Scroll untuk baca artikel
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
previous arrow
next arrow
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru Muda
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru Muda
previous arrow
next arrow
EkonomiHeadlineKesehatan

Dampak Virus Corona, Bursa Saham Asia Terjun Bebas

×

Dampak Virus Corona, Bursa Saham Asia Terjun Bebas

Sebarkan artikel ini
Foto : Ilustrasi IHSG/ int

Mediasumutku.com | Beijing : Indeks utama Nikkei anjlok lebih dari 3 persen pada pembukaan Jumat (28/02) menyusul aksi jual di pasar saham AS dan Eropa. Investor khawatir dampak ekonomi yang ditimbulkan oleh virus COVID-19.

Pada Jumat (28/02/2020) indeks Nikkei 225 untuk Bursa Saham Tokyo, Jepang, anjlok 3,08 persen, atau 676,55 poin, menjadi 21.271,68. Sedangkan pasar saham Eropa dan AS merosot drastis pada perdagangan hari Kamis (27/02/2020) sehubungan dengan penyebaran infeksi virus corona jenis baru atau COVID-19 di luar Cina. Penyebaran ini memperburuk kekhawatiran terjadinya perlambatan global.

Pasar Wall Street juga terpukul, dengan indeks utama jatuh lebih dari empat persen, ini disebut sebagai minggu terburuk di pasar AS sejak krisis keuangan tahun 2008.

“Saham Jepang mengalami pukulan yang tidak terhindarkan akibat jatuhnya pasar AS,” ujar Seiichi Suzuki, analis pasar senior di Tokai Tokyo Research Institute.

Baca Juga:   Arwin Siregar : Tenaga Kesehatan Harus Mengikuti Perkembangan Teknologi

“Pasar AS sebelumnya luar biasa kuat, ketika mengalami penurunan, akan sangat parah,” katanya.

“Aksi jual telah memicu lebih banyak aksi jual lagi.”

Suzuki mengatakan tidak ada yang tahu kapan penurunan ini akan berhenti.

“Mungkin hari ini atau satu minggu ke depan. Adapun tentang penyebaran virus, bahkan para ahli penyakit menular pun tidak tahu. Bagaimana orang di pasar saham bisa tahu?”

Pasar saham di Eropa juga terlihat menurun pada hari Jumat. Indeks DAX 30 di Frankfurt merosot 3,6 persen sedangkan CAC 40 di Paris turun 3,1 persen. Sedangkan di Jakarta pasar mengalami penurunan lebih dari 4 persen. Belarus dan Selandia Baru laporkan kasus pertama.

Sementara virus COVID-19 hingga kini masih terus menyebar. Selandia Baru juga mengonfirmasi kasus COVID-19 pertamanya setelah seseorang yang baru pulang dari Iran dinyatakan positif terinfeksi. Pihak berwenang mengatakan bahwa situasi dapat dikelola dengan baik dan peluang virus untuk mewabah di sana masih tetap rendah.

Baca Juga:   Dukung Investasi, Ganjar Siap Berantas Pungli dan Permudah Regulasi

Selandia Baru juga memberlakukan pembatasan perjalanan bagi orang-orang dari Iran. “Ini berarti orang tidak akan dapat melakukan perjalanan dari Iran ke Selandia Baru dan siapa pun yang telah berada di Iran dalam 14 hari terakhir perlu mengisolasi diri,” kata David Clark, Menteri Kesehatan Selandia Baru.

Belarus juga melaporkan kasus pertamanya pada hari Jumat. Pasien adalah seorang mahasiswa dari Iran yang tiba di Belarus pekan lalu. Mahasiswa itu saat ini dalam kondisi “memuaskan” kata pejabat setempat. Orang lain yang sempat melakukan kontak dengan pasien juga telah dikarantina.

Sejumlah negara yang turut terpukul akibat virus ini antara lain yaitu Iran, Korea Selatan, dan Jepang.
Perkembangan virus corona di Jerman. Kota Hamburg di Jerman telah mengonfirmasi infeksi pertamanya pada Jumat malam.

Baca Juga:   Sore Ini, Rupiah 'Keok' di Level Rp14.079 Per Dolar AS

Sebanyak 20 infeksi baru lainnya juga telah diumumkan di negara bagian Nordrhein-Westfalen, Baden-Württemberg, Hessen dan Bayern sejak Kamis malam.

Pasien di Hamburg adalah karyawan Pusat Medis Universitas Hamburg-Eppendorf (UKE), demikian menurut otoritas kesehatan kota Hanseatic dan UKE dalam sebuah pernyataan. Dia “dalam kondisi stabil” dan diisolasi di rumah, tulis pernyataan itu.

Pasien di Hamburg itu baru saja kembali dari liburan di Italia Utara. Seperti diberitakan sebelumnya, Italia saat ini menjadi pusar penyebaran virus ini di Eropa. Hingga saat ini terdapat 650 kasus infeksi yang dikonfirmasi dan 17 korban meninggal dunia.