Scroll untuk baca artikel
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
previous arrow
next arrow
EkonomiNasionalSumut

Profil Risiko dan Pilihan Investasi

×

Profil Risiko dan Pilihan Investasi

Sebarkan artikel ini

MEDAN– Berinvestasi saham di pasar modal Indonesia kini sedang digandrungi oleh berbagai lapisan masyarakat, mulai dari pekerja, milenial sampai ibu rumah tangga. Hal ini tentu didasari oleh kemudahan bertransaksi saham yang kini bisa dilakukan dari rumah secara digital melalui transaksi online.

Kepala Bursa Efek Indonesia (BEI) Wilayah Sumut, Pintor Nasution mengatakan situasi bisnis di sektor rill yang cenderung tidak kondusif turut memacu booming-nya investasi saham. Sebab, dana investasi yang sedianya dialokasikan ke sektor usaha, namun karena terjadi stagnasi akibat wabah COVID-19,bisa dialokasikan lebih dahulu ke instrumen saham.

Meski begitu, bagi investor pemula harus dapat mengenali dan mengidentifikasi profil risiko masing-masing sebelum memulai untuk memilih produk investasinya. Kenali risiko dulu agar tetap nyaman dalam berinvestasi di pasar modal. Lalu, apa hubungan antara risiko dan kenyamanan?

Baca Juga:   Sat Pol Airud Polres Sergai Gelar Sosialisasi Pencegahan Covid-19 Menuju New Normal

“Nah, ini jawabannya. Jika seorang investor tidak siap menghadapi risiko jangka pendek ketika mengalami kerugian investasi (capital loss) di pasar saham, maka hal tersebut akan mengakibatkan trauma atau kapok bagi investor untuk berinvestasi kembali,” katanya, Jumat (27/8/2021).

Ada tiga karakter investasi pemodal atau disebut juga profil risiko, yaitu konservatif (risk averter), moderat, dan agresif (risk taker).

“Kita harus mencari tahu dulu, kita merupakan tipe investor yang seperti apa. Ada beberapa versi kuesioner yang umumnya disiapkan perusahaan sekuritas tempat investor membuka rekening saham untuk mengidentifikasi profil risiko calon investor,”katanya.

Penentuan tingkat risiko ini sejalan dengan prinsip “high risk, high return, low risk, low return”. Jika seorang investor tidak berani menanggung risiko yang besar, maka hasil investasinya pun akan relatif rendah. Sebaliknya, hasil investasi tinggi berpeluang untuk diterima sang risk taker yang siap menerima risiko tinggi pula.(MS11)

Baca Juga:   Triwulan III, Industri Sawit Dorong Peningkatan Investasi