Scroll untuk baca artikel
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
previous arrow
next arrow
Sumut

Dinkes Sumut: Tekan Angka Stunting dengan ASI

×

Dinkes Sumut: Tekan Angka Stunting dengan ASI

Sebarkan artikel ini
mediasumutku.com | MEDAN –  Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumut mengambil langkah serius untuk menekan angka stunting atau anak tubuh pendek di wilayah Sumut.
Sebab, berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, angka stunting di Sumut mencapai 32,39 persen. Angka ini lebih besar dari nasional, 30,8 persen.
Kepala Dinkes Sumut dr Alwi Mujahit Hasibuan, angka stunting sebetulnya dapat diintervensi hingga temuannya menjadi nol persen. Caranya, dengan memberikan Air Susu Ibu (ASI) kepada anak selama dua tahun.
Karena, pemberian ASI tersebut menurut hasil penelitian dari Persatuan Ahli Gizi Indonesia, yaitu dilakukan selama delapan kali perhari sampai sang anak merasa kenyang. Hal itu sudah cukup untuk memenuhi gizi sang anak agar terhindar dari stunting.

“Sebenarnya stunting ini kalau diintervensi, yakni pada 1.000 hari pertama kehidupan. Mulai dari konsepsi di dalam rahim (gizi ibu), kemudian pemberian ASI selama dua tahun. Kalau kedua hal ini bisa kita jaga dengan baik, maka stunting itu harusnya nol,” ungkap Alwi kepada wartawan, belum lama ini.

Baca Juga:   Antisipasi Kelangkaan BBM Personil Satlantas Polres Tanjungbalai Patroli ke SPBU

Ia membandingkan, pada masa dirinya dilahirkan tahun 1965 lalu, ketika itu kehidupan masyarakat serba sulit. Untuk makan ikan, sepotong harus dibagi kepada empat sampai enam orang sekali makan.

Namun begitu, angka stunting dan kekurangan gizi justru malah rendah. Sebab, para orang tua sadar untuk memberikan ASI kepada anaknya selama dua tahun penuh.

“Dulu ada istilah, jangan banyak makan ikan karena nanti akan cacingan. Tapi, kenapa di zaman itu tidak seperti sekarang yang angkanya sampai 30,8%. Faktornya, kemungkinan karena ibu pada masa itu menyusui anaknya selama dua tahun,” beber Alwi.

Dia meyakini, semua ibu tentu sayang pada anaknya. Hanya saja, Alwi menilai, banyak ibu yang belum begitu paham bagaimana cara menyayangi anaknya dengan benar, sehingga masalah stunting ini bisa sampai terjadi.

Baca Juga:   Komitmen Menata Kota Padangsidimpuan, Tim Gabungan Pemko Gelar Gotongroyong
“Untuk itu, kita berencana untuk menggandeng Karang Taruna sebagai penggerak untuk menanggulangi stunting ini. Paling tidak, organisasi tersebut bisa melakukan pendampingan bila ada ibu hamil dan menyusui di desanya,” tandasnya.[ms5]