Scroll untuk baca artikel
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
previous arrow
next arrow
Berita SumutHeadlineReligiSumut

Peresmian Buddhayana Dharmasala, Musa Rajekshah: Semoga Membawa Semangat Kebersamaan

×

Peresmian Buddhayana Dharmasala, Musa Rajekshah: Semoga Membawa Semangat Kebersamaan

Sebarkan artikel ini

MEDAN – Wakil Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Musa Rajekshah berharap peresmian gedung Buddhayana Dharmasala menjadi tempat ibadah yang nyaman dan membawa ketenangan bagi para umat Buddha khususnya di Kota Medan.

“Kami harap Vihara Borobudur, rumah ibadah yang ada di Medan, di Sumut memberikan solusi bagi masyarakat terkhusus umat Buddha akan berbagai permasalahan. Semoga gedung yang baru diresmikan ini nyaman dan membawa ketenangan,” ujar Wagub Musa Rajekshah saat memberi kata sambutan pada acara peresmian di Vihara Borobudur, Jalan Imam Bonjol, Medan, Sabtu (4/12).

Hadir dalam peresmian Tokoh Nasional Yenni Wahid, Ketua Umum Majelis Buddhayana Indonesia (MBI) Amin Untario, Ketua Badan Pendiri Vihara Borobudur Romo Phoa Krishnaputra, Ketua Yayasan Vihara Borobudur Lindawati Rusli, Walikota Medan Bobby Nasution dan Forkopimda Kota Medan.

Lanjut Ijeck, sapaan akrab Musa Rajekshah setiap agama mengajarkan perbuatan baik namun tak bisa dipungkiri situasi saat ini bersamaan dengan tuntutan ekonomi dan berkembangnya teknologi, setiap orang khususnya para generasi muda tak bisa dibatasi dalam hal mendapatkan informasi dari media sosial baik informasi yang baik juga yang buruk.

Baca Juga:   Edy Rahmayadi, UAS dan Ribuan Pengunjung Kompak Nyanyikan Lagu “Seribu Mujahid”

“Informasi yang baik akan cepat kita sebarkan begitu juga berita yang tidak baik. Maka yang perlu kita miliki saat ini adalah pemahaman, bagaimana kita lihat membedakan mana yang baik dan buruk dan yang bisa mengajarkan pemahaman itu adalah agama. Ini menjadi PR dan tanggung jawab kita bersama,” ujar Ijeck.

Untuk itu, Ia berharap Vihara Borobudur bisa terus memberikan pemahaman agama kepada umat Buddha khususnya para generasi muda. “Agama apapun mengajarkan kita hal yang baik, kalau kita beriman dengan agama kita masing-masing pasti takut dalam bertindak yang salah. Semoga hubungan baik kita sesama umat beragama di Sumut bisa terus terjaga, selama ini tak pernah ada permasalahan. Kita berharap kita terus mampu menjaga generasi yang mampu membawa Indonesia ini lebih baik, dengan ilmu, iman dan kebersamaan,” ujarnya.

Sementara itu, Yenni Wahid yang turut hadir mengaku selama ini Ia jarang menghadiri kegiatan secara langsung. Namun pada kegiatan ini, Ia hadir langsung karena rasa cinta yang mengalir dari ayahnya Abdul Rahman Wahid (Gusdur) dan YM. Bhante Ashin Jinarakhitta Mahastavira (Sukong).

Baca Juga:   Ini Nasihat Ijeck kepada Para Santri yang Berangkat ke Ponpes Ruhama Al-Fajar Bogor

“Sukong dan Gusdur banyak memiliki kesamaan. Sukong tokoh Buddha yang punya hubungan baik dengan berbagai agama. Welas kasih yang dimiliki keduanya adalah inspirasi dan ini yang dibutuhan dunia apalagi anak muda sekarang yang banyak merasakan kegelisahan,” ujar Yenni Wahid.

Dunia media sosial yang mengubah pertemuan atau interaksi secara virtual membuat rasa saling mengerti atau welas kasih mulai hilang. “Sekarang antara kita jarang sekali berinteraksi secara fisik apalagi anak-anak kita mereka mungkin sudah jarang bermain bersama teman-temannya. Padahal itu adalah kebutuhan yang dimiliki oleh seorang manusia agar bisa tumbuh seutuhnya dan mengembangkan kemampuan yang dibutuhkan. Sosial media kita gak perlu mengembangkan rasa saling mengerti, kalau enggak suka unfollow saja,” ujarnya.

Karena hal ini, lanjutnya anak-anak muda pada saat ini sangat minim atau tidak terlalu dibekali dengan kemampuan untuk bisa berinteraksi dengan baik. “Akhirnya yang terjadi adalah kegelisahan mereka maunya instan saja. Padahal untuk bisa menumbuhkan pohon yang tinggi harus mau menanam bibit menyirami menjaga dari hama dan memastikan kena sinar matahari proses panjang tidak bisa dari langsung dalam waktu 3 bulan langsung jadi pohon besar kecuali namanya pohon singkong tapi nggak bisa mengharapkan pohon jati,” ceritanya.

Baca Juga:   Pelukis Sumut Hadiahi Wagub Lukisan Besar

Untuk itu ia berharap Vihara Borobudur melalui Buddhayana Dharmasala bisa menjadi tempat untuk lebih banyak lagi mempraktekkan rasa cinta terhadap sesama. “Menjadi tempat dimana kita bisa lebih banyak menyemai cinta dan lebih banyak vibrasi ketenangan vibrasi compassion atau welas asih bisa menyebar ke seluruh masyarakat kita karena saya percaya gelombang itu punya peran besar makin banyak orang yang mengeluarkan vibrasi yang menenangkan lewat doa lewat meditasi ini akan menjadi alat untuk menurunkan suhu di masyarakat. Peranan bapak dan ibu sekalian terutama para anggota Sangha menjadi sangat besar untuk bisa menurunkan suhu di masyarakat lewat doa dan lewat Darma karena itu saya ingin mengucapkan selamat atas peresmian ini,” tutupnya.