mediasumutku.com | MEDAN – Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara (Sumut) di triwulan III-2019. Tercatat ekonomi Sumut tumbuh 5,11 persen.
Kinerja pertumbuhan ekonomi itu memang lebih baik dibandingkan rata-rata nasional yang hanya 5,02 persen. Namun sejatinya pertumbuhan itu mengalami perlambatan jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yang berhasil mencapai 5,38 persen.
Harga Komoditi Turun, Ekspor Sumut Melorot Hingga 12 PersenPasar Saham Lesu, IHSG Turun 10 Persen ke Level 6.029Industri Kimia Hilir Sumbang Rp91,7 Triliun ke PDB Nasional
Menurut Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik pada BPS Sumatera Utara, Taulina Anggarani, memaparkan, pertumbuhan ekonomi Sumut didukung oleh semua lapangan usaha yang juga mengalami pertumbuhan, meski cenderung mengalami perlambatan.
“Kalau sumber pertumbuhan pada Triwulan III-2019 ini, dari pertanian, kehutanan dan perikanan 1,03 persen. Lalu pertambangan dan penggalian 0,06 persen. Industri pengolahan 0,22 persen. Konstruksi 0,90 persen. Transportasi dan pergudangan 0,30. Informasi dan komunikasi 0,27 persen dan lainnya juga,”kata Taulina dalam konfrensi pers yang digelar di Kantor BPS Sumatera Utara.
Sementara itu dari sisi pengeluaran, sambung Taulina, pertumbuhan ekonomi Sumut di Triwulan III-2019 (yoy) ini terjadi hampir pada semua komponen kecuali ekspor dan impor barang dan jasa.
“Pertumbuhan tertinggi dicapai komponen pengeluaran konsumsi pemerintah (PK-P) sebesar 11,39 persen. Lalu diikuti komponen pembentukan modal tetap bruto (PMTB) sebesar 6,26 persen. Kemudian komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga (PK-RT) sebesar 4,92 persen. Ini merupakan komponen dengan sumber pertumbuhan tertinggi sebesar 2,50 persen, diikuti komponen PMTB sebesar 1,94 persen dan komponen PK-P sebesar 0,82 persen,” jelasnya.
Secara regional, Sumatera Utara memiliki kontribusi paling besar terhadap pertumbuhan kegiatan ekonomi di Pulau Sumatera pada triwulan III-2019 ini. Sumut berkontribusi 23,44 persen. Menyusul Sumut ada Riau dengan kontribusi sebesar 21,92 persen dan Provinsi Sumatera Selatan dengan kontribusi sebesar 13,55 persen.