MEDAN-Mengenang peristiwa masa lalu, dimana aksi terorisme di Indonesia beberapa kali terjadi pada penghujung tahun. Menjelang Ibadah Natal 2024 dan tahun baru 2025, semoga aksi serupa tidak terjadi, khususnya di Sumatera Utara yang dikenal sebagai daerah yang sangat beragam.
Demikian disampaikan tokoh agama Islam yang juga Pengurus Badan Penanggulangan Ekstrimisme Terorisme ( BPET ) MUI Pusat, Kyai Khambali, Selasa (24/12/2024).
Lebih lanjut Kyai Khambali menyampaikan, untuk memastikan perayaan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 berjalan lancar tanpa kekerasan dan serangan teror, Gema Santri Nusa Berkolaborasi dengan BPET MUI Pusat menggelar Halaqoh Kebangsaan demi pencegahan paham inteloransi dan radikalisme di Medan (22/12).
Kyai Khambali selaku Ketua Umum Gema Santri Nusa menyampaikan, peran serta masyarakat dibutuhkan untuk menjaga keamanan dari ancaman teror baik sebelum maupun setelah perayaan Nataru.
“Kami mengajak keikutsertaan masyarakat Sumatera Utara untuk melaporkan kepada pihak yang berwenang, jika mengetahui atau melihat kegiatan yang mencurigakan,” kata Kyai Khambali.
Untuk menjaga kamtibmas, seluruh Jajaran Pengurus Gema Santri Nusa dan Aktivis Aktivis Muslim di tingkat daerah juga telah diimbau untuk bisa berkolaborasi melakukan deteksi dini lokasi kegiatan pelaksanaan ibadah umat Kristiani dan titik-titik keramaian masyarakat saat merayakan tahun baru.
“Hal ini adalah salah satu bentuk Kerukunan Umat Antar Beragama di Sumatera Utara,” ujar Kya Khambali.
Kyai Khambali menjelaskan, Sumatera Utara termasuk ke dalam wilayah yang menjunjung tinggi toleransi, bahkan Sumatera Utara terkenal dengan Julukan Miniatur Indonesia.
“Itu sebabnya, isu SARA sangat kita jaga betul dengan Kerukunan antar Umat Beragama, sifat membeda-bedakan harus kita buang jauh-jauh. Kita semua adalah sama-sama warga negara Indonesia yang memegang teguh dasar negara Pancasila,” tandas Kyai Khambali yang juga Pengasuh Ponpes Wirausaha Ahlul Kirom.
Namun demikian, tambahnya potensi ancaman terorisme menjelang Nataru dalam beberapa tahun terakhir mengalami penurunan, namun perlu di waspadai..
Upaya aparat penegak hukum, seperti Polda Sumatera Utara di bawah Komando Irjen Pol Whisnu Hermawan Februanto dan jajarannya, ditambah gerak cepat Polres dibawahnya, terutama Polrestabes Medan yang dipimpin Kombes.Pol Gidion Arif Setiawan yang dengan cepat melakukan langkah preventif.
“Kami mengimbau masyarakat Sumatera Utara untuk tidak terprovokasi oleh isu-isu yang dapat memecah belah, mengganggu ketenangan umat beragama dalam menjalankan ibadahnya,” papar Kyai Khambali.
Aksi radikalisme yang bermunculan belakangan ini, lanjut Khambali sudah menggunakan plarform media sosial. Seluruh elemen masyarakat agar waspada dan tidak mudah terprovokasi.