Jeneva : Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Rabu (17/6/2020) memutuskan untuk menghentikan uji coba hidroksiklorokuin (HCQ) sebagai pengobatan potensial untuk pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit. Badan kesehatan PBB itu menemukan bahwa obat tersebut tidak mengurangi tingkat kematian.
Hidroksiklorokuin, yang selaman puluhan tahun digunakan sebagai obat malaria dan rheumatoid arthritis telah menjadi pusat kontroversi politik dan ilmiah sebagai pengobatan Covd-19.
Obat itu telah disebut-sebut sebagai pengobatan yang mungkin untuk virus corona baru oleh tokoh-tokoh terkenal, termasuk Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Namun, WHO menghentikan uji coba Hidroksiklorokuinnya sendiri, dengan alasan tidak cukup bukti mengenai manfaatnya.
Dokter Ana Maria Henao Restrepo, dari program darurat kesehatan WHO, mengatakan dalam konferensi pers virtual di Jenewa bahwa ia ditarik dari Uji Solidaritas multi-negara dari serangkaian perawatan potensial.
“Berdasarkan analisis ini dan pada tinjauan bukti yang dipublikasikan, Kelompok Eksekutif dari Uji Solidaritas/Pemulihan telah bertemu pada dua kesempatan dan hari ini kami bertemu dengan semua penyelidik utama,” kata Henao Restrepo sebagaimana dilansir AFP.
“Setelah musyawarah, mereka menyimpulkan bahwa lengan hydroxychloroquine akan dihentikan dari Pengadilan Solidaritas.”
Pengumuman WHO datang setelah Amerika Serikat pada Senin menarik otorisasi penggunaan darurat untuk hidroksiklorokuin dan klorokuin, kedua obat itu disukai oleh Trump untuk mengobati virus corona baru.
Ini adalah kali kedua WHO menghentikan pengujian hidroksiklorokuin untuk pengobatan Covid-19.
Pada 25 Mei, WHO mengumumkan bahwa mereka telah menghentikan sementara uji coba hidroksiroklorokin untuk melakukan tinjauan keamanan.
Di awal Juni, WHO menyimpulkan bahwa “tidak ada alasan” untuk mengubah cara uji coba yang sedang dilakukan dan melanjutkan pengujian hidroksiklorokuin.
