Scroll untuk baca artikel
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
previous arrow
next arrow
Opini

Standart Kebenaran Berdasarkan Pandangan Netizen

×

Standart Kebenaran Berdasarkan Pandangan Netizen

Sebarkan artikel ini
Foto: Ilustrasi/int

Oleh : Rudangta Ginting, Mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi USU

Netizen merupakan sebutan lain dari masyarakat Indonesia di dunia maya atau warganya internet. Dengan kata lain netizen juga bisa diartikan sebagai orang-orang yang selalu aktif atau terlibat di media sosial. Di media sosial netizen sangat bebas dalam beropini, bahkan sampai tidak memperhatikan etika dalam berkomunikasi.

Jari, netizen sangat bebas dalam menyampaikan opini baik itu negatif ataupun yang positif.Tidak ada batasan usia, semua netizen sama. Netizen bahkan tidak segan mengatakan  “ih badannya jelek banget, dekil banget sih, diet sana gemuk banget” dan kalimat hujatan lainnya.  Tanpa disadari sesungguhnya apa yang mereka ketik merupakan pelanggaran etika dalam berkomunikasi.

Menurut Drs. D.P. Simorangkir etika atau etik adalah pandangan manusia dalam berperilaku menurut ukuran dan nilai yang baik. Jenis & Kelly mengungkapkan komunikasi merupakan suatu proses melalui mana seseorang (komunikator) menyampaikan stimulus yang biasanya dalam bentuk kata-kata dengan tujuan mengubah atau membentuk perilaku penerima pesan. Sederhananya etika berkomunikasi, tidak hanya berkaitan dengan tutur kata yang baik, tetapi juga harus berasal dari niat yang tulus, yang diekspresikan dari ketenangan, kesabaran dan empati kita dalam berkomunikasi (Suyatno, 2016).

Ada beberapa pelanggaran yang berlaku di media online yaitu, Etika Berkomunikasi, Copy-Paste dan Hak Cipta, Cyber Bullying, Hoax, Konten Ilegal, dan Kejahatan Pornografi (Rochman, 2021). Kasus-kasus seperti ini sudah sering terjadi di media sosial. Netizen selalu mengomentari apapun yang dilakukan oleh konten kreator, mulai dari konten kreator di Youtube, Instagram, Facebook, maupun Tiktok.

Beberapa konten kreator diawal disanjung-sanjung oleh netizen, namun pada akhirnya dihujat habis-habisan hanya karena si konten kreator mengatakan sesuatu yang menurut netizen tidak benar. Tanpa disadari sesungguhnya netizen menjadikan konten kreator menjadi robot dan menyamakan perspektif mereka dengan perspektif si konten kreator.  Konten kreator dituntur menjadi seseorang yang diinginkan oleh netizen.

Baca Juga:   Setelah Ditangkap, Netizen Penghina Risma Menangis Minta Maaf

Vanessa Angel, Bibi, dan Kenangan

Tahun 2019 lalu Vanessa Angel dikabarkan terlibat kasus prostitusi online. Sejak kasus tersebut ia dihujat habis-habisan oleh netizen tanpa mengecek kebenaran dari kasus tersebut. Setelah Vanessa Angel keluar dari penjara ia sering diundang di podcast para Youtuber dan acara televisi lainnya. Dalam podcast maupun acara televisi ia mengungkapkan kebenaran tentang kasus tersebut, bahwa ia dijebak oleh sahabatnya sendiri, namun tidak ada satupun orang yang peduli terhadap kebenaran tersebut.

Sampai tiba pada bulan November lalu Vanessa Angel dan suaminya Febri Andriansyah yang kerap dipanggul “bibi” dikabarkan meninggal, dikarenakan mobil yang ditumpanginya menabrak tol pada tanggal 4 November 2021 di Tol Nganjuk saat sedang melakukan perjalanan ke Surabaya. Setelah kejadian tersebut video podcast dan video kesaksian Vanessa tentang kejadian ditahun 2019 lalu viral dan netizen semakin mengetahui kebenaran tentang kejadian di tahun 2019 tersebut. Sehingga netizen yang awalnya menghujat Vanessa kini berbalik menjadi sangat peduli dan mencintai Vanessa.

