Scroll untuk baca artikel
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
previous arrow
next arrow
Ekonomi

Hingga Juni 2021, Likuiditas di PerbankanTetap Longgar

×

Hingga Juni 2021, Likuiditas di PerbankanTetap Longgar

Sebarkan artikel ini

mediasumutku.com|MEDAN- Kondisi likuiditas di perbankan dan perekonomian hingga Juni 2021 tetap longgar dan berlimpah.

Ini disokong oleh kebijakan quantitative easing (QE) dan partisipasi Bank Indonesia (BI) dalam pembiayaan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) melalui pembelian Surat Berharga Negara (SBN) di pasar perdana sesuai dengan surat keputusan bersama II antara Bank Indonesia dan Menteri Keuangan Nomor 2/2020.

“Hingga 15 Juni 2021, BI telah menambahkan likuiditas di perbankan sebesar Rp 94,03 triliun. Sejak 2020, total injeksi likuiditas ke pasar uang dan perbankan telah mencapai Rp 820,6 triliun atau setara dengan 5,3% PDB,” kata Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo dalam siaran pers, Senin (28/6/2021).

Baca Juga:   Pertamina Patra Niaga Jamin Ketersediaan Avtur di Empat Bandara Embarkasi Haji Regional Sumatera Bagian Utara

Perry menyebutkan, pembelian SBN di pasar perdana oleh BI untuk APBN 2021 tercatat telah mencapai Rp 116,26 triliun per 15 Juni 2021.

“Ini terdiri atas Rp 40,8 triliun melalui lelang utama dan Rp75,46 triliun melalui lelang tambahan. Untuk APBN 2020 berjumlah Rp 473,42 triliun,” ujar dia.

Dengan demikian, lanjutnya, likuiditas di perbankan tercatat sangat melimpah yang tercermin dari rasio alat likuid terhadap dana pihak ketiga (AL/DPK) yang tinggi, sebesar 32,71 persen dan pertumbuhan DPK yang mencapai 10,71 persen secara tahunan.

Hal ini, sejalan dengan likuiditas perekonomian mengalami peningkatan, sejalan dengan uang beredar dalam arti sempit (M1) dan luas (M2) yang tumbuh masing-masing 12,6 persen dan 8,1 persen secara tahunan.

Baca Juga:   Gubsu Minta Para Pengusaha Jangan PHK Karyawannya

“Dengan likuiditas ini perlu didorong agar likuiditas mengalir, makanya tidak bisa hanya dari sisi sektor keuangan saja tetapi dari sektor riil juga,” katanya.

Adapun, BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2021 akan mencapai kisaran 7 persen. “Namun, akan dipertimbangkan mengingat adanya Covid-19.

Namun demikian, BI tetap mempertahankan proyeksi akhir tahun 2021 pada kisaran 4,1 persen hingga 5,1 persen dengan titik tengah sebesar 4,6 persen.(MS11)