Scroll untuk baca artikel
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
previous arrow
next arrow
Sumut

Petani Keluhkan Kesulitan Pupuk dan Harga Gabah Anjlok

×

Petani Keluhkan Kesulitan Pupuk dan Harga Gabah Anjlok

Sebarkan artikel ini

mediasumutku.com|SERGAI- Sejumlah petani yang bercocok tanam padi (gabah) di beberapa desa di Serdang Bedagai, mengeluhkan kesulitan mendapatkan pupuk. Ironisnya, harga gabah juga mengalami penurunan drastis.

“Saat ini kendala petani adalah pupuk yang susah dicari, harga tidak sesuai dan cukup mahal, setelah terjadi panen hasilnya menurun akibat susah pupuk dan hargapun tidak memungkinkan. Biasa hasil padi mendapatkan 280 -300 kilogram perante, saat ini hanya mendapatkkan 230 perkilogram perante,” ucap Yusmadi, warga Perbaungan Dusun I Desa Lubuk Rotan kepada mediasumutku.com, Jumat (2/7/2021).

Ditambah lagi dengan harga gabah yang anjlok. Biasanya musim panen saat ini harga gabah minimal Rp 4.700 kilogram sampai Rp 4.800 kilogram dan kini harga gabah menjadi Rp 4.300 kilogram.

Baca Juga:   Wakajati Sumut Ajak Semua Elemen Sukseskan Pilkada Nias Selatan

Menurutnya, harga padi saat ini tidak sesuai dengan biaya perawatan atau biaya produksi yang dikeluarkan petani.

“Jadi hasilnya tidak sesuai, jika dibandingkan dengan petani yang menyewa itu sudah minus hasilnya. Sementara untuk sawah sendiri itupun sangat tipis pendapatannya”ungkapnya.

Untuk itu, Yusmadi berharap, kepada pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai agar permasalahan kesulitan pupuk dapat diselesaikan.

“Biasanya, setiap musim panen, petani tidak mengeluh. Saat ini, petani mengeluh,”ungkap Yusmandi.

Hal yang sama dikatakan Suradi, petani warga Kecamatan Teluk Mengkudu. Dia mengeluhkan harga padi saat ini yang menurun draktis.

“Harga padi saat ini menurun draktis, yang biasanya harga padi mencapai harga Rp 4.700- Rp4.800 perkilogram, kini harga padi tinggal harga Rp4300 perkilogram. Kasihan para petani saat ini. Waktu itu, kita menghubungi warga Perbaungan yang sedang panen raya. Katanya, harga padia masih harga Rp4.200 perkilogram. Ini naik lagi Rp4.300 perkilogram. Entah kapan naik, udah harga pupuk mahal. Kuncinya tidak sesuai modal awal,” katanya.

Menanggapi hal ini, Plt Kepala Dinas Pertanian Serdang Bedagai, Dedi Iskandar mengatakan, untuk mendapatkan pupuk subsidi harus sesuai rencana definitif kebutuhan kelompok (RDKK) domisili.

“Tapi terkait pupuk, tidak ada langkah, pupuk itu karena kios tidak ada ambil. Nanti, saat penembusan untuk penarikan uang itu tidak sesuai data atau tidak terdaftar RDKK. Kalau itu terjadi maka kios tersebut tidak bisa dibayar atau subsidi itu tidak dibayar pemerintah, makanya RDKK harus sesuai KK dan NIKnya”ucap Dedi.

Disinggung soal penurunan harga padi, menurut Dedi sebenarnya itu tergantung kualitas padinya. “Itu sebenarnya tergantung kualitas padinya,”ucapnya.(MS6)

Baca Juga:   Pandemi Covid-19, Pembalap F1 Ini Beralih Jadi Petani