Scroll untuk baca artikel
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
previous arrow
next arrow
HeadlineNasional

Dirumahkan, Pramugari Cantik Ini Buka Warkop di Tikungan Jalan

×

Dirumahkan, Pramugari Cantik Ini Buka Warkop di Tikungan Jalan

Sebarkan artikel ini

Mediasumutku.com | Klaten : Orang-orang yang kreatif biasanya tak menyerah pada keadaan, itulah yang diterapkan Renita Fridasari, pramugari cantik yang dirumahkan karena terimbas pandemi virus corona (Covid-19).

Ya, Renita (23) yang sempat menganggur karena dirumah, kini tersenyum karena sukses membuka warung kopi (warkop).

Gadis cantik warga Desa Karanglo, Kecamatan Klaten Selatan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, ini membuka usaha warung kopi (warkop) di tikungan jalan di sebelah utara Hutan Kota di Gergunung, Klaten Utara.

Kecantikan gadis kelahiran Klaten, 1 November 1996 ini mampu menghipnotis para pengunjung yang datang. Bukan hanya jajan mencicipi kopi atau pun menu lainnya, sejumlah pengunjung sering meminta foto bersama Renita.

“Warkop di sini baru jalan dua pekan terakhir. Pengunjungnya kebanyakan cowok. Di antara pengunjung itu mengetahui saya buka warung karena memang teman saya, teman dari adik saya, atau dari Instagram,” ujar Renita beberapa waktu lalu sebagaimana dikutip dari Solopos pada Sabtu (18/7/2020).

“Sampai di sini, banyak yang tanya mana pramugarinya. Terus ada yang minta foto bareng saya,” tambahnya.

Baca Juga:   Bupati Sergai Terima Hasil Riset Ikan Gabus Untuk Covid-19 dari Tim Peneliti USU

Lokasi warkop milik Renita persisnya berada di tepi Jalan Ki Ageng Pemanahan, Gergunung, Klaten Utara. Sejak Mei lalu, Renita sedang dirumahkan dari maskapai penerbangan pelat merah di Tanah Air.

Secara kebetulan, Renita juga sedang mengambil cuti. Di tengah situasi seperti itu, Renita yang menjadi anak pertama dari Endang Setyaningsih, 44, memiliki keinginan membuka usaha. Tujuannya, agar roda perekonomian keluarga tetap berputar.

Saat berpikir usaha apa yang akan digeluti, Renita teringat dengan hobinya yang sering nongkrong di warung burjo saat kuliah di Jogja, beberapa tahun sebelumnya. Saat di warung burjo di Jogja itu, Renita biasanya makan mi goreng atau mi rebus. Sesekali, Renita juga sering ngopi.

Dari kebiasaan lama itu, ternyata menginspirasi Renita membuka warung burjo dan warung kopi. Dipilihnya warung burjo ini juga dilandasi harganya yang merakyat.

Selanjutnya, Renita memberanikan diri membuka usaha Warkop Tikungan di utara Hutan Kota Gergunung, Klaten Utara. Sesuai namanya, warkop milik Renita berasa di tikungan jalan.

Baca Juga:   Pemko Medan Bantu Cari Ajudan Walikota Medan yang Kabur

Meski berada di tikungan jalan, warkop milik pramugari cantik itu tetap memperoleh tempat di hadapan pencinta burjo dan kopi di kawasan Klaten Utara dan sekitarnya.

Di Warkop Tikungan Gergunung itu, Renita menyajikan sejumlah makanan dan minuman. Di antara menu makanan, seperti bubur kacang hijau, bubur ketan hitam, omelet, mi rebus, mi goreng, nasi magelangan, nasi bandeng, nasi bandeng, nasi sarden, nasi goreng, nasi telur, nasi putih.

Seluruh menu dijual dengan harga terjangkau, yakni di kisaran Rp4.500-Rp10.000 per porsi. Warkop tersebut juga dilengkapi wifi gratis.

Di warkopnya, Renita dibantu ibunya, Endang Setyaningsih, dan tantenya, Nur. Meski berkonsep warkop, menu yang paling laris di tempat Renita bukan kopi, melainkan Nasi Magelangan.

Renita mengatakan usaha membuka warkop ternyata sangat menggiurkan. Setiap harinya, omzet yang diperoleh Renita berkisar Rp200.000-Rp600.000. Melihat prospektif dari usahanya, Renita justru ingin membuka cabang usaha di kawasan pinggiran di waktu mendatang.

“Saya enggak malu buka warkop seperti ini. Kondisinya memang seperti ini [sedang dirumahkan dan sedang cuti sebagai pramugari]. Saya juga anak pertama, jadi harus semangat [dalam bekerja],” kata perempuan yang biasa dipanggil Reni atau Rere itu.

Baca Juga:   Gempa Magnitudo 2,8 Guncang Maluku

Pramugari cantik itu menceritakan, awal membangun usaha dibutuhkan tenaga ekstra. Dirinya harus membagi peran dengan ibu dan tantenya. Renita kebagian melayani pembeli.

Sedangkan ibu dan tantenya mengurusi pekerjaan yang lebih berat, seperti membikin nasi dan lainnya. Warkop Tikungan milik Renita buka setiap hari mulai pukul 12.00 WIB-01.00 WIB.

“Di awal usaha itu sempat kaget. Mungkin kecapekan juga. Saya sempat masuk angin. Tensi saya sempat rendah. Setelah ke dokter, sembuh. Tapi saya senang usaha seperti ini. Terlebih, setelah mengetahui keuntungannya,” katanya.

Salah seorang pengunjung di Warkop Tikungan milik Renita, yakni Supriyadi, mengaku sempat menikmati kopi bikinan Renita. Di kesempatan itu, Supriyadi mengaku kopi bikinan pramugari cantik itu lain daripada yang lain.

“Enggak tahu kenapa, rasa kopinya memang beda. Rasanya bisa semriwing,” kata Supriyadi.