Scroll untuk baca artikel
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
previous arrow
next arrow
HeadlineInternasional

Kerusuhan Di Amerika Serikat Turunkan Kredibilitas Diplomasinya

×

Kerusuhan Di Amerika Serikat Turunkan Kredibilitas Diplomasinya

Sebarkan artikel ini

Mediasumutku.com | Amerika Serikat : Kerusuhan yang dipicu kematian seorang pria kulit hitam, George Flyod telah menurunkan kredibilitas diplomasi Amerika Serikat (AS).

Pakar Hubungan Internasional dari Lembaga Penelitian Indonesia (LIPI) Nanto Sriyanto, Senin (1/6/2020) mengatakan, dampak kerusuhan yang pertama kali terjadi di Kota Minneapolis, Minnesota, itu semakin terpuruk di era Presiden Donald Trump.

Nanto menjelaskan Persoalan Perang Dagang dan Renegosiasi FTA dengan Mitra tradisionalnya, penarikan diri dari sejumlah perjanjian multilateral (paris agreement, TPP) menjadikan pertanyaan besar tentang tatanan dunia berdasarkan poros AS.

“Di saat yang sama Tiongkok (China) dengan agresifnya mendorong dirinya untuk menjadi alternatif di tengah vakum tersebut. Meskipun didesak karena kasus Covid dan Diplomasi Covid yang di sejumlah kasus menimbulkan blowback. Tiongkok masih berupaya mengesankan pro-multilateralisme di sidang World Health Assembly ke-73 kemarin,” tuturnya.

Baca Juga:   Gubsu Edy Rahmayadi Bertemu dengan Masyarakat Sumut di Papua

George Floyd meninggal usai diinjak menggunakan lutut oleh polisi. Insiden penginjakan tersebut terekam kemudian viral dan memicu beragam protes hingga kerusuhan di negara bagian di AS.

“Ini [disebabkan] ANTIFA dan Radikal Kiri. Jangan menyalahkan orang lain!” kata Trump dalam cuitannya pada hari Sabtu (30/05).

Dalam video yang viral, George Floyd mengerang “tolong, saya tak bisa bernapas” dan “jangan bunuh saya” sementara itu orang-orang yang lewat menyerukan kepada para petugas untuk melepaskannya.

George Floyd lalu berhenti bergerak, dan ambulans tiba untuk membawanya ke rumah sakit. Tak lama Floyd meninggal di sana.

Kematian Floyd menyalakan kembali kemarahan pada perlakuan polisi terhadap orang keturunan Afrika-Amerika.

Baca Juga:   Polsek Dolok Masihul Meringkus TO Pengedar Sabu

Protes atas kematiannya telah berubah menjadi kerusuhan, mendorong kota-kota besar untuk memberlakukan jam malam.

“Langkah yang diambil Trump sendiri masih jauh dari penyelesaian. Menyalahkan pemimpin negara bagian dan kota,” ujar Nanto.