MEDAN-Walikota Medan, Bobby Nasution terus mendorong Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait untuk memberikan perhatian kepada Sektor Industri Kecil dan Menengah (IKM). Apalagi, sektor ini terbukti mampu memberikan kontribusi signifikan dalam peningkatan nilai tambah, lapangan kerja, dan membentuk daya saing daerah maupun nasional.
Kepala Dinas Perindustrian Medan, Parlindungan Nasution, Rabu (12/1/2022) di kantornya, mengatakan, sebagai OPD terkait, pihaknya juga berupaya merealisasikan kegiatan yang dapat mengembangkan IKM di Kota Medan.
“Dalam mewujudkan visi dan misi Wali Kota Medan, yang salah satunya Medan Inovatif, kami di Dinas Perindustrian melakukan pembinaan kepada pelaku IKM. Pembinaan ini dilakukan sehingga bisa melahirkan pelaku IKM baru, yang lama bisa naik kelas, dan kita juga membantu agar IKM itu tidak hanya berproduksi saja, tapi juga dapat memasarkan produknya,” ucapnya.
Parlindungan memaparkan, beberapa tantangan yang harus dihadapi Dinas Perindustrian antara lain, masih minimnya sumber daya pelaku IKM, terbatasnya sarana dan prasarana mendukung kegiatan IKM seperti mesin dan bengkel, keterbatasan kualitas dan kuantitas SDM yang kompeten, serta masih terbatasnya kemampuan inovasi dan diversifikasi produk, pengetahuan tentang manajemen usaha, pemasaran, dan modal kerja.
Untuk itu, lanjutnya, pada tahun anggaran 2022 ini Dinas Perindustrian telah menganggarkan berbagai kegiatan yang diharapkan dapat mengatasi sebagai tantangan tersebut.
“Pada tahun ini, ada 20 pelatihan yang kita anggarkan untuk meningkatkan kompetensi pelaku IKM. Di antaranya, pelatihan olahan pangan, craft, pelatihan olahan sandang berbahan kulit, membatik, dan banyak lagi,” ucapnya.
Parlindungan mengatakan, pelaku IKM yang dibina pada Tahun 2022 ini sebanyak 600 pelaku. Pelaku usaha yang masuk dalam kategori usaha IKM tersebut, terangnya, mempunyai ciri berproduksi dan mempunyai dapur produksi.
“Kalau tidak berproduksi, tidak mengolah bukan industri. Yang kita masukkan ke industri yakni pelaku usaha yang berproduksi, mengolah dari bahan mentah menjadi setengah jadi, atau setengah jadi menjadi jadi,” jelasnya.
Untuk pemasaran produk IKM, Parlindungan mengaku, pihaknnya juga berusaha membangun kolaborasi dengan pihak lain, di antaranya pihak hotel maupun swalayan
“Di samping itu, kita juga mempunyai program Sakasanwira, Satu Kelurahan Satu Sentra Wira Usaha. Pembinaannya IKM kita lakukan berdasarkan kluster usahanya, misalnya olahan makanan sejenis, membatik, songket, dan lainnya,” sebutnya.
Selain pelatihan, untuk merealisasikan Sakansawira itu Dinas Perindustrian juga akan memberikan bantuan peralatan kepada kelompok IKM yang dianggap berpotensi untuk meningkatkan hasil produk berdasarkan skala prioritas.
Parlindungan mengatakan, sejak tahun 2021 pihaknya secara berangsur melengkapi peralatan guna memaksimalkan kegiatan pelatihan maupun pemberian bantuan kepada IKM. Peralatan yang telah diadakan Dinas Perindustrian antara lain mesin pengolahan sampah menjadi briket, oven, mesin cetak batako,mesin olahan makanan, mesin jahit sepatu, dan mesin roasting kopi.
Guna mencapai hasil yang lebih maksimal, lanjut Parlindungan, pihaknya juga berkolaborasi dengan Dekranasda dan OPD-OPD serta stakeholder lainnya.
“Kolaborasi ini antara lain terakit pemasaran, promosi, sehingga pruduk dari hulu dan hilir dapat diminati oleh masyarakat,” tutupnya.(MS7)