mediasumutku.com| MEDAN- Untuk memperluas pangsa ke pasar ASEAN, Kementerian Perdagangan terus berupaya mendorong para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Indonesia untuk mengambil manfaat perdagangan melalui sistem elektronik.
Upaya tersebut salah satunya dilakukan melalui penyelenggaraan Diskusi Kelompok Terarah (Focus Group Discussion/FGD) yang mengusung tema ‘Integrasi E-Commerce oleh UMKM’ di Kota Bekasi, hari ini, Senin (31/5/2021).
Kegiatan ini merupakan salah satu upaya pemerintah menyebarluaskan hasil perundingan ASEAN Agreement on E-Commerce yang merupakan komitmen negara anggota ASEAN untuk memfasilitasi transaksi perdagangan intra-ASEAN melalui niaga elektronik/niaga-el (e-Commerce).
FGD ini merupakan kerja sama antara Kemendag, Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Bekasi, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, PT Rumah Produk Indonesia, dan Shopee Indonesia.
“Kerja sama perdagangan niaga-el di tingkat ASEAN melalui ASEAN Agreement on E-Commerce harus dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh Indonesia. Indonesia harus dapat mengambil manfaat semaksimal mungkin dari perjanjian ini. Sehingga, tidak hanya menjadi pasar bagi produk negara lain,” jelas Direktur Perundingan ASEAN Kemendag Antonius Yudi Triantoro, Senin (31/5/2021).
Yudi menjelaskan, Indonesia memiliki peluang yang besar dalam memanfaatkan bidang niaga-el. Hal itu mengingat Indonesia merupakan negara dengan sistem niaga-el yang relatif paling maju dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya.
Menurut hasil penelitian Google, Temasek, Bain and Company, pada tahun 2020, nilai transaksi niaga-el Indonesia tertinggi di Asia Tenggara, yakni, mencapai USD 32 miliar. Sebagai wujud nyata pemanfaatan niaga-el, Kemendag juga mendorong keikutsertaan para pelaku UMKM dan platform niaga-el nasional untuk berpartisipasi dalam ASEAN Online Sale Day, yang merupakan kegiatan rutin bertepatan dengan peringatan hari lahir ASEAN.
“Kami mendorong UMKM Indonesia untuk memasarkan produknya ke kawasan ASEAN yang berpenduduk lebih dari 650 juta jiwa atau 8,5 persen dari total penduduk dunia,” imbuh Yudi.
Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Bekasi Tedi Hafni Tresnadi menyampaikan, terdapat indikasi pengguna niaga-el mengalami peningkatan jumlah secara signifikan.
Hal itu dapat dilihat dari penurunan angka penjualan oleh para pedagang luring. Namun, masih terdapat tantangan untuk beradaptasi dengan kebiasaan baru, diantaranya pembiayaan, bahan baku yang harganya relatif kurang terjangkau, penguasaan teknologi, dan pengurusan perizinan.
“Kami mendorong para pelaku usaha di Kota Bekasi agar melakukan inovasi untuk beradaptasi dengan kebiasaan baru melalui peningkatan kualitas produk, efisiensi biaya produksi, peningkatan variasi produk, peningkatan kapasitas, serta aktif mengikuti bazar dan pasar murah,” tegas Tedi.
Sedangkan, Head of Public Policy and Government Relations Shopee Indonesia Radityo Triatmojo menyampaikan, Shopee sangat mendukung dan menyambut baik upaya Kemendag mendukung pelaku UMKM di Indonesia meningkatkan pangsa pasar khususnya di kawasan Asia Tenggara.
“Shopee siap untuk mendukung penuh para pelaku UMKM agar dapat berpartisipasi dalam transaksi melalui niaga-el di kawasan ASEAN, termasuk melalui Program Ekspor Shopee,” ujarnya.
Direktur Utama PT Rumah Produk Indonesia, Nursyamsu Mahyuddin, menambahkan, ada tiga tips untuk melakukan ekspor, yaitu, tetapkan produk andalan, manfaatkan niaga-el, serta manfaatkan dukungan yang ada, baik dari pemerintah, asosiasi usaha, komunitas, dan perwakilan Indonesia di luar negeri. (MS11)