HUMBAHAS – Wakil Gubernur (Wagub) Sumatera Utara (Sumut) Musa Rajekshah bersama Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL) Asahan Barumun melaksanakan aksi penanaman pohon. Juga dilakukan pembagian bibit produktif kepada warga di Desa Simangulampe, Kecamatan Baktiraja, Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas), Rabu (8/12).
Kepala BPDASHL Asahan Barumun Dwi Januanto Nugroho menyampaikan, pihaknya memiliki areal lahan peta batas Daerah Aliran Sungai (DAS) sebanyak 293 unit DAS dengan luas 4,5 juta hektare. Area terluas meliputi Barumun, Asahan, Batang Gadis, Kualuh dan Batang Toru.
“Dari lima besar ini ada kawasan yang dinamakan DAS Asahan-Toba yang menjadi super prioritas bersamaan dengan upaya pemerintah yang menjadikan wilayah ini sebagai Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) dengan isu-isu lingkungan yang melekat di dalamnya,” ujarnya.
DAS Asahan Toba, lanjutnya, diklasifikasikan sebagai DAS yang dipulihkan dan dipertahankan. “Maka harus ada intervensi-intervensi yang harus dilakukan dan tantangan kami sendiri ada pada wilayahnya yang kering, terjal, lahan curam dan sangat curam,” ujarnya.
Untuk itu, pihaknya terus melakukan upaya pemulihan di antaranya dengan melihat kondisi fisik lahan, melihat ketersediaan lahan, pola tanam dan melihat kapasitas kelola sumber daya baik SDM, finance, sarana prasaran dan kelembagaan. BPDASHL Asahan Barumun juga melakukan terobosan rehabilitasi dan lahan Danau Toba dengan membuat kompos blok dan lainnya.
Penanaman pohon dan pembagian bibit produktif juga menjadi upaya pemulihan dan peningkatan fungsi lahan serta pelestarian lingkungan. “Jenis vegetasi tanaman yang kita kembangkan ada kacang macadamia yang disebar dengan cara ditembak melalui drone pada kawasan yang terjal, aren, tabebuya, pinus, kopi dan bibit Multi Purposes Tree Species (MPTS) lainnya,” ujarnya.
Menanggapi hal ini, Wagub Musa Rajekshah menyampaikan, Danau Toba sebagai danau air tawar terbesar di dunia dengan kekayaan alam yang sangat indah mengantarkan Danau Toba menjadi Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) harus sama-sama dilestarikan, baik itu pemerintah dan masyarakat.
“Kegiatan penanaman pohon ini jangan hanya sekadar menanam saja, tapi dipetakan dahulu wilayahnya yang mau ditanam karena tak semua area bisa ditanami tumbuhan karena batuan. Setelah itu, jangan setelah ditanam kemudian ditinggal, harus ada edukasi ke masyarakat tentang pentingnya pohon ini sehingga bisa sama-sama dijaga,” ujar Ijeck, sapaan akrabnya.
Ijeck juga meminta pohon yang akan ditanam harus pohon atau jenis bibit tanaman prospektif dan bermanfaat bagi masyarakat. “Contohnya, dulu katanya di sini pohon kemiri banyak, coba dikembangkan bibitnya sehingga di sini bisa dikenal jadi penghasil kemiri,” katanya.
Sebelumnya, Ijeck juga telah berkomunikasi dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan terkait penghijauan Danau Toba yang harus dilakukan cepat seiring dengan hujan buatan yang sudah dilakukan oleh Inalum sebagai upaya menjaga kelestarian kawasan Danau Toba dan membantu operasional PLTA.
“Harus dipikirkan bagaimana agar tidak ada erosi dan longsor karena jumlah pohon yang makin terbatas karena perkembangan masyarakat yang butuhkan lahan untuk hidup dan dari situlah, Bapak Menteri Luhut juga sudah memerintahkan seluruh perusahaan-perusahaan memberikan CSR-nya untuk penghijauan,” katanya.
Sementara itu, Wakil Bupati Humbahas Oloan Paniaran Nababan mengucapkan terima kasih atas perhatian pemerintah atas kemajuan daerahnya. “Pelestarian DAS dan lingkungan tugas kita bersama, harus mempunyai hati dan nurani untuk menjaga dan melestarikan. Terdapat lahan kritis yang cukup luas, mari menanam pohon agar menjadi areal hijau, bibit yang ditanam juga harus multifungsi seperti mangga alpukat dan lainnya,” tutupnya.