sawit Dorong Peningkatan Investasi

Adapun saham-saham berkinerja kurang baik akan dikeluarkan dari portofolio diganti dengan saham-saham berkinerja baik. Aktivitas ini secara langsung membuat saham-saham tertentu yang berkinerja baik mengalami kenaikan. Serta beberapa saham lapis tiga yang dilepas mengalami tekanan harga.

Ia menilai hal ini juga membuat pelaku pasar melihat di unjung tahun sering ada kenaikan saham-saham tertentu terutama saham blue chip.

Hal ini cukup sering terjadi di Indonesia dimana setiap bulan Desember IHSG selalu berkinerja positif. Investor dan pelaku pasar dapat memanfaatkan momentum ini untuk meraih keuntungan.

Kenaikan pasar bulan Desember juga tak lepas dari sentimen global yakni semakin dekatnya penandatangan fase awal antara China dan AS.

Baca Juga:   Sesi I, IHSG Gagal Bertahan di Zona Hijau

Selain itu, Departeman Perdagangan AS juga mengonfirmasi kenaikan PDB AS kuartal ketiga, diprediksi naik 2,1% (yoy), tidak berubah dari perkiraan November lalu. Hal ini memperkuat ekspektasi bahwa The Fed tidak akan menurunkan atau menaikan suku bunga waktu dekat.

Hans menambahkan optimisme pasar di Desember bertambah setelah rilis data perekonomian China pada Jumat pekan ini. Data menunjukkan laba perusahaan industri China naik tercepat dalam 8 bulan terakhir.

Selanjutnya di awal Januari, ia memperkirakan IHSG masih akan mengalami kenaikan terbatas. “Tetapi sesudah itu memang IHSG sangat rawan aksi ambil untung mengingat kenaikan yang cukup signifikan selama bulan Desember,” tambahnya.

Ia menyarankan pelaku pasar untuk melakukan Sell on Strength (SOS) ketika pasar mengalami kenaikan. Sementara support IHSG berada di level 6300 sampai 6270 dan resistance di level 6348 sampai 6370.

Baca Juga:   Fantastis! Bank BTN Raih Penghargaan Sebagai Best Asia's Transformation Bank 2022