Scroll untuk baca artikel
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
previous arrow
next arrow
Pendidikan

1.122 Lulusan Diwisuda, Rektor : Unpab Bertahap Menuju Internasionalisasi

×

1.122 Lulusan Diwisuda, Rektor : Unpab Bertahap Menuju Internasionalisasi

Sebarkan artikel ini

MEDAN-Universitas Pembangunan Panca Budi (Unpab) mewisuda 1.122 lulusan dari berbagai program studi jenjang Diploma, Sarjana, dan Pascasarjana. Wisuda periode ke 69 ini digelar di Selecta Convention Hall, Medan selama dua hari (23-24 November 2022).

Sebanyak 13 wisudawan/ti diantaranya dinyatakan sebagai wisudawan/ti dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) terbaik, dan 14 wisudawan/ti berprestasi. Selain itu, juga 14 wisudawan/ti yang mengikuti Program magang Bersertifikasi MBKM di masing-masing program studi berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan berdasarkan Yudisium Senat Universitas.

Rektor Unpab Dr Muhammad Isa Indrawan SE MM mengucapkan selamat kepada para wisudawan periode ke 69, karena telah berhasil dengan baik menyelesaikan studi di kampus. Pencapaian ini adalah bukti kerja keras, dedikasi yang tentu tidak terlepas dari motivasi, doa, dan dukungan dari banyak pihak yang terlibat dalam usaha keras tersebut, terutama para orang tua atau keluarga dan orang-orang tercinta.

“Dengan gelar akademis yang berhasil disandang mereka dan dengan kompetensi yang diraih, kami mengharapkan lulusan Universitas Pembangunan Panca Budi dapat terus berkarya, memberikan manfaat dan kontribusi nyata bagi masyarakat, bangsa, dan negara,” ungkap Isa Indrawan.

Rektor menyampaikan, sebagaimana yang kini sedang gencar terkait internasionalisasi, diharapkan kepada para wisudawan/ti dapat mengembangkan setiap ilmu yang didapat dibangku perkuliahan, tidak hanya di Indonesia saja tetapi juga dapat disebarluaskan ke seluruh dunia.

Dijelaskannya, internasionalisasi di perguruan tinggi merupakan suatu proses yang menyangkut internasionalisasi kurikulum, administrasi manajemen, penelitian kolaborasi secara akademik, serta pertukaran mahasiswa dan dosen. Salah satu konsep internasionalisasi yang sudah mulai merambah di dunia perguruan tinggi adalah sistem pendidikan di Indonesia beberapa sudah mengikuti pada sistem pendidikan di negara maju lainnya. Tujuannya hanya satu, memajukan bidang pendidikan yang sering disebut dengan tongkat estafet bagi negara.

Baca Juga:   Dalam Rakor Pembinaan dan Diklat, Sabrina : Perlu Adanya Standarisasi Kompetensi Bagi PNS

“Di era digital ini, perguruan tinggi di dunia sudah mulai bertambah dengan sangat pesat. Di Indonesia sendiri, berdasarkan data di Kemenristekdikti di tahun 2022 menunjukkan jumlah perguruan tinggi yang sudah mencapai 3.115 perguruan tinggi dengan 25.548 program studi. Dimana masuk di dalam data tersebut, salah satunya Universitas Pembangunan Panca Budi,” katanya.

Pertambahan jumlah perguruan tinggi yang semakin melesat berdampak pada eksistensi perguruan tinggi, hal ini yang menyebabkan setiap perguruan tinggi harus terus melakukan ekspansi, terutama kualitas yang dibutuhkan oleh pasar tenaga kerja bagi para lulusan masing-masing perguruan tinggi.

Hal ini yang membuat Universitas Pembangunan Panca Budi, memberikan pendidikan yang terbaik, dengan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan terbaik demi melahirkan generasi penerus bangsa. Dengan demikian, nanti para lulusan Universitas Pembangunan Panca Budi mampu bersaing di dunia pekerjaan untuk meraih kesuksesan, tidak hanya di dalam Negeri tetapi juga bisa berkarir sampai ke Luar Negeri.

Rektor menyebutkan, arah pengembangan pendidikan tinggi di Indonesia menuju daya saing global dapat terlihat dari visi yang telah ditetapkan oleh sebagian Perguruan Tinggi Negeri (PTN) maupun Perguruan Tinggi Swasta (PTS), meskipun dengan istilah yang berbeda-beda. Misalnya dengan menggunakan kalimat ‘Unggul pada tingkat global’, ‘Diakui oleh dunia’, ‘Berkelas dunia’, ‘Berstandar Internasional’, dan seperti visi dari Universitas Pembangunan Panca Budi yaitu ‘World Class University’, dan lain sebagainya.

“Melalui internasionalisasi, mahasiswa pun akan lebih didorong untuk siap menghadapi standard global. Selain itu, meningkatkannya jumlah mahasiswa internasional di sebuah perguruan tinggi juga akan terjadi peningkatan interaksi antara mahasiswa lokal dengan mahasiswa luar negeri, dalam rangka peningkatan kualitas mahasiswa yang mampu menyerap ilmu dari mahasiswa asing atau luar negeri,” lanjut rektor.

