Scroll untuk baca artikel
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
previous arrow
next arrow
HeadlineReligi

Hindari Perpecahan, Pertikaian Dan Saling Hujat

×

Hindari Perpecahan, Pertikaian Dan Saling Hujat

Sebarkan artikel ini

mediasumutku.com | TEBINGTINGGI : Wali Kota Tebing Tinggi H.Umar Zunaidi Hasibuan mengatakan yang membuat manusia rusak adalah penyakit hati, bukan karena liver yang bisa diobati dokter,” Penyakit hati yang tidak baik itu dengki, iri, syirik dan obatnya hanya satu yakni agama, karena kita terlalu mudah untuk berbicara tetapi sulit untuk mengerjakannya atau mengimplemtasikannya,” kata wali kota dalam perayaan Natal Oikumene dan menyambut Tahun Baru 2020 Kota Tebing Tinggi Minggu (29/12).

Acara yang diselenggarakan di lapangan Merdeka itu dihadiri unsur FKPD dan Ketua DPRD Basyaruddin Nasution serta ribuan umat krristiani Tebing Tinggi.

Disampaikan Wali Kota, sejak awal malam misa natal gereja-gereja di Tebing Tinggi penuh dengan umat kristiani yang mengikutinya dan semua berjalan lancar dan damai sesuai harapan. Diketahui dalam misa tersebut adalah kelompok Parsadaan Martimiang Setahun Sahali (PMSS), setidaknya mereka masih mengingat Tuhan, sembari pulang Kampung ke Tebing Tinggi.

Baca Juga:   Cari Solusi Permasalahan Banjir di Sergai, Bupati Ajak Forkompimda Perkuat Sinergi dan Koordinasi

“Yang tidak kita inginkan orang yang tidak ingat dengan Tuhan dirinya merasa hebat,paling super, sombong dengan ilmunya, kekayaannya, padahal itu tidak ada apa-apanya di mata Tuhan hanya seperti secuil debu, dan merupakan titipan Tuhan,” katanya seperti disiarkan Antara.

Wali kota berharap melalui pesan natal dengan tema Sahabat bagi semua orang, mari hindari perpecahan, pertikaian, saling hujat, menyebarkan fitnah, kita satukad tekad membangun Tebing Tinggi, nusa dan bangsa ke depan lebih baik lagi. Acara natal oikumene masyarakat Tebing Tinggi diisi dengan pemberian santunan beras kepada warga kurang mampu, dilanjutkan dengan acara ritual dengan pengkotbah Romo Constantius Eka Wahyu.