Balige, Mediasumutku.com– Kebersihan di kawasan danau Toba harus benar-benar diperhatikan oleh seluruh stakeholder pariwisata. Termasuk di dalamnya adalah pemerintah daerah (Pemda) yang ada di sekitar kawasan danau Toba.
Hal itu ditegaskan oleh Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan saat memimpin Rapat Koordinasi (Rakor) Badan Otorita Danau Toba (BODT) bersama dengan Menteri Pariwisata Arief Yahya, di Balige, Kabupaten Toba Samosir. Jumat (6/9/2019).
Rakor itu juga dihadiri Bupati Toba Samosir (Tobasa) Darwin Siagian, Bupati Humbang Hasundutan (Humbahas) Dosmar Banjarnahor, Bupati Dairi Eddy Berutu, serta Kepala BODT Arie Prasetyo.
Baca juga: OYO, Grab, Gojek, dan Starbuck akan Ada di Danau Toba
Duit Rp 2,5 Triliun Harus Dihabiskan untuk Pariwisata Danau Toba
Kata Luhut dalam rakor itu, satu hal yang tidak kalah penting adalah masalah kebersihan di Danau Toba itu sendiri. Salah satu jalan, menurut Menko Luhut, adalah menyerukan kepada kabupaten lain untuk mengikuti langkah yang sudah diterapkan oleh Kabupaten Humbang Hasundutan.
Kata Luhut, Kabupaten Humbang Hasundutan telah berhasil membuat dan mengoperasikan alat pengolah eceng gondong yang kemudian dapat dapat diubah menjadi pupuk.
Luhut menegaskan, kebersihan Danau Toba juga menjadi hal yang penting. Ia kembali mencontohkan sampah eceng gondok di kawasan danau Toba yang sudah bisa dicarikan solusinya oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Humbang Hasundutan.
Karena itu ia kembali menyarankan agar Pemkab lainnya di sekitar danau Toba untuk dapat mencontoh mesin pengolah eceng gondok seperti yang sudah diterapkan di Humbang Hasundutan.
Ia menyebutkan manfaat eceng gondok yang telah diolah, yakni dapat menjadi humus atau pupuk, dan berpotensi membantu petani.
“Persoalan keramba jaring (yang ada di danau Toba -red) juga agar dapat dicari solusinya. (Danau Toba -red) jangan menjadi jorok, tertibkan (keramba-keramba jaring -red) itu,” tegas Menko Luhut. (MS1/MS1)