Scroll untuk baca artikel
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
previous arrow
next arrow
Ekonomi

Tingkat Penetrasi Aset Syariah Masih dibawah 8 Persen

×

Tingkat Penetrasi Aset Syariah Masih dibawah 8 Persen

Sebarkan artikel ini

mediasumutku.com| MEDAN- Tingkat penetrasi aset syariah dibandingkan dengan aset perbankan secara umum di Indonesia pada tahun 2019 masih tergolong rendah, yaitu dibawah 8%.

Ketua Project Management Office Integrasi dan Peningkatan Nilai Bank Syariah BUMN, Hery Gunardi mengatakan, jika dibandingkan dengan penetrasi aset syariah pada tahun 2019 di negara-negara dengan jumlah penduduk muslim yang tinggi seperti Malaysia, Kuwait, Bahrain, Brunei, dan Saudi Arabia yang rata-rata diatas 20% dan bahkan ada yang mencapai diatas 50%, penetrasi di Indonesia tergolong rendah.

“Kemampuan bank syariah di Indonesia, khususnya Bank Peserta Penggabungan pada saat ini untuk mendapatkan pendanaan melalui Sukuk juga terbatas, dimana penerbitan sukuk dibandingkan surat utang konvensional di Malaysia, Saudi Arabia dan Uni Emirat Arab rata-rata diatas 20% per April 2020, sedangkan penerbitan sukuk dibandingkan surat utang konvensional di Indonesia masih dibawah 5% per April 2020,”katanya, Kamis (22/10/2020).

Baca Juga:   Sinar Mas Agribusiness Food Lakukan Peremajaan Kelapa Sawit di Jambi

Dikatakannya, saat ini di Indonesia belum terdapat bank syariah yang memiliki kemampuan, baik dari sisi finansial maupun teknologi, untuk dapat memenuhi kebutuhan nasabah dan meraih pangsa pasar syariah yang saat ini belum terjamah, khususnya pangsa pasar yang dapat diraih hanya oleh bank yang memiliki skala besar.

“Dengan adanya rencana Penggabungan, diharapkan Bank Hasil Penggabungan akan memiliki modal dan aset yang cukup, dari segi finansial, sumber daya manusia, sistem teknologi informasi maupun produk-produk untuk dapat memenuhi kebutuhan nasabah sesuai dengan prinsip syariah,”ujarnya.

Hal ini diharapkan akan dapat meningkatkan penetrasi aset syariah serta meningkatkan daya saing Bank Hasil Penggabungan sehingga dapat bersaing secara global dengan 10 bank syariah terbesar di dunia.

Baca Juga:   Hingga September 2020, Bank Syariah Salurkan Pembiayaan UMKM Rp36,36 Triliun

“Dari sisi prospek usaha, Bank Hasil Penggabungan akan menjadi “Champion” Bank Syariah yang dapat meraih potensi pasar syariah yang sampai dengan saat ini belum tersentuh,” ujarnya.

Dengan lebih dari 200 juta populasi muslim di Indonesia dan penetrasi keuangan syariah yang masih rendah pada saat ini yaitu kurang dari 7%, menunjukkan bahwa potensi bank syariah kedepannya masih sangat besar dan dengan adanya Penggabungan ini, maka diharapkan Bank Hasil Penggabungan akan memiliki permodalan dan kapasitas yang memadai untuk mengoptimalkan potensi tersebut. (MS11)