Scroll untuk baca artikel
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
previous arrow
next arrow
Ekonomi

Kulit Pisang Disulap Jadi Kerupuk, Pengusaha ini Panen Puluhan Juta Rupiah

×

Kulit Pisang Disulap Jadi Kerupuk, Pengusaha ini Panen Puluhan Juta Rupiah

Sebarkan artikel ini

Mediasumutku.comIASAHAN-Prihatin oleh banyaknya kulit pisang yang dihasilkan dari limbah usaha pisang sale yang dijalankannya membuat pasangan Yanto (50) dan Suwarni (48)  terpikir untuk menggagas sebuah penganan yang diolah dari kulit pisang. Hingga akhirnya lahirlah kerupuk kulit pisang.  Dari usaha limbah ini ia mampu meraih omset sekitar belasan  Juta Perbulan.

Suatu yang tidak biasa digagas oleh pasangan ini, warga Asahan yang tinggal di Dusun IV Desa Sei Alim Hasak Kecamatan Sei Dadap Kabupaten Asahan, Sumatera Utara. Kulit pisang yang selama ini menjadi masalah bagi dirinya kini malah mendatangkan rezeki yang berlipat ganda. Dengan modal yang sangat minim.

Pada awalnya Yanto memulai usaha Home Industrinya dengan memproduksi pisang sale di tahun 2012. Dirinya dibuat kelimpungan oleh banyaknya limbah kulit pisang. Sambil terus memproduksi pisang sale, ia juga memikirkan bagaimana caranya mengolah kulit pisang, demi meminimalkan limbah dan bahkan bisa mendatangkan  nilai ekonomi.

Ilham itu terwujud tahun 2014. Perhatiannya tertuju pada olahan kerupuk kulit pisang yang  idenya diperolehnya dari searching di google. “Saya menemukan fakta bahwa pada kulit pisang itu juga mengandung zat yang bermanfaat bagi tubuh manusia. Berdasarkan penelitian, dalam kulit pisang juga mengandung serat yang membantu menurunkan kolestrol, mengandung anti oksidan, kalium, memerkuat sel darah merah, lutein yang menjaga kesehatan mata dan masih lainnya.

Baca Juga:   Analis: Sentimen Perang Dominasi Pergerakan Rupiah

Melihat banyaknya manfaat kulit pisang , Yanto tidak lagi ragu menjalankan idenya untuk dijadikan sebagai bahan dasar membuat kerupuk.

Pria yang sehari-harinya menjabat sebagai Sekretaris Desa (Sekdes) Sei Alim Hasak ini mencoba idenya. Hingga empat kali percobaan, hasilnya tidak seperti yang diharapkan. Setiap percobaan dicatat, dan kekurangannya disempurnakannya lagi. Percobaan kelima semakin menunjukkan hasil yang lebih baik. Pasangan ini  memiliki kepercayaan diri untuk melemparkan produknya ke pasar.

Proses pertama pembuatan keripik kulit pisang adalah, kulit pisang dicuci bersih di keran air. “Saya cuci dengan air yang mengalir agar kulit pisang benar-benar bersih,”jelasnya.

Kulit pisang yang sudah dicuci dijemur hingga air pada kulit pisang dipastikan kering.

Kulit pisang diblender hingga halus, selanjutnya dicampur kedalam tepung tapioka dan diberikan bumbu seperti bawang putih dan ketumbar. Adonan dicetak, kemudian dijemur hingga kering. Setelah kering, kerupuk digoreng, dikemas barulah dipasarkan.

Yanto menjelaskan bahwa kerupuk kulit pisang buatannya tidak menggunakan bahan pengawet. “Kerupuk kulit pisang ini saya buat tanpa bahan pengawet dan tanpa pewarna sehingga warna dari kerupuk kulit pisang ini alami bewarna coklat kehitaman, bisa saja saya perindah warnanya dengan menggunakan pewarna, namun jelas itu kurang baik untuk kesehatan,”jelasnya.

Baca Juga:   Investor Cemas Picu Wall Street Rontok

Ia mengatakan usaha kerupuk yang dilakukannya tidaklah langsung sukses. “Ia baru jadi kerupuk seperti standar sekarang setelah lima kali proses,”ungkapnya. “Saya tidak patah semangat. Kadang kerupuknya tidak garing, saya lihat apa kekurangannya. Saya sempurnakan lagi, “imbuhnya. Percobaan yang ke lima, produknya siap jual dan mampu bersaing dengan aneka kerupuk lainnya yang ada di Asahan.

Olahan kulit pisang untuk biaya kuliah anak

Yanto mengatakan dengan bertambahnya usaha yang dilakoninya, omsetnya pun semakin lebih baik yang turut membantu perekonomian keluarganya. “Alhamdulillah tiga anak saya biayanya dari keripik kulit pisang,”akunya.

Dengan wajah yang penuh rasa syukur yanto bercerita bahwa kerupuk kulit pisang ciptaanya tersebut dapat menghasilkan omset dalam seminggu hingga 150 Renteng isi 25 pcs dan 50 bungkus dengan ukuran berat 250 gram. Untuk ukuran 250 Gram dijual Rp 15 Ribu. Selain siap goreng, juga menjual kerupuk mentah, harga perkilonya Rp 50 Ribu. Dengan modal yang sangat kecil ia bisa memperoleh omset Rp 3,5 Juta perminggu.

Baca Juga:   Jumat Berkah dari JNE Medan

Dalam menjalankan usaha kerupuk pisang ia dibantu oleh istrinya Suwarni, 3 orang anaknya dan satu orang pekerja.

Kini Kerupuk kulit pisang buatan yanto telah menjadi sebagai produk Home Industri unggulan Desa Sei Alim Hasak. Ia telah mengantongi sebagai pemenang untuk beberapa kali perlombaan. Sebagai  Desa Terbaik tingkat Provinsi Sumatra Utara tahun 2017. Selain dari itu, Kerupuk Kulit Pisang milik Yanto sempat memenangkan perlombaan makanan produk Home Industri tingkat Provinsi Sumatra Utara.

Dalam hal ini, produk Kerupuk Kulit pisang milik Yanto banyak mendapatkan orderan dari Pemkab Asahan terutama ibu PKK Kabupaten Asahan. “Ibu PKK tingkat Kabupaten selalu order kerupuk kulit pisang kami, apalagi disaat ada kegiatan seperti pameran atau Asahan Expo pasti kami mendapat orderan”, jelas Yanto.

Bukan hanya Kerupuk Kulit Pisang,  usaha pisang sale yang dilakoninya juga sukses di pasar dan memiliki inovasinya tersendiri. Kini ia juga  menggagas emping pisang dalam dua varian rasa yakni Emping Pisang rasa sambalado dan Emping pisang rasa orizinal. Ketiga produk buatan Yanto itu sudah memiliki ijin dari Dinas Kesehatan dengan merek kerupuk kulit pisang Sakinah, dan menjadi salah satu oleh-oleh kebanggaan Asahan.(sit)