Scroll untuk baca artikel
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
previous arrow
next arrow
Nasional

ACT: Atasi Kemiskinan Diperlukan Instrumen Khusus

×

ACT: Atasi Kemiskinan Diperlukan Instrumen Khusus

Sebarkan artikel ini

mediasumutku.com| MEDAN-Secara nasional, Badan Pusat Statistik merilis angka kemiskinan di Indonesia naik hampir satu persen pada September 2020 jika dibandingkan dengan September 2019, yaitu mencapai 2,76 juta orang atau 10,19 persen.

Ketua Dewan Pembina Global Wakaf-ACT Ahyudin menjelaskan, perlu instrumen khusus dalam menyelesaikan kemiskinan ini. Pihaknya berkeyakinan bahwa bencana kemiskinan lebih dahsyat dari bencana alam, lebih dari sekadar bencana kemanusiaan.

“Butuh instrumen dan solusi yang bukan sekadar sedekah atau infak biasa. Lagi-lagi, Allah SWT memberitahu kepada kita bahwa instrumen langit, instrumen rabbaniyah, untuk bisa mengatasi bencana kemiskinan itu adalah wakaf,” jelas Ahyudin dalam Wakaf Economics Forum dengan tema Kebermanfaatan Tanpa Batas, Sabtu (3/4/2021).

Baca Juga:   Sahabat Dermawan Siap Dampingi Penyintas Bencana di NTT

Membebaskan kemiskinan umat menurut Ahyudin, harus dimulai dengan menguasai ekonomi. Untuk menguasai ekonomi, perlu memiliki korporasi dan memiliki modal. Modal inilah yang berasal dari wakaf.

Namun Ahyudin mengungkapkan, bahwa selama ini kemanfaatan wakaf hanya sering dibahas dari segi fikih belaka.

“Ibadah itu mestinya kontekstual. Kalau keadaan hari ini umat yang tidak berdaya dengan kemsikinan, maka ibadah terbaik kita adalah menyelesaikan kemiskinan umat,” jelas Ahyudin.

Padahal, menurut Ahyudin, pengelolaan wakaf dapat dijadikan aset produktif yang kebermanfaatannya tanpa batas. Sebab itu, Global Wakaf-ACT saat ini terus menggagas berbagai program wakaf seperti, Wakaf Sawah Produktif, Wakaf Ternak Produktif, Wakaf Pangan Produktif, Wakaf Air Produktif, serta Wakaf Modal Produktif.

Baca Juga:   Gerobak Wakaf Dukung Pelaku Usaha Mikro di Masa Pandemi

Pelayanan kepada umat melalui wakaf ini diharapkan meningkat kedepan. Salah satu pembicara yakni, Prof. Dr. Nazaruddin A. Wahid selaku Ketua Badan Baitul Mal Aceh mencontohkan, urgensi peningkatan yang dimaksud dengan kondisi wakaf di kota Serambi Mekah tersebut.

“Hampir semua daerah, desa, kampung, di Aceh ini memiliki tanah wakaf, sumber dan aset wakaf. Namun, profesionalisme dalam pengelolaan tanah wakaf itu masih perlu peningkatan,” ujarnya.

Disamping itu, pemahaman masyarakat terhadap wakaf juga mesti diperdalam. Sebab itu, Profesor Nazaruddin berharap, kerja sama dengan Global Wakaf-ACT dan wakif di Aceh dapat meningkatkan pemahaman masyarakat tentang kebermanfaatan wakaf.(MS11)