Scroll untuk baca artikel
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
previous arrow
next arrow
Ekonomi

Hingga September 2020, Realisasi Panen Padi Sebesar 337,45 Ribu Hektar

×

Hingga September 2020, Realisasi Panen Padi Sebesar 337,45 Ribu Hektar

Sebarkan artikel ini
mediasumutku.com| MEDAN- Berdasarkan hasil Survei Kerangka Sampel Area (KSA) di Sumatera Utara, realisasi panen padi sepanjang Januari hingga September 2020 sebesar 337,45 ribu hektar atau mengalami penurunan sekitar 7,9 ribu hektar (2,29 persen) dibandingkan 2019 yang sebesar 345,39 ribu hektar.
“Tidak terjadi pergeseran puncak panen padi pada 2020 dibandingkan 2019. Puncak panen padi pada 2020 terjadi pada bulan Februari, sementara puncak panen pada 2019 juga terjadi pada bulan Februari,” sebut Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara, Syeh Suhaimi, Selasa (3/11/2020).
Sementara itu, sebutnya, potensi panen sepanjang Oktober hingga Desember 2020 sebesar 62,82 ribu hektar. Dengan demikian, total potensi luas panen padi pada 2020 mencapai 400,3 ribu hektar, atau mengalami penurunan sekitar 12,84 ribu hektar (3,11 persen) dibandingkan 2019 yang sebesar 413,41 ribu hektar.
Luas panen tertinggi pada 2020 terjadipada Februari, yaitu sebesar 57 ribu hektar, sementara luas panen terendah terjadi pada bulan November, yaitu sebesar 14 ribu hektar.
“Sedangkan untuk produksi padi di Sumatera Utara sepanjang Januari hingga September 2020 diperkirakan sekitar 1,77 juta ton gabah kering giling (GKG), atau mengalami kenaikan sekitar 24,89 ribu ton (1,42 persen) dibandingkan 2019 yang sebesar 1,75 juta ton GKG,”ujarnya.
Produksi padi tertinggi pada 2020 terjadi pada bulan Februari, yaitu, sebesar 0,29 juta ton sementara produksi terendah terjadi pada bulan November, yaitu sebesar 0,07 juta ton. Produksi tertinggi pada 2019 juga terjadi pada bulan Februari sama dengan tahun 2020.
“Tiga kabupaten/kota dengan total potensi produksi padi (GKG) tertinggi pada 2020 adalah Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Serdang Bedagei, dan Kabupaten Simalungun. Sementara itu, tiga kabupaten/kota dengan potensi produksi padi terendah adalah Kota Tebingtinggi, Kabupaten Labuhanbatu Selatan, dan Kota Tanjungbalai,” pungkasnya. (MS11)
Baca Juga:   RCEP Dorong Percepatan Pemulihan Ekonomi Pasca Pandemi