Scroll untuk baca artikel
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
previous arrow
next arrow
Nasional

BPJS Ketenagakerjaan Pastikan Santunan Bagi Pekerja Korban Penembakan

×

BPJS Ketenagakerjaan Pastikan Santunan Bagi Pekerja Korban Penembakan

Sebarkan artikel ini
Foto: Direktur Pelayanan BPJAMSOSTEK Roswita Nilakurnia.

ASAHAN – BPJS Ketenagakerjaan memastikan santunan bagi pekerja korban penembakan di Distrik Beoga Papua, tidak hanya perlindungan dalam bentuk pengamanan dan keselamatan kerja.

Akan tetapi juga memberi perlindungan atas risiko sosial ekonomi yang timbul akibat risiko kerja termasuk tindak kekerasan dan terorisme, seperti yang menimpa empat pekerja peserta BPJS Ketenagakerjaan (BPJAMSOSTEK) dan tiga orang diantaranya dilaporkan meninggal dunia dan satu orang dalam perawatan.

Layanan Cepat Tanggap (LCT) BPJAMSOSTEK langsung melakukan koordinasi dengan pihak perusahaan dan pihak terkaitb untuk memastikan para peserta yang menjadi korban berhak atas santunan dari perlindungan program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK).

Sejak tanggal 4 Maret 2022, tim LCT BPJAMSOSTEK melakukan penelusuran dan mendapatkan data terkait sembilan orang pekerja yang berada di lokasi terjadinya penembakan, delapan orang dinyatakan meninggal akibat tindak kekerasan dan satu orang berhasil selamat dan kini mendapatkan perawatan.

Hasil verifikasi lebih lanjut menyatakan terdapat empat orang yang terdaftar sebagai peserta BPJAMSOSTEK pada perusahaan PT Palapa Timur Telematika (PTT), sementara empat orang lainnya dan satu orang pemandu yang meninggal dunia merupakan buruh harian lepas dari karyawan kontraktor perusahaan dan belum terdaftar sebagai peserta BPJAMSOSTEK.

Satu orang pekerja selamat yang merupakan peserta BPJAMSOSTEK dijamin akan mendapatkan perawatan dan pengobatan sampai dinyatakan sembuh sesuai kebutuhan medis, termasuk juga rehabilitasi dari kondisi traumatis yang dideritanya.
Direktur Pelayanan BPJAMSOSTEK Roswita Nilakurnia memastikan hanya layanan terbaik yang akan diberikan untuk memastikan pemulihan pekerja yang sedang dirawat.

Baca Juga:   Vokalis Band Ini Diciduk Lantaran Narkoba di Pamulang

“Ahli waris dari tiga orang peserta meninggal dunia korban tindak kekerasan juga akan mendapatkan santunan kecelakaan kerja dari program JKK sebagai wujud tanggung jawab perusahaan dan BPJAMSOSTEK dalam memberikan jaminan sosial ketenagakerjaan kepada pekerja,” kata Roswita.

Roswita menjelaskan BPJAMSOSTEK menyelenggarakan perlindungan atas lima program jaminan sosial ketenagakerjaan bagi para pekerja, yaitu program JKK, Jaminan Hari Tua (JHT), Jaminan Kematian (JKm), Jaminan Pensiun (JP), dan Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP).

“Selama para pekerja telah terdaftar sebagai peserta, tentunya sudah menjadi hak para pekerja dan ahli warisnya untuk mendapatkan perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan,” katanya.

Penyerangan Kelompok Separatis Teroris (KST) terhadap para pekerja terjadi pada tanggal 2 Maret 2022 pukul 03.00 WIT, namun baru dapat terungkap sehari setelahnya melalui rekaman CCTV yang dipantau dari Jakarta dan beberapa keganjilan lainnya yang terjadi.

Saat kejadian, para pekerja sedang melakukan maintenance atau perbaikan menara Base Transceiver Station (BTS) 3 milik perusahaan telekomunikasi seluler. Setelah mengetahui kejadian tersebut, pihak perusahaan melakukan langkah pengamanan sesegera mungkin pada pekerja lain yang sedang melakukan maintenance BTS 4 Telkomsel di wilayah tersebut.
Saat ini para korban telah berhasil dievakuasi menggunakan helikopter dibantu oleh tim gabungan TNI & POLRI.

Baca Juga:   Jokowi Sudah Teken Pemberhentian Tidak Hormat Sitti Hikmawatty

Atas kejadian kecelakaan kerja yang dialami, ahli waris dari pekerja akan mendapatkan santunan kecelakaan kerja berupa 48 kali upah ditambah biaya pemakaman, santunan berkala yang dibayarkan sekaligus dan nominal dana saldo JHT yang dimiliki oleh peserta.

Total santunan yang telah disiapkan BPJAMSOSTEK sebesar Rp1,06 miliar untuk 3 orang ahli waris sah, dalam hal ini akan diterima oleh Istri para korban. Besaran santunan yang diterima masing-masing ahli waris mengacu pada besaran upah yang dilaporkan dan dana JHT dan JP yang terakumulasi dalam akun kepesertaan BPJAMSOSTEK milik para pekerja.
Selain itu juga, anak dari pekerja juga berpotensi mendapatkan beasiswa senilai maksimal Rp174 juta untuk 2 orang anak mulai dari tingkat pendidikan dasar (TK) hingga perguruan tinggi.

Roswita mengatakan pihaknya berkomitmen untuk memberikan layanan terbaik kepada para peserta dan memberikan kemudahan atas proses klaim, apalagi pada kondisi kedukaan.

Dirinya berharap pihak berwajib dapat mengusut kejadian ini dan mencegah kejadian serupa terulang kembali, karena keamanan dan kenyamanan bekerja bagi para pekerja harus menjadi prioritas utama.

Baca Juga:   Dinas Kehutanan Sumut Hentikan Perambahan Hutan di Puncak 2000 Siosar Karo

“Atas nama BPJAMSOSTEK, saya mengucapkan dukacita mendalam kepada keluarga korban dan saya berharap santunan yang diterima dapat meringankan beban keluarga yang ditinggalkan dan selalu diberikan ketabahan dan keikhlasan atas musibah ini,” kata Roswita.

Terpisah, Zeddy Agusdien selaku Kepala BPJAMSOSTEK Cabang Kisaran juga turut berbelasungkawa atas meninggalnya korban penembakan di distrik Beoga Papua.

“Takdir memang tidak ada yang tahu, setidaknya jika sudah terlindungi jaminan sosial ketenagakerjaan, pekerja yang mengalami resiko akan ditanggung oleh BPJS Ketenagakerjaan,” kata Zeddy.

Ia mengatakan kesadaran akan perlindungan jaminan sosial sangatlah penting, seluruh peserta BPJS Ketenagakerjaan mendapat hak yang sama. Baik itu pekerja kategori penerima upah (PU) yang iurannya dibayarkan langsung oleh perusahaan tempatnya bekerja, maupun bagi pekerja bukan penerima upah (BPU) yang mendapat gaji atas usahanya sendiri.

“Bagi pekerja mandiri (bukan penerima upah) iuran nya sangatlah murah hanya Rp16.800. Memang santunan yang didapat tidak sebanding dengan iuran yang dibayarkan, di sini BPJS Ketenagakerjaan mewakili negara berusaha memberikan kesejahteraan bagi para pekerja, mari kita semua melihat betapa pentingnya jaminan sosial ketenagakerjaan, resiko bekerja itu pasti ada, setidaknya kita sudah sedia payung sebelum hujan,” ujar Kacab. (MS10)