Scroll untuk baca artikel
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
previous arrow
next arrow
Ekonomi

Ini Tiga Variabel Penting yang Pengaruhi Kinerja Private Wealth Management

×

Ini Tiga Variabel Penting yang Pengaruhi Kinerja Private Wealth Management

Sebarkan artikel ini

mediasumutku.com| MEDAN- Pertumbuhan bisnis perbankan retail di Indonesia tidak lepas dari kinerja private wealth management, untuk itu perlu mempertimbangkan daya saing bank, manajemen risiko dan customer relationship management sebagai tiga variabel yang mempengaruhi kinerja private wealth management.

Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk., Hery Gunardi mengakui, jika penelitian mengenai private wealth management telah ada sebelumnya. Namun, dia menegaskan yang ditinjau dari sisi daya saing bank, manajemen risiko, customer relationship management dan mengkaji pengaruhnya terhadap kinerja perbankan retail baru diangkat dalam disertasinya.

“Private wealth management merupakan salah satu segmen individual di perbankan yang memiliki potensi besar terkait dengan pendapatan fee based income,” ujar Hery saat berpidato dalam sidang promosi doktor tersebut melalui zoom, Kamis (29/7/2021).

Baca Juga:   Perkuat Kerjasama, BSI Sediakan Layanan Perbankan Bagi Mahkamah Konstitusi

Dalam sidang tersebut dipaparkan bahwa segmen wealth management, dengan tiering portofolio nasabah di atas Rp500 juta, memiliki proporsi lebih besar dengan pertumbuhan positif dari tahun ke tahun sejak 2013.

“Walaupun jumlah rekening segmen tersebut tidak sampai 1 persen dari total rekening DPK di bank umum, namun nominal simpanan porsinya di atas 50 persen dari total nominal simpanan individu. Karena itu, seiring dengan pertumbuhan populasi High Net Worth Individual (HNWI) di Indonesia, aset finansial segmen tersebut juga mengalami pertumbuhan,”ujarnya.

Pada 2019 populasi HNWI di Indonesia tumbuh 4 persen dari tahun sebelumnya atau mencapai 134.000 orang. Total kekayaannya mencapai US$675 miliar atau sekitar Rp10,7 triliun. Menurut Lembaga Penelitian Knight Frank, populasi HNWI di Indonesia akan tumbuh 57 persen pada 2024.

Baca Juga:   Peringati Hari Pelanggan, BSI Perkuat Ultimate Service melalui Transformasi Digital

Kendati demikian, dominasi private wealth management di Indonesia tersebut sebagian besar belum dioptimalkan oleh perbankan nasional. Pada 2015, pemerintah menetapkan kebijakan Tax Amnesty yang memberikan peluang pertumbuhan bagi bisnis private wealth management.

Sehingga pada akhir 2017 sebanyak 965.983 warga negara Indonesia berpartisipasi dalam program ini. Dana repatriasi mencapai Rp147 triliun, sedangkan asset yang dideklarasi sebesar Rp4,866 triliun.

“Dari penyelenggaraan program Tax Amnesty ini, dapat disimpulkan bahwa amandemen peraturan ini menciptakan lebih banyak peluang bagi segmen wealth di Indonesia untuk tumbuh lebih optimal,” ujar Hery yang meraih nilai Sangat Memuaskan dalam sidang promosi doktornya.

Diapun menjelaskan, bisnis private wealth management sangat dipengaruhi dari kondisi persaingan di sektor perbankan. Selanjutnya, bisnis private wealth management ini tidak terlepas dari risiko yang menyertainya.

Baca Juga:   Damai, Cinta dan Kasih JNE untuk Indonesia

Karena itu, penelitian ini juga memberikan gambaran pengaruh dari manajemen risiko terhadap bisnis private wealth management. Hal lainnya adalah mengenai pengelolaan nasabah.

“Pengelolaan nasabah HNWI tentu memerlukan penanganan khusus yang sangat unik dan berbeda. Dengan demikian, customer relationship management (CRM) menjadi variabel yang cukup penting untuk diteliti,” ujarnya.(MS11)