Scroll untuk baca artikel
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
previous arrow
next arrow
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru Muda
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru Muda
previous arrow
next arrow
ArtikelHeadlineReligi

Dalai Lama Peringati 80 Tahun Penobatannya

×

Dalai Lama Peringati 80 Tahun Penobatannya

Sebarkan artikel ini

Mediasumutku.com | Dharmasala : Pemimpin Spiritual Tibet, Dalai Lama memperingati 80 tahun penobatannya pada Sabtu, 22 Februari 2020.

Terlahir sebagai Lhamo Thondup, Dalai Lama ke-14 itu masih balita ketika terpilih sebagai inkarnasi baru pemimpin spiritual yang paling penting di Tibet. Banyak warga Tibet meyakini jiwa seorang biksu Buddha senior yang meninggal dunia, bereinkarnasi atau menjelma kembali ke dalam tubuh seorang anak kecil.

Kini Dalai Lama tinggal di Kota Dharamshala, India Utara di mana dia mengasingkan diri puluhan tahun lalu setelah pemberontakan yang gagal terhadap penguasa China pada 1959.

“Sejak 1960-an, saya tekankan berulangkali bahwa rakyat Tibet perlu seorang pemimpin, yang dipilih secara bebas oleh rakyat Tibet, kepada siapa saya dapat menyerahkan kekuasaan. Kini, telah tiba masanya untuk melakukan itu,” kata Dalai Lama sebagaimana dilansir VOA, Minggu (23/2/2020).

Baca Juga:   Siapa Bilang Pemulung di Pinggiran Parbus Tak Bisa Alih Profesi?

Dalai Lama membantah memperjuangkan kemerdekaan bagi Tibet, mengatakan dia menghendaki transisi damai menuju Tibet yang otonom. Tibet selama ini dikuasai Republik Rakyat China sejak direbut pada 1950. Setelah pulih dari infeksi paru-paru pada April lalu, pemimpin spiritual berusia 84 tahun itu mengatakan China lebih mengkhawatirkan sosok yang akan menjadi penerusnya.

“China masih menganggap Dalai Lama sebagai reinkarnasi, sesuatu yang sangat penting, jadi mereka lebih khawatir soal Dalai Lama berikutnya,” ujar Dalai Lama.

China mengatakan para pemimpinnya punya hak untuk menyetujui penerus Dalai Lama, sebagai warisan yang diperoleh dari para kaisar China.

Namun banyak warga Tibet mencurigainya sebagai taktik untuk memperbesar pengaruhnya terhadap komunitas itu.

Baca Juga:   Nawal : Jangan Lupa Kesehatan Mental Anak di Masa Pandemi