Scroll untuk baca artikel
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
previous arrow
next arrow
HeadlineNasionalPeristiwa

Viral Pulau Lantigiang Dijual Rp900 Juta

×

Viral Pulau Lantigiang Dijual Rp900 Juta

Sebarkan artikel ini

mediasumutku.com | PULAU Lantigiang yang terletak di Kabupaten Kepulauan Selayar ini diduga telah dijual seharga Rp900 juta kepada pembeli dengan menyetor uang muka sebesar Rp10 juta.

Kegiatan jual beli Pulau Lantigiang ini tengah ramai diperbincangkan di media sosial. Kepolisian Polres Selayar tengah mendalami kasus dugaan penjualan pulau yang tak berpenghuni ini.

Polres Selayar menyebut, warga bernama Syamsu Alam menjual Pulau Lantigiang kepada pengusaha properti wisata, Asdianti.

Ya, Asdianti disebut menjadi direktur PT Selayar Mandiri Utama dan Taka Bonerate Dive Resort. Lalu dirinya juga berkecimpung di dunia properti villa di Bali, berdasarkan akun media sosial miliknya.

Pada 2016, wanita ini juga pernah memberi penawaran penyewaan villa di Bali seharga Rp250 juta per tahun. Lalu menawarkan aset villa lain dengan iming-iming uang dollar.

Pulau Lantigiang ini masuk dalam wilayah Desa Jinato, Kecamatan Takabonerate, Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan. Walaupun tidak berpenghuni, pulau ini memiliki hamparan pasir pantai yang putih dan air laut yang masih jernih. Selain itu, di bibir pantai pulau ini terdapat banyak ikan pari. Ikan pari bisa berbahaya bagi manusia jika ia diprovokasi hingga berlebihan.

Baca Juga:   Perjuangkan Aspirasi Warga Medan Ihwan Tunggu Restu Prabowo

Pulau Lantigiang ini ternyata masuk ke dalam kawasan Taman Nasional Taka Bonerate. Taman nasional ini merupakan taman laut yang memiliki kawasan atol terbesar ketiga di dunia setelah Kwajifein di Kepulauan Marshall dan Suvadiva di Kepulauan Maladewa.

Luas total dari atol ini adalah sekitar 220.000 hektare dengan luas sebaran terumbu karang mencapai 500 kilometer persegi.

Taman Nasional Taka Bonerate ini merupakan surga bagi para pecinta wisata dan olahraga laut karena tempat ini dijadikan tempat tinggal bagi ratusan jenis makhluk laut sehingga pesona keindahan bawah lautnya sangat menawan.

Taman nasional ini ternyata memiliki sekitar 15 buah pulau sehingga memiliki kekayaan alam bawah laut yang sangat melimpah dan cocok untuk olahraga air, seperti menyelam, snorkeling, dan wisata bahari lainnya.

Baca Juga:   Bincang Tipis-Tipis Jelang Pemilu, Banyak Survei 'Bermunculan' sebagai Penggiring Opini

Tak mengherankan apabila taman nasional ini juga menjadi surga bagi para penyelam. Taman ini juga memiliki titik penyelaman yang karakternya berbeda-beda. Beberapa titik penyelaman di taman ini, seperti spot Mercusuar yang memiliki karakteristik lokasi berupa reef edge (karang tepi), The Rivers Spot yang terletak di Pulau Jinato, Jinato Wall Paradise, dan masih banyak lagi.

Menurut Native Indonesia, Jinato Wall Paradise merupakan spot diving yang paling indah dengan kedalaman sekitar 5 hingga 15 meter. Kondisi terumbu karang di sini juga sangat memesona dan didominasi oleh karang keras (hard coral) dan karang halus (soft coral).

Selain olahraga air, di taman nasional ini juga bisa hanya untuk sekadar berwisata dan melepas penat sejenak. Misalnya saja menikmati matahari terbit dan matahari terbenam yang sangat elok, bermain kano, dan lainnya. Di sini juga dapat ditemukan berbagai jenis biota laut, seperti ikan kupu-kupu, cardinal fish, ikan bidadari (angel fish), kerapu, surgeon fish, damselfish, ikan ayam-ayam (triggerfish), lobster, pari elang (eagle rays), belut moray, dan kima.

Baca Juga:   BPJAMSOSTEK Apresiasi PT BSP Kisaran Atas Komitmen Beri Perlindungan Pekerja

Taman Nasional Taka Bonerate juga terkenal dengan kearifan lokal masyarakatnya, khususnya masyarakat yang berada di sekitar kawasan itu. Sebagai contoh, ketika ada pengunjung yang datang, masyarakat sekitar akan menyambut hangat pengunjung dan menunjukkan penghargaannya kepada pengunjung.

Masyarakat sekitar juga, misalnya masyarakat Pulau Jinato, memiliki sebuah tradisi unik bernama sorong lopi, yang merupakan tradisi mendorong perahu yang baru selesai dibuat oleh masyarakat sekitar. Tradisi ini dilakukan agar mereka sadar untuk saling membantu.

Selain itu, Taman Nasional Taka Bonerate ini juga memiliki satu kegiatan wisata yang tidak akan ditemukan di manapun, yaitu di bibir pantai Pulau Tinabo terdapat bayi hiu dengan jenis black tip yang ramah kepada manusia.

Pengunjung dapat bermain bersama bayi hiu tersebut tanpa khawatir digigit, namun tetap harus waspada.