Selain itu, setelah Vanessa bersama dengan suaminya kecelakaan, nama Dody dan Mayang yang merupakan ayah tiri dan saudara tiri dari artis Vanessa Angel juga ramai dibicarakan oleh masyarakat Indonesia khususnya warga di media sosial (netizen). Nama Mayang diubah menjadi “kuyang”, arti dari  “kuyang” ialah siluman yang berwujud manusia. Sedangkan Dody yang merupakan ayah tiri Vanessa disebut “Dodot”.

Baca Juga:   Belajar Bahasa Masih Dianggap Membosankan? Mari Belajar Berbahasa dengan Media Sosial Pada Akun Twitter @narabahasa

Dikarenakan setelah Vanessa meninggal, Dody memperebutkan hak asuh dari Gala Sky yang merupakan anak satu-satunya Alm.Vanessa dan merupakan pewaris tunggal dari harta warisan Vanessa dan suaminya. Namun menurut netizen, keluarga pak Dody tidak pantas untuk merawat Gala Sky, karena menurut netizen pak Dody bukan orang yang baik.Netizen beropini bahwa Dody hanya menginginkan warisan dari Vanessa Angel, dikarenakan harta yang ditinggalkan oleh Vanessa Angel cukup banyak.

Begitupun dengan mayang, ia melakukan shooting video klip lagu Kemarin yang dinyanyikan oleh vokalis seventeen beberapa hari setelah Alm. Vanessa Angel dan suaminya meninggal. Netizen menganggap Mayang mengambil keuntungan dari meninggalnya almarhum, supaya ia viral dan bisa menjadi artis. Bukan hanya netizen, dari golongan konten kreator dan artis juga ikut menghujat Dody dan Mayang, bahkan sampai membuat konten menghujat keduanya.

Dibalik itu Hj. Faisal yang merupakan ayah dari Alm. Febri Andriansyah beserta keluarganya di sanjung-sanjung oleh para netizen, dan mengatakan bahwa hanya keluarga merekalah yang layak untuk merawat Gala Sky. Fuji yang merupakan adik dari almarhum Bibi juga menjadi sorotan netizen, dikarenakan Fuji terlihat sangat dekat dengan almarhum. Ketika Alm. Vanessa di penjara pun, Fujilah yang merawat Gala Sky. Dari awal kecelakaan tersebut, Fuji sangat disanjung oleh netizen.

Namun, akhir-akhir ini terlihat di akun tiktok @asin_gurih mengupload video siaran langsung seorang seleb TikTok yang bernama Chika, dalam siaran langsung tersebut terlihat salah satu penonton mengomentari siaran langsung tersebut dengan kata “Fuji klo kakak nya ga mati juga ga bakalan viral”. Tidak tahu apa sebab nya netizen tersebut mengomentari siaran langsung tersebut dengan kalimat yang sebenarnya merupakan asumsinya sendiri. Di akun TikTok lainnya juga terdapat komentar netizen yang mengatakan “Sudah mulai terlihat pecicilannya ya, sudah mulai terlihat aslinya”. Dalam video tersebut terlihat Fuji dengan model lain sedang mengenakan kacamata, dan baju yang bermerek, dan keduanya berjalan seperti model.  Seperti itulah yang sering terjadi di media sosial sekarang ini, yang awalnya di sanjung, kemudian di hujat jika tidak sesuai dengan perspektif dari netizen itu sendiri, dan konten kreator lain yang awalnya dihujat, akan semakin dihujat tanpa memperhatikan etika komunikasi bermedia.

Baca Juga:   Netizen Medan Himpun Rp53 Juta untuk Bangun Jembatan Roboh

Netizen sangat bebas beropini di media sosial tanpa adanya perasaan kuatir bahwa mereka akan terjerat pelanggaran UU ITE. Pasal 27 ayat (3) UU ITE, yang berbunyi : “Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya informasi elektronik dan/atau yang bermuatan penghinaan dan/atau pencemaran nama baik. Pasal 45 UU ITE, yang berbunyi: (1) Setiap orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (1), ayat (2), ayat (3), atau ayat (4) dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) (https://www.kejaksaan.go.id).

Oleh karena itu untuk menghindari hal tersebut, sebagai netizen ada beberapa etika yang harus diperhatikan dalam media sosial yang pertama etika berkomunikasi yaitu, menggunakan kalimat yang baik dan benar, kedua hindari penyebaran SARA, pornografi, dan aksi kekerasan, ketiga crosscheck kebenaran berita, keempat menghargai hasil karya orang lain, kelima jangan terlalu mengumbar informasi pribadi.(*)