Scroll untuk baca artikel
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
previous arrow
next arrow
Ekonomi

Sumut Alami Penurunan Tekanan Inflasi di Awal 2021

×

Sumut Alami Penurunan Tekanan Inflasi di Awal 2021

Sebarkan artikel ini

mediasumutku.com| MEDAN- Pada awal 2021, Sumatera Utara tercatat mengalami penurunan tekanan inflasi dibandingkan tahun 2020.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumut, Soekowardojo mengatakan, penurunan terjadi di beberapa kelompok, terutama deflasi pada kelompok dengan andil terbesar yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau.

“Deflasi bersumber dari kelompok volatile food komoditas cabai merah dan bawang merah,” katanya, Rabu (24/2/2021).

Dikatakannya, penurunan lebih lanjut tertahan oleh peningkatan tekanan inflasi beberapa kelompok, terutama kelompok kesehatan dan penyediaan makanan dan minuman/restoran seiring dengan permintaan masyarakat yang tinggi terhadap produk kesehataan seperti masker dan mulai kembali meningkatnya konsumsi masyarakat terhadap makanan dan minuman.

“Andil inflasi kelompok pada Januari 2021 untuk makanan, minuman dan tembakau sebesar 1,31. Pada pakaian dan alas kaki 0,12, perumahan, air, listrik, dan bahan bakar RT 0,00 perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin RT 0,09, kesehatan 0,04,” ujarnya.

Baca Juga:   BI Prediksi Inflasi Juli 2021 0,01 Persen

Selain itu andil inflasi pada transportasi -0,12, informasi, komunikasi, dan jasa keuangan -0,08, rekreasi, olahraga, dan budaya 0,01, pendidikan 0,02, penyediaan makanan dan minuman/restoran 0,13 perawatan pribadi dan jasa lainnya 0,32.

“Pada Januari 2021, Sumatera Utara tercatat inflasi sebesar 0,45 persen (mtm), turun dari bulan sebelumnya yang mencapai 0,75 persen (mtm),”ujarnya.

Secara spasial, seluruh Kota IHK mengalami penurunan inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Pematangsiantar sebesar 1,13 persen (mtm) diikuti oleh Gunung Sitoli sebesar 1,08 persen (mtm).

“Inflasi bersumber dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau terutama komoditas aneka ikan,” katanya.

Dia menilai, curah hujan yang tinggi menurunkan aktivitas melaut nelayan sehingga pasokan berbagai ikan berkurang. Sedangkan pasokan cabai merah yang melimpah mendorong penurunan harga secara keseluruhan.

Baca Juga:   Analis: Sumut Jangan Lagi Cetak Deflasi

“Di sisi lain, inflasi lebih lanjut juga tertahan oleh penurunan harga emas perhiasan sejalan dengan penurunan emas global,” ujarnya. (MS11)