Scroll untuk baca artikel
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
previous arrow
next arrow
Headline

Cerita Dibalik Foto Karya Jurnalistik Pemenang II Lomba Foto PWI Asahan

×

Cerita Dibalik Foto Karya Jurnalistik Pemenang II Lomba Foto PWI Asahan

Sebarkan artikel ini
mediasumutku.com | ASAHAN-Cuaca di kota Kisaran sedang  hangat-hangatnya dari kecerahan sinar mentari pagi tatkala seorang perempuan muda berbusana muslimah baru saja memarkirkan sepedamotor yang ia kendarai di pojok parkiran sebuah sekolah swasta di jantung ibu kota Kabupaten Asahan. Saat itu waktu sudah menunjukkan pukul 08.00 Wib.
Biasanya pelataran parkir pada jam-jam seperti ini sudah sesak dengan kenderaan roda dua siswa maupun guru. Namun, situasi berubah sejak enam bulan lalu. Hiruk pikuk sekolah saat ini tak seperti dulu. Tidak ada lagi suara  kebisingan siswa-siswi di kelas. Semuanya senyap. Hal itu, dikarenakan adanya wabah virus Covid-19 yang menyerang manusia. Wujudnya tak kasat mata, namun bisa menyebabkan imun tubuh manusia turun.
Perempuan itu bernama Nana Triana. Ia adalah seorang guru mata pelajaran Ilmu Pegetahuan Alam (IPA) yang mengajar di sebuah SMP Swasta di Jalan Madong Lubis, Kisaran. Sebilah laptop ia jinjing dengan penuh bersemangat. Pagi ini, ia akan masuk kelas. Namun, hanya seorang diri. Ditemani sebuah laptop, ia berhadapan dengan jajaran bangku serta meja kosong yang berbulan bulan telah ditinggal pemiliknya.
Seberes mencolok kabel listrik dan memastikan jaringan internet sekolah terhubung dengan laptop yang dia pakai, maka mulailah Nana membuka kelas virtualnya bersama dengan beberapa siswa yang sudah menanti kehadirannya pagi itu.
“Banyak kendalanya memang belajar seperti ini. Kurang efektif. Tapi kami harus pandai-pandai memaksimalkan yang ada,” kata Nana.
Sebenarnya para guru masih diberikan kesempatan untuk memberikan bahan ajar kepada siswanya dari rumah. Namun, bagi Nana, beraktifitas di rumah tak membuat ia berkembang. Belakangan, pihak sekolah sudah memberi himbauan kepada guru untuk tetap datang ke sekolah memberikan materi pelajaran daring dari ruang kelas meski para siswa belum diperkenankan belajar datang ke sekolah.
“Ada bagusnya juga kalau guru tetap mengajar dari ruang kelas. Jadi siswa-siswi itu bisa melihat kondisi sekolah mereka dan merasa seolah-olah didalam kelas meskipun belajarnya online di rumah,”ucapnya, meski sebenarnya baik guru maupun siswa saat ini pasti merindukan situasi di ruang kelas.
“Sudah pastilah (rindu). Anak anak ini pun begitu. Mereka semua kalau ditanya itu maunya datang lagi ke sekolah. Tapi kalau sementara ini belum bisa. Kita ikut aturan pemerintah saja, menjaga bersama lebih baik,” katanya.
Kabupaten Asahan, saat ini masih berada di zona orange. Hingga, Selasa (23/9/2020) berdasarkan data dari Tim Survelians Dinas Kesehatan Kabupaten Asahan  tercatat ada sebanyak 118 kasus Covid-19 di Bumi Rambate Rata Raya dengan klasifikasi 49 pasien dirawat, 59 pasien sembuh dan 10 orang meninggal. Kondisi itu berakibat pada proses pendidikan, belajar mengajar dilaksanakan dari rumah.
Kisah Nana Triana ini menjadi inspirasi bagi Perdana Ramadhan, wartawan mediasumutku.com untuk mengabadikan momen tersebut dalam sebuah karya foto jurnalistik. Kemudian, foto itu diikutikan dalam lomba karya foto jurnalistik yang diselenggarakan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Asahan, belum lama ini.
“Selain foto tentang guru yang mengajar lewat daring ini, saya ada mengirim dua foto lagi untuk dilombakan. Tapi, dari tiga foto yang saya ikutkan lomba, foto guru yang mengajar lewat daring inilah yang membawa saya menjadi pemenang kedua lomba karya foto jurnalistik,”sebutnya. (MS10)
Baca Juga:   Kolaborasi Adalah Kata Kunci Penting Tangani Covid-19