Scroll untuk baca artikel
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
previous arrow
next arrow
Pendidikan

67.000 Mahasiswa di Sumut Cuti Kuliah Terdampak Covid-19

×

67.000 Mahasiswa di Sumut Cuti Kuliah Terdampak Covid-19

Sebarkan artikel ini
Foto: Rektor Unpab Dr M Isa Indrawan SE MM, Kadis Kesehatan Sumut dr Alwi Mujahid Hasibuan MKes, dan Kabid Pembinaan Pendidikan Khusus Disdiksu Dra Rosmawati Nadeak MPd saat menjadi narasumber pada Webincang TV Talkshow Unpab. Webincang dipandu Bachtiar Djanan M (kanan) dari Pusat Riset dan Pengembangan Unpab.
mediasumutku.com|MEDAN-Sekretaris Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi) Sumut dr Muhammad Isa Indrawan SE MM mengungkapkan, 67.000 dari 254.000 mahasiswa perguruan tinggi swasta (PTS) di Sumatera Utara (Sumut) terpaksa cuti kuliah akibat faktor ekonomi terdampak Covid-19.
“Orang tua mahasiswa tak mampu lagi membayar uang kuliah akibat dampak ekonomi Covid-19. Mereka memilih cuti kuliah,” kata Isa Indrawan yang juga Rektor Universitas Pancabudi pada webincang tentang pendidikan di kampus I Unpab, Jalan Gatot Subroto KM 4,5 Medan, Senin (28/9/2020).
Webincang bertema “Kesiapan Dunia Pendidikan di Sumut Menuju New Normal di Era Pandemi Covid-19” itu juga menampilkan Kadis Kesehatan Sumut dr Alwi Mujahid Hasibuan MKes dan Kabid Pembinaan Pendidikan Khusus Dinas Pendidikan Sumut Dra Rismawati Nadeak MPd sebagai narasumber. Webincang dipandu Bachtiar Djanan M dari Pusat Riset dan Pengembangan Unpab.
Isa Indrawan mengatakan, pandemi Covid-19 juga berdampak pada penerimaan mahasiswa baru PTS di Sumut.
“Penerimaan mahasiswa baru tahun ini turun 60 hingga 70 persen. Biasanya di bulan September, Unpab sudah menerima  4.200 mahasiswa baru. Tapi kita baru menerima 3.200 mahasiswa baru yang terdaftar,” kata rektor di depan peserta yang terdiri dari kepala SMA/SMK se-Sumut dan kalangan akademisi.
Dikatakannya, kampus harus bisa menjalankan protokol kesehatan agar angka penularan Civid-19 tidak bertambah. Sementara di sektor eknomi juga harus tetap tumbuh.
“Kata kuncinya di masa pandemi adalah digitalisasi. Kita harus melakukan digitalisasi dalam seluruh sektor. Jepang sudah melakukan itu, dan kita harus menuju ke situ,” tandasnya.
Unpab sendiri, kata Isa Indrawan, tetap melakukan blended learning (pembelajaran campuran). Ini sesuai dengan program Mendikbud Nadiem Makarim lewat Kampus Merdeka atau merdeka belajar.
“Jadi ke depan 60 – 70 persen mata kuliah yang diajarkan ke mahasiswa tak lagi belajar di kampus. Jika ada 150 SKS, lebih separuhnya akan belajar di luar kampus. Ini perpaduan KKNI dengan blended elearning,” kata Isa Indrawan.
Narasumber lainnya, Kadis Kesehatan Sumut Alwi Mujahid Hasibuan mengakui, penularan Covid-19 di Sumut belum dapat diputus. Bahkan, sejak New Normal, yaitu pasca Idul Fitri, penularan Covid-19 makin meningkat.
“Isu New Normal telah ditafsirkan secara salah oleh sebagian besar masyarakat. New Normal seolah-olah tak ada lagi pembatasan-pembatasan atau protokol kesehatan. Sejak saat itulah, penularan Covid-19 naik di Sumut. Sekarang hampir setiap hari kita mendengar ada yang meninggal gara-gara Covid-19,” kata Alwi.
Untuk itu, Alwi  mengimbau masyarakat tetap melakukan protokol 3M lawan Covid, yaitu memakai masker, menjaga jarak aman, dan mencuci tangan sesering mungkin.
Sedangkan Rosmawati Nadeak menyatakan terkesan dengan Webincang Unpab yang digelar di tengah-tengah rimbunnya pepohonan.
“Di webincang ini, sambil berjemur kita juga bisa menghirup udara segar di tengah-tengah pepohonan. Dengan penataan seperti ini, Panca Budi sudah mencegah Civid-19,” kata Kabid Pembinaan Pendidikan Khusus Disdik Sumut ini.
Seusai webincang, Rektor Unpab M Isa Indrawan menyalurkan bantuan alat-alat dan bahan-bahan untuk pencegahan Covid-19 di lingkungan sekolah. Bantuan diterima oleh para kepala sekolah SMA/SMK, di antaranya PDF multiviralmedia produksi Tim Satgas Covid-19 Unpab dan Tim Digital Multimedia Unpab.
Kemudian, wastafel portable automatic use liquid, wastafel cuci tangan otomatis tanpa sentuhan tangan produksi Himpunan Mahasiswa Elektro Fakultas Sains dan Teknologi Unpab. Lalu, sabun cuci tangan produksi PKM dan Laboratorium Ilmu Dasar Unpab, dan ekoenzim, yaitu cairan semprot bilik steril Covid-19. (MS7)
Baca Juga:   Rektor Unpab Sebut Keberadaan LPSK Sangat Dibutuhkan