Scroll untuk baca artikel
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
previous arrow
next arrow
Sumut

Rakor Puspa, Misran Beberkan Fase Adaptasi

×

Rakor Puspa, Misran Beberkan Fase Adaptasi

Sebarkan artikel ini

mediasumutku.com| MEDAN- Ketua Partisipasi Publik untuk Kesejahteraan Perempuan dan Anak (PUSPA), Provinsi Sumatera Utara, Misran Lubis membeberkan fase adaptasi dan penguatan jaringan lokal di rapat koordinasi PUSPA.

Fase ini ditandai dengan identifikasi masalah dan pengumpulan gagasan khususnya di Belawan, Support pendanaan pada fase ini masih swadaya dan stimulus dari Kementerian PPPA melalui Pendanaan Swakelola Tipe-III

“Kemudian fase pengembangan program sinergi dan penguatan partisipasi masyarakat. Fase ini ditandai dengan munculnya inisiatif-inisiatif yang berasal dari masyarakat dan meningkatnya partisipasi masyarakat yang terfokus di satu titik lingkungan, kemudian meluas ke Lingkungan-Lingkungan lainnya,” katanya, Selasa (27/4/2021).

Kemudian, fase pengembangan jaringan kemitraan strategis, kemandirian dan replikasi model inivasi. Fase ini ditandai dengan semakin besarnya semangat diikuti dengan inisiatif masyarakat dan menjadi rujukan pembelajaran intervensi. Namun pada fase ini menghadapi tantangan adaptasi situasi pandemic Covid-19

Baca Juga:   DUBES BELANDA UNTUK INDONESIA KUNJUNGI SAMOSIR, SURVEY LOKASI KEDATANGAN RAJA BELANDA

“Sepanjang, program sinergi 2019-2020, masyarakat telah menghasilkan berbagai inovasi dan kreasi program. Diantaranya, di tengah keterbatasan lahan dan ketidakcocokan jenis tanah pesisir untuk pertanian, masyarakat menanam palawija/ sayur menggunakan media hidroponik, diawali dari Lingkungan XII Kelurahan, diikuti Lingkungan-lingkungan lainnya, keberhasilan Lingkungan XII kemudian direplikasi oleh Lurah menjadi program Kelurahan,” ujarnya.

Kemudian adanya kuliner baru, yakni, pengolahan tumbuhan alam (buah dari pohon nipah) menjadi minuman jus (jus nipah), Pengolahan sawi botol menjadi cemilan keripik, dan produk seafood lokal.

“Yang terakhir kawasan kumuh menjadi menjadi destinasi wisata keluarga, dengan tersedianya pondok-pondok wisata, kolam pancing dan Kawasan hijau,”pungkasnya. (MS11)