Scroll untuk baca artikel
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
previous arrow
next arrow
Medan

Bobby Nasution:  Dibutuhkan Grand Desain Untuk Atasi Banjir

×

Bobby Nasution:  Dibutuhkan Grand Desain Untuk Atasi Banjir

Sebarkan artikel ini

mediasumutku.com|MEDAN-Walikota Medan, Muhammad  Bobby Afif Nasution mengungkapkan, untuk mengatasi banjir tidak hanya bisa dilakukan dengan melakukan pengorekan saja, tetapi juga diperlukan grand desain permasalahan banjir tersebut.

“Dengan grand desain yang dibuat tersebut, dapat dilakukan pemetaan, baik  faktor penyebab terjadinya banjir serta langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mengatasinya. Termasuk, perlunya  dilakukan kerjasama dengan pemerintah provinsi maupun pemerintah pusat, sehingga penanganan banjir yang dilakukan berjalan dengan baik,”kata Bobby Afif Nasution saat memimpin rapat penanganan banjir di Balai Kota, Rabu (10/3/2021).

Oleh karenanya, tegas Walikota, penanganan banjir yang dilakukan harus dilakukan dengan baik dan matang. Selain harus mendapat supporting penuh dari pihak kecamatan dan kelurahan, perlu juga diciptakan penanganan yang baik mulai dari proyek hulunya. Dengan demikian penanganan banjir yang dilakukan tidak sekedar seremonial, tetapi mampu mengatasi persoalan banjir  yang selama ini dikeluhkan masyarakat.

Baca Juga:   Dukung Pemko Medan Atasi Pandemi Covid-19, PT SMC Bantu 100.000 Sarung Tangan

“Penanganan banjir harus dilakukan secepatnya, sebab masuk dalam salah satu program Prioritas utama yang harus diselesaikan. Apabila dalam penanganannya ada kendala di luar kewenangan, baik camat maupun OPD terkait segera sampaikan kepada saya. Hari ini ruangan Walikota bukan ruangan yang sakral dan tidak bisa dimasuki, silahkan saja masuk. Di ruangan saya itu tidak ada meja kerja, semuanya meja panjang untuk rapat. Jadi silahkan saja, mari kita diskusi bersama untuk menyelesaikan masalah. Apabila harus turun ke lapangan, hari itu juga kita turun ke lapangan bersama-sama. Itu yang kita butuhkan,” tegasnya.

Sebelumnya, hasil rapat memutuskan, Pemko Medan akan segera melakukan pengorekan dan pembersihan Parit Sulang Saling secara massal pada Sabtu (13/3/2021). Selain mengerahkan alat berat milik Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Medan, pengorekan juga akan dilakukan secara manual dengan melibatkan Petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (P3SU).

Baca Juga:   Terungkap di RDP Komisi III DPRD Medan, Berita Beras Bulog Dioplos Adalah Hoax

Pengorekan dan pembersihan akan dilakukan di 5 kecamatan yang dilintasi Parit Sulang Saling, yakni Kecamatan Medan Amplas di Jalan Selamat Pulau, Kelurahan Sitirejo III, Medan Timur (Jalan Veteran, Jalan I s/d Jalan IV, serta Jalan Bilal), Medan Denai (Jalan HM Joni, Kelurahan Binjai), Medan Perjuangan (Jalan Mabar Kelurahan Si Kera Hilir II) serta Medan Area (Jalan Asia Raya Komplek Asia Mega Mas).

“Saya minta  pengorekan yang dilakukan harus maksimal dan  berkelanjutan hingga tuntas sehingga sendimentasi yang terjadi dapat diatasi,” kata Wali Kota.

Selain pengorekan dan pembersihan parit  Sulang Saling, Wali Kota dalam rapat yang didampingi Plt Asisten Pemerintahan dan Sosial Setdako Medan Khairul Syahnan, Kadis PU Kota Medan Zulfansyah Ali Syahputra, Kadis Kebersihan dan Pertamanan M Husni, Kabag Tapem Ridho Nasution serta enam camat yang wilayahnya yang dilintasi Parit Sulang Saling, juga mengingatkan agar dipikirkan  dengan matang tempat pembuangan sendimentasi dan sampah hasil pengerukan yang dilakukan.

Baca Juga:   Distribusi LPG 3 Kg Bersubsidi Tepat Sasaran Perlu Dimantapkan

Dalam rapat tersebut, keenam camat yang hadir lebih dulu memaparkan  persoalan banjir yang terjadi di wilayahnya masing-masing. Selain akibat pendangkalan Parit Sulang Saling yang sudah lama tidak dinormalisasi, tidak sedikit pihak developer yang menutup permukaan parit. Kondisi itu menyebabkan parit tidak mampu menampung debit air ketika hujan turun. Akibatnya air meluap dan menggenangi rumah mau pun badan jalan.

Ditambah lagi, penanganan yang dilakukan selama ini umumnya dilakukan secara manual dengan menggunakan peralatan seadanya. Sebab, alat berat kesulitan masuk  ke lokasi untuk melakukan normalisasi  akibat  tidak adanya akses jalan masuk  menyusul banyak berdirinya bangunan milik warga. Kondisi itu lah yang menyebabkan banjir acapkali menerpa tersebut.(MS7/foto:ist)