Scroll untuk baca artikel
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
previous arrow
next arrow
HeadlinePeristiwa

Harimau ‘Gentayangan’ di Langkat, Inilah Penyebabnya…

×

Harimau ‘Gentayangan’ di Langkat, Inilah Penyebabnya…

Sebarkan artikel ini

mediasumut.com | LANGKAT – Dalam sepekan terakhir harimau Sumatera telah memangsa dua ekor lembu milik warga di Desa Timbang Lawan, Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat, sudah empat kali terjadi.

Kedua lembu milik warga itu ditemukan di pinggir Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) yang jaraknya sekitar 300-500 meter.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Forum Harimau Kita, Munawar Kholis mengatakan, ada beberapa hal yang bisa dilihat dari kasus tersebut. Pertama, ternak tidak dikandangkan. Kemudian harimau merasa nyaman karena mangsanya bisa didapat dengan mudah.

“Kejadian sudah empat kali di lokasi yang sama, bisa jadi harimau sudah merasa nyaman di lokasi tersebut. Hal itu membuat harimau kemudian menjadikannya sebagai teritorialnya karena mudah mendapatkan mangsa. Karena mudah dapat mangsa di situ, dia akan ke situ lagi. Ketagihan,” ujar Munawar.

Baca Juga:   Tur Album Tujuh di 7 Kota SLANK Siap Persembahkan Penampilan Memorable Bersama JNE

Menurutnya, hal yang perlu dilakukan adalah mengidentifikasi harimau yang memangsa ternak warga, terkait jenis kelamin dan umurnya. Seperti betina, kalau sudah dewasa dia akan ke pinggir hutan untuk menghindari harimau lain atau menyelamatkan anaknya.

“Harimau jantan remaja, juga bisa ke pinggir hutan karena melihat di dalam hutan sudah ada harimau lain yang memiliki teritorial sehingga dia harus mencari teritorialnya sendiri. Kalau harimau melihat di daerah itu tidak ada harimau lain dan mangsanya mudah, dia akan menetapkan sebagai teritorialnya, maka dia akan datang lagi ke situ,” ulasnya.

Munawar menjelaskan ada beberapa hal yang bisa dilakukan. Pertama, ternak harus dikandangkan, terutama ketika menjelang petang.

Baca Juga:   Ribuan Massa Pemuda Pancasila Gelar Aksi Damai

“Pasalnya, harimau mencari mangsa saat petang hingga fajar. Kedua, masyarakat harus lebih sering membuat bunyi-bunyian agar harimau tidak merasa nyaman di lokasi tersebut dan memangsa ternaknya.”

“Nah, kalau tidak ada penghalauan, ya pasti akan datang lagi harimau itu,” imbaunya.

Seperti diketahui, Jumingin, warga Dusun Pulo Pisang, Desa Timbang Lawan, Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat, harus kehilangan lembunya karena dimangsa Harimau Sumatera (Panthera Tigris Sumatrae) untuk yang ketiga kalinya.

Peristiwa pertama terjadi pada tahun 2014. Kedua kali pada Agustus 2018 dan tahun ini terjadi hari Sabtu (26/10) pekan lalu. Ketiganya dimangsa di lokasi yang sama.

Pihak BBTNGL belum mengetahui apakah satwa yang memangsa ternak warga Sabtu (26/10) kemarin merupakan satwa yang menyerang pada 2014 dan 2018.

Baca Juga:   Wong Chun Sen Bagikan Sembako Bareskrim Polri di Cetiya Magga Bodhi Sejati