Scroll untuk baca artikel
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
previous arrow
next arrow
PeristiwaSumut

Kecamatan Tigapanah Karo Diguyur Hujan Es

×

Kecamatan Tigapanah Karo Diguyur Hujan Es

Sebarkan artikel ini

mediasumutku.com lMEDAN-Wilayah Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara (Sumut) diguyur hujan deras, Kamis (20/8/2020) sore pukul 18.15 WIB. Namun, hal aneh terjadi di Kecamatan Tigapanah. Didaerah itu telah terjadi fenomena hujan es.

“Tadi sempat terjadi hujan es di sini. Hujan es nya sebesar batu kerikil,” kata salah seorang warga bernama Krisnanto Ginting warga setempat.

Ia mengaku, fenomena alam tersebut baru kali ini terjadi di Kecamatan Tigapanah. Hujan es terjadi sekitar 20 menit. Setelah itu disusul hujan deras.

“Ada sekitar 20 menit tadi hujan es nya. Hujannya nggak sampai merusak atap rumah. Tapi es nya sampai masuk ke teras rumah saya,” ungkapnya.

Baca Juga:   Inalum Terapkan "Protokol" Cegah Penularan Covid 19

Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Karo turut membersihkan wilayah tersebut dari paparan abu vulkanik Gunung Sinabung. Pasalnya sejak 8 Agustus 2020, Sinabung mulai menunjukkan aktivitasnya. Bahkan tremor terjadi terus menerus.

Terpisah, Kepala BMKG Wilayah 1 Medan Edison Kurniawan menjelaskan hujan es, dalam ilmu meteorologi disebut juga hail, adalah presipitasi yang terdiri dari bola-bola es.

“Salah satu proses pembentukannya adalah melalui kondensasi uap air lewat pendinginan di atmosfer pada lapisan di atas level beku,” sebutnya.

Es yang terjadi dengan proses ini biasanya berukuran besar. Karena ukurannya, walaupun telah turun ke arah yang lebih rendah dengan suhu yang relatif hangat, tidak semua es mencair.

Baca Juga:   Cegah Covid-19, Bhabinkamtibmas Bandar Pinang Semprotkan Cairan Disinfektan Dirumah Penduduk

“Hujan es tidak hanya terjadi di negara subtropis, tetapi bisa juga terjadi di daerah ekuator,” urainya

Proses lain yang dapat menyebabkan hujan es adalah pembekuan, di mana uap air lewat dingin tertarik ke permukaan benih-benih es. Karena terjadi pengembunan yang mendadak maka terbentuklah es dengan ukuran yang besar.

“Hujan es disertai biasanya juga disertai puting beliung berasal dari jenis awan bersel tunggal berlapis-lapis (CB) di dekat permukaan bumi, dapat juga berasal dari awan multisel, dan pertumbuhannya secara vertikal, dengan luasan area horizontalnya sekitar 3 – 5 km dan kejadiannya singkat berkisar antara 3 – 5 menit atau bisa juga 10 menit tetapi jarang,” paparnya.

Baca Juga:   Resmikan Festival Bunga dan Buah Tanah Karo, Musa Rajekshah: Bangkitkan Ekonomi

Karena itu, lanjut Edison, peristiwa ini hanya bersifat lokal dan tidak merata, jenis awan berlapis-lapis ini menjulang kearah vertikal sampai dengan ketinggian 30.000 kaki lebih.

“Jenis awan berlapis-lapis ini biasa berbentuk bunga kol dan disebut Awan Cumulonimbus (CB),” bebernya. (MS8)