Scroll untuk baca artikel
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
previous arrow
next arrow
Ekonomi

Satiah, Bertani dan Menjahit sebagai Ikhtiar Lepas dari Hutang

×

Satiah, Bertani dan Menjahit sebagai Ikhtiar Lepas dari Hutang

Sebarkan artikel ini

mediasumutku.com| MEDAN- Satiah (60), ibu sekaligus seorang nenek yang menjadi petani dari Desa Jiyu, Kecamatan Kutorejo, Mojokerto, Jawa Timur. Ia adalah satu-satunya petani perempuan di kelompok taninya.

Ia menyawah sudah sejak 10 tahun silam, sejak kaki suaminya harus diamputasi karena diabetes. Sebagai tulang punggung keluarga, ia harus menggarap lahan seluas 2.800 meter persegi. Semua itu untuk menghidupi suami, anak perempuan satu-satunya, menantu dan tiga orang cucu.

“Terkadang, bantuan datang dari anak yang telah bekerja sebagai petugas KUA setempat. Namun, untuk kebutuhan harian saya tidak dapat bergantung terus-menerus kepada anak,” katanya, Rabu (17/3/2021).

Mashudi dari Tim Program Global Wakaf – ACT Mojokerto pada pertengahan Februari lalu, yang langsung bertemu Satiah, menjelaskan, dengan kondisi keuangan yang minim, Satiah terpaksa meminjam uang dari siapa saja. Ia saat ini memiliki utang dari rentenir dengan total pengembalian hampir Rp 3 juta rupiah.

Baca Juga:   Buka Lapangan Kerja, Wabup Berikan Apresiasi Pengelolahan Ikan Patin

“Global Wakaf – ACT pun berikhtiar membantu pergerakan ekonomi Satiah dengan modal Wakaf Sawah Produktif. Mashudi menjelaskan, Wakaf Sawah Produktif saat ini menjadi hulu dari Gerakan Sedekah Pangan Nasional,” katanya.

Modal yang saat ini dibutuhkan antara Rp 3,5-5 juta. Kendala Satiah saat ini yakni semakin langkanya pupuk subsidi, yang menjadikan modal bertani menjadi tinggi.(MS11)