Mediasumutku.comI MEDAN-Limbah merkuri dari tambang emas sudah menyebabkan masalah kesehatan di Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumatera Utara (Sumut). Sudah 12 anak lahir dengan cacat bawaan.
Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi disela acara Penyerahan DIPA 2020 yang berlangsung di Aula Rajainal Pemprovsu menyatakan, merkuri ini bersumber dari pertambangan emas ilegal di kabupaten tersebut. Saat ini sedang diambil langkah guna menutup semua pertambangan emas ilegal itu.
“Saya sudah bentuk tim. Merkuri itu berbahaya. Anak-anak kita sudah dua belas orang seperti itu, dalam tahun ini saja,” kata Edy di Kantor Gubernur Sumut, Jalan Diponegoro, Medan, Selasa (19/11/2019).
Dalam operasinya, kata Edy, ada sejumlah perusahaan ilegal yang bahkan menggunakan alat berat, melakukan penambangan emas di Mandailing
Natal. Operasionalnya di sekitar aliran Sungai Batang Natal di kawasan Panyabungan hingga Natal.
Limbah merkuri dari penambangan ini yang mengalir langsung ke sungai dan akhirnya bersentuhan dengan masyarakat. Ada juga sebagian ibu dari
bayi yang lahir dengan cacat bawaan itu, sebelumnya bekerja di pertambangan emas ilegal tersebut.
Anak-anak yang lahir dengan cacat bawaan itu, kata Edy, antara lain usus berada di luar, otak berada di luar tempurung kepala, maupun berbagai kelainan lainnya.
“Saya perintahkan untuk berhenti. Tambang emas ilegal. Ini harus kita rapikan, harus dengan segera, sehingga rakyat terselamatkan,” kata Edy.
Edy menyayangkan tidak responsnya Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal mengenai masalah tersebut selama ini. Akibatnya, sekarang sudah menyebabkan masalah. Edy mengungkapkan bahayanya zat mercuri yang meyebabkan tercemarnya air. Sementara air adalah sumber kehidupan.(MS4)