Scroll untuk baca artikel
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
previous arrow
next arrow
HeadlineSumut

Menabur Benih Jadi Pertanda Baik Pengembangan Desa Wisata Sigapiton

×

Menabur Benih Jadi Pertanda Baik Pengembangan Desa Wisata Sigapiton

Sebarkan artikel ini

Mediasumutku.com | Toba Samosir – Sejak pagi masyarakat sudah berkumpul di pelataran dekat Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP), Desa Sigapiton, Kecamatan Ajibata, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara, Senin (3/3). Suara musik gondang khas Batak juga mulai beradu, disusul pembawa acara.

Para Inang (kaum ibu) memakai kebaya warna-warni mulai berdatangan. Membawa tandok (kerangjang anyam) di atas kepala. Tandok berisi benih padi.

Rangkaian adat Manobur Bonih (red: Menabur Benih) pun dimulai. Dibuka dengan petuah dari pemimpin adat Bius Siopat Marga yang selama ini bermukim di Sigapiton.

Di antar musik khas Batak, kaum Inang langsung berjalan menuju sawah yang letaknya tak jauh dari lokasi acara. Bersama sejumlah perangkat pemerintahan Toba Samosir.

Sebelum menaburkan benih, para raja bius pun memberikan petuah. Intinya, berharap benih yang ditabur bisa tumbuh dan memberikan manfaat bagi warga desa.

Baca Juga:   Asepte Gaulle Ginting Ajak Mahasiswa Fakultas Hukum Unika Santo Thomas Medan Ikut Menyuarakan Perilaku Korupsi

“Acara seperti ini hampir tidak pernah dilakukan lagi. Ini satu kebanggaan buat kita. Dengan dukungan berbagai pihak, Manabur Bonih bisa mulai kita lestarikan lagi,” ujar Kepala Desa Sigapiton Hisar Butarbutar.

Kata Hisar, menabur benih ini jadi ajang silaturahmi warga kampung. Selain melestarikan tradisi yang sudah lama hilang.

“Sudah hampir 40 tahun menabur benih ini tidak diadakan,” ungkap Hisar.

Acara menabur benih juga dihadiri sejumlah pejabat pusat. Diantaranya, Deputi Kemenko Maritim dan Investasi Odo Manuhutu, Perwakilan Kementerian Luar Negeri Agung Kurniadi, Ketua Tim Percepatan Pengembangan 10 Destinasi Prioritas Hiramsyah S Thaib.

Saat ini Sigapiton diproyeksikan menjadi desa wisata. Letaknya yang strategis, menjadi potensi tersendiri untuk pariwisata.

Sesuai namanya, Sigapiton memang diapit di antara bukit. Sigapiton pun begitu menarik jika dipandang dari The Kaldera Toba Nomadic Escape, destinasi wisata kembara yang tengah dikembangkan pemerintah.

Baca Juga:   Terkait BLUD, Sekretaris Komisi 2 DPRD Medan Kunker ke DPRD Kota Pematangsiantar

“Saya berharap pemerintah bisa membangun akses jalan yang lebih baik ke Sigapiton ini. Karena potensi wisata kami juga cukup besar. Khususnya pada bidang Agrowisata. Jika aksesnya dibangun, maka wisatawan akan datang,” ujar Hisar.

Sementara itu Direktur Utama Badan Otorita Pariwisata Danau Toba (BOPDT) Arie Prasetyo menyambut baik acara yang digelar masyrakat desa. Pihaknya menyatakan kesiapan untuk membantu masyarakat. Khususnya yang berkaitan dengan pengembangan pariwisata.

“Sigapiton harus menjadi pilot project pembangunan desa wisata. Sejumlah menteri sudah datang ke sini dan melihat ada potensi yang besar Sigapiton untuk pariwisata,” ungkap Arie.

Arie juga mengatakan pihaknya akan bersinergi dengan pemerintah desa. Kesempatan untuk mengembangkan Sigapiton, kata Arie, tidak akan datang dua kali. Dia meminta izin kepada para tokoh adat untuk terus bersama-sama mengembangkan Sigapiton.

Baca Juga:   CEO FIFGROUP Raih Penghargaan The Most Inspiring CEO dari iCIO Community

“Fasilitas di sini akan kita kembangkan. Kita berharap ketika ada turis mancanegara yang datang, kita bisa memberikan kenyamanan dengan fasilitas yang ada,” ungkapnya.

Pihaknya juga terus fokus meningkatkan kualitas SDM pariwisata di Sigapiton. Berbagai pelatihan, hingga beasiswa pariwisata sudah diberikan ke sejumlah warga.

“Kemarin ada yang kita sekolahkan sampai ke Bali. Kita berharap, mereka ini jadi tokoh-tokoh pariwisata untuk Danau Toba. Kami berharap bisa bermitra seterusnya dengan masarakat Sigapiton,” pungkasnya.

Setelah menabur benih, rangkaian acara dilanjut dengan pembagian Jambar atau daging kerbau kepada para raja-raja adat dan perwakilan pemerintah. Pemberian Jambar menjadi bentuk apresiasi warga kepada para pihak yang sudah menyukseskan acara menabur benih. Tarian tortor juga menandai selesainya acara adat menabur benih.