Scroll untuk baca artikel
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
previous arrow
next arrow
EkonomiHeadlineMedanSumut

Bu Reni Menangis Curhat ke Bobby Nasution Soal Pasar Sukaramai

×

Bu Reni Menangis Curhat ke Bobby Nasution Soal Pasar Sukaramai

Sebarkan artikel ini

mediasumutku.com | MEDAN – Bobby Nasution masih ditemani aktor senior nasional Deddy Mizwar blusukan di Kota Medan. Kali ini mereka berdua blusukan di Pasar Suka Ramai Jalan AR Hakim Medan, Selasa (1/12/2020).

Seperti diketahui, masalah Pasar Tradisional Suka Ramai tak kunjung beres diselesaikan wali kota Medan terdahulu. Gedung dibangun, namun pedagang ogah berjualan di dalam gedung. Bagaimana tidak ogah, sebab pembeli pun tak mau belanja di dalam gedung. Apa pasal?

Ternyata pemerintah kota gagal memanajemen pedagang agar seluruhnya mau jualan di dalam gedung yang telah disediakan. Malah ramai pedagang berjualan di luar gedung dan di badan jalan umum.

Melihat fenomena itulah Bobby Nasution melihat langsung permasalahan yang terjadi. Bobby tampak blusukan melihat dagangan dan bertanya pada pedagang pun pembeli.

Salah satu permasalahan adalah perjanjian saat gedung dibangun, bahwa tidak boleh ada pasar lainnya di dekat Pasar Sukaramai tidak terwujud.

Baca Juga:   Polisi Kembali Periksa Kadispora Sumut

“Dulu kita buat perjanjian dengan pemko Medan, agar tidak ada pasar-pasar lain radius dekat, namun tidak bisa diwujudkan. Pembeli pecah , akhirnya kita pedagang di dalam gedung susah” kata Kamal Tanjung wakili pedagang.

Ketika blusukan ke dalam pasar, Bobby Nasution mendengarkan dengan seksama keluhan seluruh pedagang. Bahkan ada pedagang sayur mayur, Reni namanya yang sambil menitikkan air mata curhat kepada Menantu Presiden Jokowi itu.

“Ini pembangunan gedung kami yang bayar, mana ada uang pemko ini. Kami cicil ini tiap bulan, bahkan saya sampai gadai rumah saya untuk DP lapak ini Pak Bobby. Tolong la kami, pembeli sepi tak mau masuk mereka belanja di luar. Bagaimana ini pengurusnya tolonglah nasib kami Pak,” kata Reni.

Baca Juga:   Produk Laut Indonesia Raup Potensi Transaksi USD 7,5 Juta

Ditegaskan Kamal Tanjung selaku perwakilan pedagang ditemani Suwarno ketua relawan yang konsern pada pasar tradisional, memang benar bahwa pedagang mencicil lapak yang ada di dalam gedung.

“Nominalnya beda-beda tergantung ukuran. Masa cicilannya juga beda ada yang lima tahun. Rata-rata Rp, 1.5 juta se bulan, bahkan ada yang Rp3 juta. Jadi pemko Medan itu menurut kami tak ada kontribusi. Manajemen pun kurang baik. Kita butuh kepemimpinan yang kuat yang bisa urus pasar ini. Pasti ada setoran liar yang kita tidak tahu masuk ke siapa. Itu harus dihentikan di masa Bobby kelak,” kata Kamal.

Anehnya, pasca dibangun pada 2014 lalu, sampai kini gedung pasar Sukaramai tidak diresmikan.

Melihat fakta di lapangan, Bobby Nasution bilang masalah gedung tak lepas dari hal teknis. “Di dalam kurang ramai, banyak lapak kosong. Di lantai dua dan tiga malah kosong sama sekali. Secara teknis memang bangunan ini tidak memudahkan pengunjung,” kata Alumni S2 IPB Bogor itu.

Baca Juga:   Bobby Nasution Turun Langsung dan Bantu Korban Banjir di Medan

Solusinya, Bobby tegaskan akan bangun sebuah ekosistem pasar yang sebenarnya di Sukaramai. “Kita mau suruh pedagang masuk ke dalam, ya harus kita pastikan dulu kenyamanannya, keamanan, jaminan agar pedagang mau dan akhirnya pembeli juga mau masuk ke dalam,” kata Bobby.

Deddy Mizwar yang pada kesempatan itu ikuti Bobby Nasution blusukan melihat langsung antusiame masyarakat. “Kita lihat sendiri bagaimana animo masyarakat bertemu Bobby Nasution, artinya mereka menaruh harapan besar pada sosok pembawa harapan pada Bobby,” kata Deddy Mizwar yang tenar berkat perannya sebagai Naga Bonar.