mediasumutku.com | JAKARTA – Menurut Analis Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan mengatakan, penurunan IHSG disebabkan kekhawatiran investor atas meluasnya konflik geopolitik di Timur Tengah antara Amerika Serikat (AS) dan Iran. Meksipun begitu, ia menilai ini hanya efek psikologis sementara.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 0,77% ke level 6.274,94 selama sepekan hingga Jumat (10/1). Meskipun begitu, bursa saham dalam negeri masih mencatatkan aksi beli asing di semua pasar dengan nilai bersih Rp 1,01 triliun.
Pasalnya, Presiden AS Donald Trump juga telah menyatakan bahwa pihaknya tidak akan melakukan balasan atas serangan Iran ke pangkalan udara AS di Irbil dan Ayn Al-Asad.
Di sisi lain, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menyampaikan, secara teknikal, IHSG memang sudah waktunya terkoreksi untuk membentuk wave 4.
Untuk Senin (13/1), Herditya memprediksi IHSG akan melanjutkan penguatan dengan support di level 6.230 dan resistance di 6.300. “Kenaikan IHSG didorong oleh semakin dekatnya penandatanganan kesepakatan dagang AS-China serta meredanya ketegangan AS-Iran,” ucapnya.
Valdy juga melihat potensi penguatan IHSG ke kisaran 6.275-6.300 pada perdagangan Senin depan. Selain faktor eksternal tersebut di atas, ia memprediksi, hijaunya IHSG juga akan didorong oleh nilai tukar rupiah yang melanjutkan penguatan.
“Kenaikan cadangan devisa per 31 Desember 2019 dan capital inflow sebesar Rp 10,1 triliun per 9 Januari 2020 akan menopang penguatan nilai tukar rupiah,” kata dia.