mediasumutku.com | MEDAN – Podcast Santai Bareng Bobby (PSBB) berlanjut, Jumat (23/10/2020). PSBB edisi kedua ini menghadirkan Irwansyah Harahap. Bersama calon doktor bidang seni budaya ini, Bobby membahas aktivitas seni budaya yang layak dikembangkan di Kota Medan di Ruang Kolaborasi Jalan Cik Ditiro, Medan. Melalui bincang santai, calon Wali Kota Medan nomor urut 2 ini berharap Irwansyah bisa memberikan masukan dan pandangannya tentang seni budaya.
Kepada Bobby, lulusan Master Etnomusikologi di University of Wellington Seattle, AS ini bercerita, dibanding dengan kota-kota lain, perkembangan seni budaya Medan cukup terlambat. Dalam beberapa periode kepemimpinan Kota Medan, sambungnya, perkembangannya lebih didominasi aspek ekonomi.
“Tapi dari sisi lain, sisi peradaban kota sangat tertinggal dari daerah lain di Indonesia. Meskipun seniman-seniman,” jelas dia.
Untuk itu, sambung Irwansyah, sekarang ini penting sekali bagi pemerintah kota membangun ruang-ruang kreatif atau Creative Hub, serta sistem untuk anak muda berkreasi.
“Diluar sistem legislatif, harusnya dibuat city council yang terdiri dari sesepuh, memikirkan pengembangan kota ke depan dan dan art council, yang terdiri seniman yang memikirkan proyeksi pembangunan kota,” tuturnya.
Lantaran, sambungnya sekarang ini, Medan yang multikultural, tapi pemerintah daerahnya belum bisa mengekspresikan kemultikulturalan itu dengan aktivitas-aktivitas budaya.
Irwansyah juga bercerita tentang pengalaman-pengalaman di luar negeri yang cukup mengagungkan seni budaya. Banyak hal-hal kreatif yang menurut dia dapat dilakukan untuk mengembangkan seni budaya.
“Diantaranya dengan festival. Medan yang terkenal dengan kuliner yang enak dan enak sekali, bisa dipadukan dengan festival musik atau sebaliknya,” ungkap jelas maestro musik yang kreasi dan kreativitas diakui di dunia internasional ini.
Dikesempatan ini, Irwansyah juga mengungkapkan, sebagai warga yang tinggal di kota, harus mewarisi budaya kota. Tidak bisa lagi aku Melayu, Mandailing, aku Jawa dan lainnya. Semuanya harus menjadi budaya kota, yang kesemuanya milik kota.
“Bayangkan suatu saat ada festival, bukan hanya untuk masyarakat chinese Medan saja, tapi sudah masyarakat Medan yang punya, tentu akan bangkit peradabannya,” tutur dia.
Menjawab pertanyaan Bobby Nasution tentang Creative Hub Kota Medan, menurut Irwansyah pemerintah harusnya berusaha lebih keras lagi dalam memberikan ruang kreatif. Karena tidak paralel pertumbuhan antara aspek ekonomi dan seni budaya.
“Jadi peran pemerintah ke depannya lagi harus lebih besar ya bang,” sambung Bobby.
Karenanya, Irwansyah menyarankan kepada pemimpin Medan nantinya, untuk lebih banyak lagi duduk bareng warga untuk mengumpulkan masalah sehingga dapat mencari penyelesaiannya.
“Seperti yang dilakukan pemerintah di luar (luar negeri), pejabatnya tidak sungkan duduk bareng warga,” urai Irwansyah.
Dengan multikultural yang ada di Medan, sambung Irwansyah, sebenarnya potensi seni budaya Medan luar biasa, tinggal langkah mengelolanya yang harus ditingkatkan.
Senada dengan yang selama ini dilakukan Bobby. Dalam diskusi ini, Bobby mengungkapkan dia sudah berkoordinasi dengan tokoh-tokoh budaya Kota Medan, dan ingin agar setiap etnis berkompetisi membuat kegiatan seperti festival untuk menarik wisatawan dalam pengembangan budayanya.
“Sehingga otomatis di Medan akan muncul budaya kota,” tuturnya.
Melalui seni budaya, kata Irwan, pemerintah diharapkan bisa memunculkan sense of belonging atau rasa memiliki warga akan kotanya. “Jika setengah dari pembicaraan kita ini bisa dikerjakan di kota Medan, saya yakin Medan akan berkembang pesat,” ungkapnya kepada Bobby.
