Scroll untuk baca artikel
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
previous arrow
next arrow
HeadlineInternasionalReligi

Dengan Bantuan Rusia, Suriah Akan Bangun Hagia Sophia Baru

×

Dengan Bantuan Rusia, Suriah Akan Bangun Hagia Sophia Baru

Sebarkan artikel ini

Mediasumutku.com | Damaskus : Pemerintah Suriah di bawah Presiden Bashar Al-Assad telah mengumumkan bahwa mereka akan membangun replika miniatur Hagia Sophia, sebagai perlawanan atas keputusan Turki yang mengubah fungsi bangunan itu dari museum kembali menjadi masjid.

Pembangunan Hagia Sophia mini itu, akan dilakukan di Provinsi Hama, Suriah tengah, dengan bantuan sekutu negara itu, Rusia. Bangunan itu nantinya akan menunjukkan pentingnya “dialog damai” antara agama-agama besar, demikian diwartakan Middle East Monitor.

Menurut outlet berita yang bermarkas di Lebanon, Al-Modon, ide untuk pembangunan tersebut diprakarsai oleh seorang pria bernama Nabeul Al-Abdullah, kepala milisi loyalis pro-rezim Suriah di Provinsi Hama. Setelah mendapatkan persetujuan dari uskup metropolitan gereja Ortodoks Yunani di Hama, Nicolos Baalbaki, rencana itu kemudian disampaikan kepada militer Rusia di Suriah.

Baca Juga:   Menag Imbau Masyarakat Rayakan Imlek Secara Sederhana

Replika Hagia Sophia itu akan dibangun secara khusus di Kota Al-Suqaylabiyah yang mayoritas berpenduduk Kristen Orthodoks Yunani. Bangunan itu akan berdiri di atas sebidang tanah yang disumbangkan oleh pemimpin milisi Al-Abdullah; sebuah tim Rusia di pangkalan militer Hmeimim di Latakia dilaporkan telah mengerjakan rencana pembangunan.

Surat kabar berbahasa Arab Rai Al-Youm melaporkan, anggota parlemen Rusia Vitaly Milonov menyatakan bahwa Suriah adalah lokasi yang ideal untuk mini replika Hagia Sophia karena “tidak seperti Turki, itu adalah negara yang jelas-jelas menunjukkan kemungkinan dialog antaragama yang damai dan positif.”

Hagia Sophia yang asli, yang berbasis di Kota Istanbul, dikembalikan ke status masjid setelah pemerintah Turki membatalkan keputusan 1934 yang membuatnya menjadi museum.

Baca Juga:   Empat Tim Pastikan Lolos Piala Eropa 2020

Bangunan bersejarah itu awalnya dibangun sebagai katedral oleh Kekaisaran Bizantium sebelum dijadikan masjid setelah Kekaisaran Ottoman menaklukkan Konstatinopel, sekarang istanbul, pada 1453. Banyak yang menentang keputusan Turki mengubah Hagia Sophia kembali menjadi masjid, dengan sebagian besar meyakini bangunan itu seharusnya tetap menjadi museum atau dikembalikan menjadi gereja.

Menyusul shalat Jumat pertama dalam 86 tahun yang diadakan di bangunan ikonik itu pekan lalu, negara-negara seperti Yunani mengutuk langkah itu dan tokoh agama di Rusia dan Paus Katolik di Roma menyatakan kekecewaan mereka.

Tujuan Suriah untuk membangun replika bangunan bersejarah dipandang sebagai isyarat balas dendam terhadap Turki, yang turut berkonflik dalam perang sipil Suriah saat ini. Langkah itu juga merupakan isyarat simbolis oleh rezim Assad terhadap komunitas Kristen Suriah, menempatkan dirinya sebagai pelindung, meski banyak gereja telah dihancurkan dan orang Kristen Suriah menjadi korban selama perang sipil di negara itu.

Baca Juga:   Irsan Efendi Nasution Jadi Irup Upacara Hari Agraria di BPN Padangsidimpuan