Scroll untuk baca artikel
Kesehatan

10 Wabah Penyakit Paling Mematikan Sepanjang Sejarah Dunia

×

10 Wabah Penyakit Paling Mematikan Sepanjang Sejarah Dunia

Sebarkan artikel ini

Mediasumutku.comI Penyakit, baik karena virus ataupun bakteri dapat menyerang siapapun. Sepanjang sejarah dunia, berbagai penyakit telah bermunculan dan tidak sedikit yang telah menyebabkan banyak kematian hingga saat obatnya ditemui. Berikut adalah 10 wabah penyakit paling mematikan sepanjang sejarah manusia.

Wabah Athena atau Plague of Athens merupakan penyakit epidemik mematikan yang awal mulanya terjadi di Yunani selama perang Peloponnesian pada tahun 430 SM. Para sejarawan tidak bisa memastikan plague macam apa yang terjadi karena merasa ragu dengan penyakit lainnya seperti typhoid, cacar, dan campak. Tapi setidaknya mereka yakin bahwa Plague of Athens ini merupakan bentuk lain dari Bubonic Plague.

Penyakit ini diperkirakan menginfeksi orang sebanyak 75.000 sampai 10.000 orang perharinya dan hampir membunuh 25% dari populasi kota. Penyakit ini menyebar dengan sangat cepat sampai daerah Mesopotamia dimana cuaca saat itu sangat panas dan lembab.

Ketika pasukan Roma kembali dari Mesopotamia pada tahun 165, mereka tidak pulang dengan tangan hampa. Mereka tidak akan mengira bahwa pasukan mereka tersebut membawa salah satu penyakit paling mematikan sepanjang sejarah manusia. Bersama mereka, ikut pula sebuah penyakit mematikan yang membunuh lebih dari 5 juta orang dalam waktu 10 tahun. Wabah Antonie atau Antonie Plague, yang diperkirakan disebabkan oleh penyakit cacar.

Pada tahun 251, sebuah penyakit mematikan kembali muncul di daerah Eropa. Karena gejala yang sangat serupa, banyak orang percaya bahwa ini merupakan kembalinya Wabah Antonine. Peristiwa tersebut sekarang dikenal dengan sebutan Plague of Cyprian, tercatat bahwa penyakit ini telah membunuh 5.000 orang per hari.

SARS (China) – 2003

Mungkin beberapa dari Anda masih ingat dengan nama penyakit satu ini? Ya, SARS. Merupakan sebuah penyakit virus yang menganggu saluran perpasan manusia. Kasus terakhirnya diketahui terjadi pada bulan Juni 2003.

Awal mula kemunculan penyakit mematikan ini dimulai dari Cina dan kemudian menyebar ke beberapa negara seperti Asia, Amerika, lalu Eropa. Di Cina, penyakit ini diketahui bahwa penyebarannya adalah melalu hewan mamalia dan telah menginfeksi lebih dari 8.000 orang hanya dalam waktu seminggu. Walaupun sebenarnya penyakit ini tidak mengakibatkan banyak korban meninggal tapi karena mutasi virus ini yang sangat cepat maka penyakit ini cukup dinyatakan sangat berbahaya bagi dunia.

Baca Juga:   Oktober 2019, CNI National Convention 2019 Digelar di Bali

Dikenal juga sebagai salah satu penyakit mematikan dalam sejarah yang diketahui telah membuat jutaan orang kehilangan nyawanya antara tahun 1816 hingga tahun 1960. Sumber dari penyakit mematikan ini adalah disebabkan karena banyaknya orang yang mekomsumsi makanan dan minuman yang telah terkontaminasi oleh bakteri dengan nama ilmiah Vibrio Cholerae.

Penyakit Kolera ini pertama kali muncul di India yang telah menyebabkan setidaknya 40 juta jiwa telah melayang antara tahun 1817 dan 1860. Penyakit mematikan ini kemudian menyebar sampai wilayah Eropa Barat dan Amerika. Bahkan pada permulaanya saja di pertengahan tahun 1800 diperkirakan bahwa Wabah Kolera telah merenggut nyawa ratusan ribu korban jiwa.

The Third Pandemic atau Wabah Pandemik Ketiga sebenarnya hanyalah sebutan sederhana dari sebuah pandemik setelah Wabah Justinian (Plague of Justinian) dan Maut Hitam (The Black Death). Walaupun begitu wabah ini tidak dapat dipungkiri adalah salah satu wabah paling mematikan yang pernah terjadi di sejarah manusia.

Dimulai di wilayah Cina pada tahun 1850-an. Penyakit mematikan ini tercatat telah membunuh hingga12 juta orang hanya di Cina dan India. Pada bulan Maret 1894, Canton, tercatatkan sebanyak lebih dari 60.000 orang meninggal setiap minggunya.  Dikarenakan arus perdagangan dan pertukaran maka pemyakit ini akhirnya menyebar ke beberapa negara besar seperti contohnya adalah Amerika. Berdasarkan data WHO, pandemik ini masih aktif hingga tahun 1959 yang pada tahun itu saja tercatatkan setiap tahunnya minimal ada 200 korban jiwa.

