Scroll untuk baca artikel
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
previous arrow
next arrow
HeadlineMedanPendidikanSumut

Pola Belajar Daring Di Masa Pandemi Dapat Sorotan Dari Berbagai Kalangan

×

Pola Belajar Daring Di Masa Pandemi Dapat Sorotan Dari Berbagai Kalangan

Sebarkan artikel ini

Mediasumutku.com | Medan : Pola belajar dalam jaringan (daring) atau lebih dikenal dengan istilan belajar online, ternyata menuai komentar dari berbagai kalangan. Ada komentar positif dan ada juga komentar miring terkait kebijakan ini.

Penetapan status new normal atau adaptasi kebiasaan baru (AKB) terhadap situasi pandemi Covid-19 terutama untuk dunia pendidikan masih belum pasti yang akhirnya membuat semua kalangan saat ini menunggu kepastian kapan sesungguhnya kegiatan belajar tatap muka diberlakukan.

Seperti disampaikan Anggota DPRD Medan dari Fraksi PDI Perjuangan, Drs. Wong Chun Sen, M.PdB bahwa proses belajar mengajar secara online atau  daring sepertinya masih tetap dilanjutkan di beberapa kota termasuk Kota Medan, Sumatera Utara.

“Proses pembelajaran secara daring, katanya untuk mencegah penyebaran Covid 19 dan penerapan protokol kesehatan. Mengingat, Kota Medan hingga saat ini masih banyak yang berada di zona merah. Alasan mempersempit penyebaran virus masih masuk akal,” kata Wong Chun Sen.

Kalau tujuannya untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19, kata Wong sah-sah saja. Persoalan yang kemudian muncul dengan penerapan belajar daring ini adalah orang tua yang perekonominnya morat-marit, atau hanya bekerja serabutan.

Baca Juga:   Duta Besar RI untuk Bucharest Buka Peluang Kerja Sama Perdagangan dan Pendidikan

“Bagaimana mereka mau membeli handphone android atau komputer/laptop yang bisa mendukung pembelajaran secara daring, belum termasuk paket data internet yang bisa membuat interaksi antara guru dan murid terhubung,” tegasnya.

Dari pengamatan kita di lapangan, kata Wong yang juga Ketua Taruna Merah Putih Kota Medan sudah ada sekolah yang menerapkan pembelajaran tatap muka dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan. Ini menjadi salah satu jawaban bagi orang tua yang tidak mampu menyediakan fasilitas pendukung belajar secara daring.

“Andaikan ada solusi dari pihak sekolah atau pemerintah untuk memberikan kemudahan bagi orang tua dan siswa yang kurang mampu, patut kita apresiasi. Permasalahannya, belum ada kita dengar solusi untuk persoalan yang dihadapi warga kurang mampu ini,” tandasnya.

Ada juga beberapa sekolah yang memberlakukan anak murid datang ke sekolah untuk mengambil bahan ajar dan memberikan nomor WhatsApp (WA) orang tua atau anak kepada pihak sekolah.

Baca Juga:   Gubernur Edy Rahmayadi:Untuk Bangsa Indonesia, Pancasila Sudah Final

Namun, lanjut Wong Chun Sen yang akrab disapa Tarigan ini tidak sedikit juga orang tua siswa yang resah dengan diterapkannya proses belajar mengajar secara online belum diketahui sampai kapan akan dilaksanakan.

“Kalau pembelajarannya online terus, aku nggak tahan bayar paket datanya. Sementara penghasilan saya selama ini sudah tertata hanya untuk kebutuhan makan dan bayar listrik dan air. Kalau ditimpa lagi dengan bayar paket data, saya sangat bingung untuk membaginya,” kata Nurhasanah, orang tua salah seorang murid yang sekolah di SMP.

Indra (47) orangtua seorang siswa di SD N 200212/2 Padangsidimpuan misalnya. Ia menilai proses belajar mengajar secara online tidak berjalan efektif.

“Jujur saja, kalau saya merasa resah melihat anak saya belajar seperti ini. Anak-anak lebih bebas, kebanyakan bermain dari pada belajar,” katanya.

Baca Juga:   Sat Polair Polres Tanjungbalai Fasilitasi Anak Nelayan Belajar Daring

Ia meminta supaya pemerintah secepatnya menerapkan kembali proses belajar mengajar secara tatap muka. Karena, menurutnya proses belajar mengajar tatap muka akan lebih efektif. Sudah pasti, dalam pelaksanaannya selama musim pandemi Covid-19 ini harus ekstra ketat termasuk dalam penerapan protokol kesehatan di sekolah.

“Untuk beberapa sekolah yang jumlah muridnya tidak terlalu banyak mungkin bisa digagas pembelajaran tatap muka, tapi untuk sekolah yang jumlah muridnya sangat banyak, perlu ada strategi dan cara yang aman agar anak tidak berkerumun dan proses belajar bisa berjalan sesuai harapan,” tandas Wong Chun Sen.

Penerpan protokol kesehatan, tambah Wong akan berjalan sesuai harapan jika orang tua, murid, guru dan pihak sekolah benar-benar dalam menjalankannya. Pihak sekolah perlu menyediakan tempat mencuci tangan, mewajibkan pakai masker dan menjaga jarak dalam belajar maupun dalam berinteraksi.

“Paling tidak, anak-anak kita benar-benar mendapatkan pengajaran, ilmu dan bekal terbaik mereka di masa depan,” katanya.