Scroll untuk baca artikel
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
previous arrow
next arrow
HeadlineHukrimInternasionalPeristiwa

17 Jam, Pelaku Penembakan Massal Tewas Dalam Sergapan Pasukan Khusus Thailand

×

17 Jam, Pelaku Penembakan Massal Tewas Dalam Sergapan Pasukan Khusus Thailand

Sebarkan artikel ini

Mediasumutku.com | Thailand – Dipicu Utang, Tentara Thailand, sersan mayor Jackraphanth Thomma,(32) telah melakukan serangan senjata di Nakhon Ratchasima, Thailand, Sabtu (8/2/2020) telah menjadi perhatian internasional.

Foto tersangka sebelum tewas disergap pasukan khusus thailand, minggu (9/2/2020) .

Dalam aksi penyerangan itu menewaskan 26 orang dan 57 orang terluka. Aksi penyerangan yang dilakukan ini pun ramai diperbincangkan di media sosial, Minggu (9/2/2020).

Menurut Perdana Menteri Kerajaan, sebelum ditembak mati, sersan mayor Jackraphanth Thomma terlibat dalam pertikaian terkait utang. Ia disebut melakukan aksinya karena masalah jual beli rumah.

Pernyataan ini menjadi spekulasi pertama atas motif dari penembakan yang belum pernah terjadi sebelumnya tersebut.

Menurut Perdana Menteri Kerajaan, Prayut Chan-O-Cha, pertikaian ini melibatkan kerabat dari komandannya, Kolonel Anantharot Krasae terbunuh di barak militer Suatham Phithak, tempat komandan tersebut berada.

Baca Juga:   BMKG: Gempa Magnitudo 3,6 Guncang Blora

Sebelum melakukan penembakan, pelaku diketahui telah membunuh komandannya serta mencuri senjata dari kamp militer. Kemudian, ia melakukan serangan di jalan-jalan dan pusat perbelanjaan di Nakhon Ratchasima.

Lanjut, Prayut Chan-O-Cha, Jackraphanth Thomma berpangkat Sersan Mayor terpaksa ditembak mati pasukan khusus Hanuman karena aksi kejahatannya. Ia tewas ketika sejumlah pasukan keamanan berhasil memojokannya di gedung.

Pelaku diketahui menggunakan senapan mesin hasil curian berjenis M60 dan mobil Humvee

Menurut otoritas Thailand mengatakan bahwa pelaku memiliki kemampuan menembak yang tinggi.”Secara umum, perwira militer manapun memiliki kemampuan yang baik dalam menembak, tetapi laki-laki ini tentu memiliki kemampuan yang lebih,” kata Juru Bicara Kementerian Pertahanan, Letjen Kongcheep Tantravanich.

Menurut Kepala Penindakan Kriminal, Mayjen Jirapob Puridet, pelaku penembakan ini memiliki kemampuan tinggi dan telah memenangkan sejumlah kompetisi kecil menembak.

Baca Juga:   Terkait Bentrok di Kampus Nommensen, 3 Mahasiswa Diamankan Polisi

Jirapob memimpin tim yang masuk ke dalam bangunan untuk melakukan perlawanan terhadap pelaku.”Kejadiannya hampir seperti adegan film aksi Hollywood,” tuturnya.

Polisi Negosiasi

Menurutnya, pada periode waktu tertentu, aksi penembakan tidak berhenti. Polisi sempat mencoba bernegosiasi dengan pelaku untuk beberapa hal, berupaya meyakinkannya pelaku untuk menyerahkan diri.

Polisi juga mencoba menghubungi ibu pelaku yang berada di kota yang dekat dengan lokasi dan membawanya ke area di dekat mal.Namun, Jirapob mengatakan bahwa pelaku tidak mau berbicara dengan ibunya.

Pelaku mengunggah di media sosialnya selama penyerangan. Salah satu unggahan di Facebook adalah menanyakan apakah ia harus menyerahkan diri.

Sebelumnya, pelaku juga telah mengunggah sebuah gambar dari pistol dengan tiga set peluru, bersamaan dengan kata-kata, “Ini waktunya untuk menjadi senang dan tidak ada yang bisa menghindari kematian.”kata pelaku.

Baca Juga:   Curi Motor Tetangga, Residivis Ditangkap Kembali

Sementara itu, Pihak kepolisian menjelaskan, pelaku Jakraphanth Thomma yang merupakan anggota tentara berusia 32 tahun ditembak mati di area “Zona A” basement pusat perbelanjaan Nakhon Ratchasima atau Korat.

Sumber lain menyebut, ia tewas tepat di dekat foodcourt yang ada di area basement itu.“Polisi telah membunuh pelaku dan menyelamatkan delapan sandera. Beberapa terluka,” kata salah satu sumber keamanan dikutip dari Guardian.

Penembakan dimulai sekitar jam 3 sore pada hari Sabtu ketika pelaku melepaskan tembakan di sebuah rumah sebelum pindah ke kamp militer dan kemudian ke mal di Nakhon Ratchasima di timur laut Thailand.

Proses pengepungan yang dilakukan oleh tim khusus itu berlangsung selama 17 jam sejak Sabtu (8/2/2020) pukul 20.30 waktu setempat. Ketika itu belum diketahui di mana pelaku berada atau bersembunyi.