Pada era modern ini, penyakit cacar mungkin hanyalah sekedar penyakit ringan yang berasal dari virus dengan nama ilmiah Variola dan walaupun sangat mengganggu tapi dapat relatif mudah disembuhkan. Sayangnya hal itu tidak berlaku sama pada saat sejarah wabah penyakit ini muncul.

Baca Juga:   BNPB : Kunci Keberhasilan Penanganan Covid-19 Ada Di Masyarakat

Ketika era politik dan perang revolusioner sedang terjadi di pesisir timur, sebuah penyakit yang dinamai The Great Smallpox atau singkatnya Cacar tengah menyerang seluruh benua Amerika Sebelah Utara, tepatnya pada tahun 1775 sampai dengan tahun 1782. Karena terjadinya perang Amerika maka tidak banyak yang diketahui mengenai wabah penyakit mematikan satu ini, namun yang diketahui adalah setidaknya hingga abad ke-20 setidaknya penyakit Cacar ini telah merenggut 300 Juta Korban Jiwa.

Dianggap sebagai penyakit pandemik paling mematikan pertama yang pernah tercatat dalam sejarah manusia. Wabah Justinian atau Plague of Justinian merupakan penyakit mematikan yang muncul di era kekaisaran Bizantium sekitar tahun 541. Nama dari wabah ini berasal dari Kaisar Roma Timur pada saat itu yaitu Justinian I. Ia adalah Kaisar yang berkuasa pada saat pandemik ini terjadi pertama kali, dan walaupun ia juga terkena penyakit ini namun ia berhasil hidup dari wabah mematikan Justinian.

Walaupun tidak diketahui secara pasti berapa jumlah korban yang menderita penyakit ini, namun diperkirakan sebanyak 100 juta orang di seluruh dunia dengan rata-rata 5.000 orang per hari selalu meninggal karena penyakit ini.

The Great White Plague atau singkatnya TBC (Tuberculosis), pada saat itu merupakan sebuah wabah penyakit menular yang melanda wilayah Eropa di abad ke-17. Wabah ini bertahan dalam waktu yang cukup lama sampai dengan 200 tahun bahkan dapat disebut hingga era modern sekarang ini. Ia juga adalah penyebab kematian besar pada tahun 1650.

Lingkungan yang buruk semakin membantu penyebaran penyakit ini dan membuat semakin banyak korban berjatuhan. Pada tahun 1900 saja sudah tercatatkan sekitar 110.000 penduduk America yang meninggal akibat penyakit TBC.

Baca Juga:   Walikota Bukittinggi Umumkan 1Pasien Positif Covid-19

Penyakit yang popular karena sebutan The Black Death ini sebenarnya adalah salah satu penyakit menular yang melanda wilayah Eropa pada tahun 1348 sampai 1351 namun telah membunuh sebanyak 25% hingga 60% seluruh populasi penduduk Eropa. Tentu saja ada estimasi lain yang mencoba lebih akurat dengan mengatakan bahwa korban jatuh mencapai lebih dari 75 juta hingga 200 juta jiwa.

Wabah ini juga dikenal dengan nama The Great Mortality atau The Pestilence. Merupakan penyakit pandemik mematikan kedua yang terjadi pada abad pertengahan sesudah The Justinian Plague yang terjadi pada abad ke-6.

Beberapa dari Anda mungkin lebih mengenal wabah paling mematikan sepanjang sejarah ini dengan sebutan Spanish Influenza. Flu Spanyol sendiri adalah gelombang flu paling pertama yang pernah terjadi dan merupakan salah satu jenis dari berbagai virus influenza lainnya.

Flu Spanyol pertama kali dimulai pada tahun 1918 yang kemudian menyebar dengan sangat cepat dari Asia, Eropa, hingga juga Amerika bagian utara. Penyakit ini bertanggung jawab atas banyak sekali korban yang meninggal. Hanya dalam rentang waktu 2 tahun saja, diperkirakan telah ada 50 hingga 100 juta orang yang meninggal karena wabah paling mematikan satu ini. Hanya di Amerika Serikat saja diketahui lebih dari setengah populasinya telah meninggal.

Seperti kebanyakan wabah di daftar ini, pada saat penyakit ini pertama kali muncul, para penderitanya sudah divonis pasti meninggal. Karena seperti sekarang ini, tidak ada perawatan medis yang dapat menyembuhkan virus flu (obat era modern ini hanya memperpendek umur hidup si virus).

Yang bisa dilakukan dokter hanyalah mencoba membuat pasien lebih merasa nyaman. Pada saat itu, mereka yang “beruntung” akan meninggal tenggelam di paru-paru mereka sendiri. Sebaliknya mereka yang tidak, akan terkena infeksi bakteri kedua dan harus meninggal dengan sangat menderita.(MS4?Sita/tahupedia.com)