Baca Juga:   Unpab Wisuda 564 Lulusan, Rektor: Berikan Kontribusi Nyata untuk Masyarakat

Secara tidak langsung, lanjutnya, internasionalisasi dapat meningkatkan kesiapan para mahasiswa dan lulusan untuk dunia yang lebih maju, menginternasionalkan kurikulum dan meningkatkan kualitas akademik, meningkatkan profil dan reputasi internasional, memperkuat penelitian dan kapasitas produksi pengetahuan, menambah jumlah, memperluas dan mendiversifikasi sumber daya fakultas atau staf Pendidikan, serta pemahaman antar budaya fakultas.

“Untuk itu, Unpab sedang bertahap untuk mencapai visi Universitas yang menyatakan bahwa UNPAB menuju ‘World Class University’,” ucapnya.

Lebih lanjut rektor menyampaikan, perkembangan teknologi informasi yang cepat seiring dengan perkembangan zaman, membawa perubahan tatanan kehidupan baik secara sosial, budaya, terutama dunia kerja. Unpab sebagai penghasil SDM berkualitas dituntut untuk menyiapkan kompetensi mahasiswa yang dapat menyesuaikan dengan kebutuhan zaman. Konsep Link and Match dengan dunia industri dan dunia kerja menjadi kata kunci dalam merancang dan melaksanakan proses pembelajaran.

“Unpab telah melakukan transformasi dalam pembelajaran agar dapat menghasilkan lulusan yang responsif terhadap tantangan zaman dan kebutuhan masyarakat. Kampus Merdeka-Merdeka Belajar merupakan kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, yang bertujuan mendorong mahasiswa untuk disiapkan menjadi pembelajar sejati yang terampil, lentur dan ulet (agile learner), menguasai berbagai keilmuan yang berguna untuk memasuki dunia kerja,” bebernya.

Mewujudkan Kampus Merdeka

Kampus Merdeka-Merdeka Belajar sesuai dengan Permendikbud Nomor 3 Tahun 2020 tentang Standard Nasional Pendidikan Tinggi terutama pada Pasal 18 yang menyebutkan bahwa pemenuhan masa dan beban belajar bagi mahasiswa program sarjana atau sarjana terapan dapat dilaksanakan:

Mengikuti seluruh proses pembelajaran dalam program studi pada perguruan tinggi sesuai masa dan beban belajar; dan mengikuti proses pembelajaran di dalam program studi untuk memenuhi sebagian masa dan beban belajar dan sisanya mengikuti proses pembelajaran di luar program studi.

Baca Juga:   964 Lulusan Unpab Diwisuda Secara Daring

Melalui Kampus Merdeka-Merdeka Belajar, mahasiswa memiliki kesempatan untuk 1 semester atau setara dengan 20 SKS menempuh pembelajaran di luar program studi pada perguruan tinggi yang sama; dan paling lama 2 semester atau setara dengan 40 m SKS menempuh pembelajaran di luar Perguruan Tinggi. Unpab berkomitmen menyediakan dan memfasilitasi semua Program Kampus Merdeka-Merdeka Belajar sebagaimana yang diamanatkan Permendikbud RI No. 3 Tahun 2020.

Ada 9 Program Kampus Merdeka-Merdeka Belajar yang dikembangkan di Unpab yaitu, pertukaran Mahasiswa Nasional dan Internasional, Praktik Kerja Lapangan (Magang), Asistensi Mengajar/Kampus Mengajar, Penelitian/Riset Kolaborasi, Proyek Kemanusiaan, kegiatan wirausaha, studi/proyek Independen, dan KKN Terapan atau Proyek Membangun Desa, bela negara.

Hal ini langsung diimplementasikan oleh Unpab dengan cara mengikuti kegiatan MBKM Lintas L2DIKTI Wilayah 1 dan L2DIKTI Wilayah 10 (Sumatera Utara – Kepri) selama 4 hari terhitung mulai tanggal 12 s/d 15 Oktober 2022, yang dihadiri oleh 13 PTS L2DIKTI Wilayah 1 dan 11 PTS L2DIKTI Wilayah 10, serta langsung dituangkan dalam bentuk MoU dan MoA.

Universitas Pembangunan Panca Budi penuh semangat untuk mewujudkan program Kampus Merdeka-Merdeka Belajar, dengan tagline ‘Membangunan Desa, Membangunan Indonesia’ Unpab telah menyelenggarakan beberapa kegiatan dalam rangka membangun desa yaitu, Melakukan MoU dengan desa-desa yang ada di Sumatera Utara untuk melakukan kegiatan Kampus Merdeka-Merdeka Belajar dan melaksanakan program KKNT dan Kampus Mengajar ke desa-desa.

“Cukup banyak hal-hal yang dapat kita lakukan dan kita kembangkan di desa kita. Harapannya wisudawan/ti yang saat ini di wisuda dapat mengimplementasikan ilmunya yang didapat untuk mengembangkan desa dan memberikan inovasi terobosan guna menyelesaikan masalah-masalah yang saat ini dialami oleh masyarakat desa, sehingga kita ikut serta andil dalam mendorong pemulihan ekonomi nasional,” harap rektor. (MS7)