Scroll untuk baca artikel
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
previous arrow
next arrow
Kesehatan

Terkena Radiasi Handphone, Bocah 6 Tahun Nyaris Buta

×

Terkena Radiasi Handphone, Bocah 6 Tahun Nyaris Buta

Sebarkan artikel ini

mediasumutku.com| DELI SERDANG- Para orangtua harus lebih hati-hati memberikan handphone kepada anaknya, terutama kepada anak dibawah usia lima tahun. Karena, handphone yang diberikan sebagai wujud sayang tersebut, justeru bisa menjadi penyakit bagi si anak.

Hal ini dialami Fitra Appandy, bocah berusia enam tahun, warga Jalan Karya, Dusun VII, Desa Bandar Setia, Kecamatan Percut Sei Tuan yang sempat viral membutuhkan uluran tangan para dermawan. Fitra terkena penyakit mata akibat terkena radiasi handphone  dan membuat penglihatannya nyaris buta.

Kejadian tersebut baru diketahui orangtuanya Ida alias Linda (39) pada pertengahan Januari 2021 lalu, saat melihat anaknya sering menabrak dinding seakan susah memandang dan si anak sering memejamkan matanya dan mengeluarkan air mata.

Baca Juga:   UKM Jurnalis Bina Mandiri Tanam Eucalyptus di DAS Babura

Melihat itu, Ida pun langsung memeriksakan mata si anak. Alhasil, Ida mendapati mata anaknya menjadi hitam di kelopak bawah dan samping serta kantung air mata membengkak.

“Ketahuannya bulan lalu, saat si anak sering menabrak dinding dan terjatuh dengan sendirinya seolah-olah susah melihat, pas ditanyai katanya perih matanya. Saat saya periksa makin hitam matanya, bola matanya tidak bening dan bewarna abu-abu, kalau tidur pas saya periksa, matanya merah sekali, tidak normal, kadang sering juling matanya sendiri,” jelas Ida, Jumat (26/2/2021).

Ida menambahkan, lantaran kehidupannya pas-pasan, Ia tak langsung membawa anaknya berobat. Hingga akhirnya, saat melihat anaknya sudah semakin parah, dengan uluran para dermawan hingga saat ini pun masih mengharapkan bantuan para dermawan, Ida pun memberanikan diri membawa berobat ke salah satu dokter yang berada di Jalan Batangkuis, Deli Serdang.

Baca Juga:   Satgas Covid-19 Medan Timur Bagikan Masker dan Imbau Masyarakat Disiplin Prokes

Sesampainya ditempat perobatan, dokter langsung memeriksa dan memvonis mata anak Ida sudah parah. Namun, beruntung langsung dibawa berobat hingga tidak terjadi kebutaan.

“Saya takut anak saya dirujuk ke rumah sakit besar, bakal di operasi. Sudah ada korbannya keponakan adik ipar meninggal dunia usai dioperasi lantaran tak tahan menahan sakit diurat saraf. Jadi saya terus berdoa supaya tidak dirujuk kerumah sakit sembari meminta bantuan uluran tangan para dermawan.,” harapnya.

Waktu pun berlalu dengan setiap hari Ida meminumkan obat kepada anaknya dengan harapan akan ada perubahan dari sebelumnya.

Tiba saatnya, Senin (22/02/2021) Ida pun kembali berobat kedua kalinya dengan dokter yang sama. Dengan hati yang berdebar, kabar gembira pun datang dengan hasil pemeriksaan dokter bahwa anaknya mengalami perubahan dan disuruh kembali tiga hari kemudian untuk oengobatan lebih lanjut.

Baca Juga:   Putus Mata Rantai Covid-19, Komitmen dan Sinergi Semua Pihak Sangat Menentukan

“Alhamdullilah, tidak jadi dirujuk ke rumah sakit besar dan tidak jadi dioperasi, penyakitnya mengalami penurunan bekurang 15 persen menjadi 85 persen. Tadi saya tanya gimana kelanjutan soal anak saya, kata perawatnya anak saya mengalami perubahan. Bila dokternya tak sanggup pasti bicara, dipindahkan ke tempat lain. Tapi belum ada bicara tidak sanggup dokternya. Saya disuruh balik lagi tiga hari kemudian untuk pengobatan lanjut, mudah-mudahan bisa sembuh total, tinggal nyari dananya untuk berobat kedepannya,”ungkap Ida. (MS11)